A Nightmare

3.6K 378 37
                                    

Our unfinished fate
Is stopped here
Even if we live in longing tears
It's like the scattering wind
*****

Agam sedang berada di tengah sebuah rapat penting mengenai proyek yang akan dikerjakannya nanti bersama dengan Ketua Tim dan Direksi di kantornya saat menerima pesan dari Ataya yang langsung membuat tubuhnya lemas, pegangan pada ponselnya terlepas...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Agam sedang berada di tengah sebuah rapat penting mengenai proyek yang akan dikerjakannya nanti bersama dengan Ketua Tim dan Direksi di kantornya saat menerima pesan dari Ataya yang langsung membuat tubuhnya lemas, pegangan pada ponselnya terlepas sehingga menimbulkan tanda tanya bagi orang yang ada disana. Agam menunduk meminta maaf sambil meminta izin untuk ke kamar mandi, untuk memastikan sekali lagi bahwa apa yang Ia baca dari pesan yang dikirimkan oleh Ataya adalah hanya halusinasinya.

Namun beberapa kali pun Agam membaca ulang, pesannya masih sama, dan malah semakin Ia baca semakin mengabur, tanpa terasa air mata menggenangi di pelupuk matanya dan hanya butuh kedipan sekali maka akan turun membasahi wajahnya. Dengan tangan bergetar Agam mencoba untuk menelpon Ataya, berkali-kali, namun tidak ada jawaban, mengirim pesan sebanyak apapun rasanya percuma. Ataya sudah ada dalam keputusan akhirnya, Ia ingin berpisah dengan Agam disaat dirinya sudah jatuh begitu dalam terhadap Ataya, disaat dirinya sudah merasakan kebahagiaan yang Ia harapkan –yang sudah tidak pernah Ia impikan sejak beberapa bulan lalu— namun bersama Ataya Ia mendapatkannya, disaat dirinya sudah mulai menerima kehadiran Ataya dengan sepenuh hati dan bahkan menyayanginya lebih dari yang Ia tahu, disaat dirinya sudah menyadari bahwa Ataya jauh lebih berarti didalam hidupnya. Tapi, kenapa? Apa yang menyebabkan Ataya ingin berpisah darinya? Hubungan Mereka akhir-akhir ini sedang baik-baik saja, memang sempat agak renggang namun semalam Mereka sudah berbaikan, bukan? Bahkan Ataya tidur dalam pelukannya, Mereka juga bercerita seperti biasanya, tapi kenapa hari ini semuanya berubah? Kenapa Ataya-nya justru meminta berpisah dengannya.

Agam merasa dunianya seakan runtuh dalam waktu sekejap, yang tidak pernah Ia harapkan ini akan terjadi lagi dalam hidupnya, justru Ia kembali merasakan namun dalam kadar yang luar biasa hebatnya. Agam tidak bisa menumpukan tubuhnya pada apapun, seolah semua yang ada di sekitarnya kosong seketika seperti hidupnya saat ini, hingga akhirnya Ia jatuh terduduk dilantai dengan ponsel di tangan, menampilkan layar ponselnya yang terpampang wajah Ataya yang sedang tersenyum cantik, yang Ia ambil secara diam-diam tanpa sepengetahuan istrinya itu saat Mereka sedang pergi untuk berlibur di Bandung beberapa waktu lalu.

"Aku sayang kamu, Mas."

"Mas, gimana kalau kita pindah ke Bandung aja, ya? Aku pengen punya rumah disini,"

"Mas, lihat deh lucu banget itu anak kecilnya pake bando gitu."

"Mas... jangan pergi, ya."

"Mas jangan terlalu di forsir kerjanya. Secukupnya aja. Kalau Mas capek, Mas bisa istirahat, gausah dipaksain."

"Mas janji mau ajak aku kesini?"

Suara-suara yang muncul di kepalanya, kembali membawanya pada kenangan saat dirinya bersama dengan Ataya, obrolan-obrolan kecil yang kembali membawanya pada saat keduanya masih baik-baik saja, seakan kembali mengingatkannya bahwa Ia pernah bahagia, bahwa ini bahagia yang Ia harapkan. Melihat Ataya, mendengarnya dan slalu ada disampingnya, menjadi sesuatu yang Agam upayakan lebih dari apapun, kalau Ia tidak bisa melakukan itu semua lagi, bagaimana hidupnya nanti? Apa yang harus Ia harapkan lagi? Mungkin usahanya selama ini untuk membangun kehidupan rumah tangganya bersama Ataya masih kurang? Mungkin usahanya selama ini masih belum terlihat sehingga Ataya memutuskan untuk pergi?

ᴅʀᴀᴡ ᴀ ʟᴏᴠᴇ | JaeroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang