Ataya tidak pernah menyangka bahwa orang yang dinikahinya adalah calon kakak iparnya sendiri, kekasih dari kakaknya Dara, yang meninggal seminggu sebelum pernikahan keduanya terlaksana. Yang Ataya tidak sangka lagi, kenapa Agam mau menerima pernikah...
I remember, the day you looked so sad I was afraid you'd see my trembling shoulders Let me go like a dream that'll go away when you open your eyes If not, stay by my side
***
Dara memasuki sebuah kamar yang sudah lama tidak berpenghuni, karna ditinggal pergi ke negeri orang oleh sang pemilik setahun yang lalu. Hari ini, adalah hari lamarannya dengan Agam, namun Ataya tidak bisa hadir dikarenakan sedang masa-masa ujian akhir. Maka dari itu, saat ini entah kenapa Ia merasakan rindu yang teramat sangat kepada adiknya, Ataya. Perbedaan waktu yang hampir setengah hari membuat keduanya terhalang oleh waktu dalam hal berkabar. Sudah beberapa hari ini Ataya tidak membalas pesannya, membuat Dara dirudung khawatir kepada adik satu-satunya itu. Untuk mengurangi rasa rindunya, Dara berniat untuk ke kamar Ataya, sekedar melihat barang-barang gadis itu yang tertata rapih di kamarnya yang bernuansa soft-pink. Beberapa foto terpajang di meja kerja gadis itu, mulai dari foto Bersama keluarga, Bersama Dara dan Bersama sahabat satu-satunya Dara yaitu Chloe. Dara tersenyum saat memandang potret keduanya yang berada di salah satu kota impian, Paris. Dara ingat foto itu diambil 2 tahun yang lalu di liburan terakhir Mereka ke Paris, sebelum penyakit Dara kembali kambuh. Memori saat keduanya berlibur kembali terngiang di kepalanya.
Ataya gadis yang menyenangkan dan juga pendengar yang baik, Ia bisa menjadi sosok yang talkactive apabila menemukan sesuatu yang menurutnya menarik juga bisa menjadi sosok pendengar yang baik jika Dara sedang bercerita padanya. Meskipun jarang sekali keduanya menghabiskan waktu apalagi semenjak Ataya bekerja, tapi Dara tahu bahwa Ataya sangat menyayanginya, waktunya dihabiskan untuk berobat sehingga untuk memerhatikan Ataya saja Ia tidak sempat. Ataya yang mulai sibuk dengan pekerjaannya, juga Dara yang harus bolak-balik ke rumah sakit, sempat beberapa kali Ataya masih mengantar jemputnya dikarenakan Ia tidak diperbolehkan membawa mobil, dan disaat-saat moment seperti itulah Dara bisa mengetahui update kehidupan dari adiknya itu.
Dara mengambil salah satu pigura yang menunjukan foto keduanya, Dara yang mengenakan bando kelinci dan Ataya yang mengenakan penutup mata di kepalanya sedang mencium pipinya dengan gemas. Dara mengelus foto tersebut, Ia sangat menyayangi adiknya, Dara juga tahu bahwa adiknya itu slalu berkorban banyak untuknya. Mulai dari perhatian kedua orang tuanya yang tidak sepenuhnya terbagi untuk Ataya sedari kecil bahkan untuk hal-hal kecil lainnya yang tanpa Dara sadari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Adik kakak yang cantik, semoga dimanapun kamu, slalu disertai kebahagiaan ya, dek. Ka Dara sayang Ataya banget," Gumamnya sambil memeluk salah satu bingkai foto, sesuatu jatuh dari balik bingkai tersebut, membuat Dara mengernyit bingung.
Sebuah kertas berukuran kecil dengan sebuah tulisan tangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.