Sebuah surat

5.3K 252 5
                                    

Tidak ada sebuah perpisahan kecuali ada pertemuan, tidak ada cinta kecuali Allah yang mengijinkan.

-Aksara Cinta-

~♡~

Sudah seminggu Ameera tidak melihat Adhias, bukan karena ia rindu tapi karena penasaran yang selalu menghantui nya. Banyak sekali pertanyaan yang ingin Ameera tanyakan tentang ucapan Adhias yang secara tiba-tiba ingin serius dengannya membuat Ameera gelisah karena tidak kunjung menemukan satupun jawaban dari Adhias.

Ameera  duduk didepan teras ndalem, bersama sunyi  malam dan hanya terdengar suara lantunan ayat suci Al-Quran yang berasal dari masjid, biasanya malam seperti ini Ameera melihat Adhias yang sedang bercengkrama dengan para santri putra didepan teras masjid, tapi kali ini tidak ada lagi sosoknya yang tegap berdiri didepan mimbar untuk mengisi ceramah. Apakah ia merindukannya?

"Kenapa belum tidur?" Tanya Bu Aisyah, duduk disamping Ameera sambil membawa secangkir teh .

"Diminum, cuacanya lagi dingin" kata Bu Aisyah yang merasakan angin dingin.

"Makasih umi, seharusnya umi gak perlu repot-repot bikin ini untuk Ameera" ucap Ameera tak enak.

Bu Aisyah tersenyum "gpp, gak ada yang direpotkan ko"

Ameera mengangguk dan tersenyum, mengucapkan terimakasih. Setelah beberapa menit diam Ameera berpikir jika Bu Aisyah pasti tau kemana Adhias pergi, tapi sayangnya ia tidak berani untuk menanyakan hal tersebut. Sampai akhirnya terdengar helaan nafas.

"Umi aneh sama Adhias, disuruh menikah malah nolak. Tapi giliran disuruh ngurus santri yang begitu banyak malah mau" Aisyah menggelengkan kepalanya, tidak mengerti dengan jalan pikir anak sulungnya.

Ameera jadi ingat perkataan Fatma dan Laila, bahwa Adhias lebih memilih mengurus santri dibandingkan menikah. Laki-laki yang berbeda, jika di luar sana banyak yang berlomba-lomba untuk mendapatkan wanita yang dia sayang dan menikahinya agar bisa memiliki seutuhnya , tapi berbeda dengan Adhias. Lebih memilih sendiri dan mengurus pesantren tanpa mau mencari tulang rusuk nya.

"Mungkin belum menemukan yang tepat, umi"

Bu Aisyah mengangguk, membenarkan apa yang dikatakan Ameera. "Itu salah satu alasan dia pergi"

Ameera membulatkan matanya "pe-pergi?" Saking syok nya Ameera gugup saat bertanya.

"Iya, Adhias pergi ke Jabal Rahmah dimana tempat pertama kali nabi Adam dan hawa bertemu setelah berpisah sangat lama, dia bilang dia ingin menemukan jawaban di sana"

"Kenapa harus ke Jabal Rahmah, kenapa gak shalat istikharah aja umi?"

"Karena kebetulan dia terpilih untuk mewakili Gus muda berprestasi untuk datang bertemu dengan raja Arab, jadi Adhias memutuskan untuk mencari jawaban di bukit cinta, yaitu Jabal Rahmah "jelas Bu Aisyah.

Ameera diam, kini ia menemukan jawaban dimana keberadaan Adhias sekarang. Ameera bangga saat tau berita tersebut, bagaimana tidak? Seorang Adhias yang menyebalkan bisa mewakili pesantren, tidak diragukan lagi jika Adhias memang laki-laki yang berbeda, laki-laki yang memiliki sejuta rahasia dan sejuta keberhasilan yang dia dapatkan.

"Oh iya, ini buat kamu. Adhias sebelum pergi menitipkan kepada umi untuk dikasih ke kamu, maaf baru umi kasih ke kamu. Soalnya akhir-akhir ini umi sibuk keluar pesantren buat ngisi pengajian " ucap Bu Aisyah sambil memberikan kotak berukuran kecil berwarna hitam.

Aksara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang