Selamat membaca (/^-^(^ ^*)/
Karna guru sedang rapat jadi banyak kelas yang jam kosong, mereka memanfaatkan waktu tersebut dengan bermain bola untuk laki-laki sedangkan perempuan banyak yang bercerita di koridor
Zia berjalan menyusuri koridor dengan pandangan yang mengarah ke lapangan berharap agar ia bertemu dengan sang pujaan hati, namun nihil tidak ada Alif di lapangan
Mata nya menyelusuri koridor ternyata teman teman nya dan Alif berada di koridor tepat di dekat nya, kalau ia balik ia tak tau ke mana tujuan nya ingin ke perpustakaan di sini namun dia tak enak melewati mereka
"Eh!!" Ucap Zia saat ada tangan yang merangkul nya, Zia menoleh ternyata Abimanyu yang melakukan nya
"Sorry!!" Ucap Abimanyu menyingkir kan tangan nya dari pundak Zia
"Mau ke mana?" Tanya Abimanyu
"Ke perpustakaan!!" Ucap Zia
"Bareng aja gue juga mau ke koperasi!!" Ujar Abimanyu yang di angukin oleh Zia. Ini kesempatan nya agar melewati mereka Tampa rasa canggung
"Lo tau gue tadi di hukum pak kumis!!" Ucap Abimanyu
"Lah kok bisa?"
"Karna gue lompat pagar belakang, baru aja mau lompat kata pak kumis gini 'eh monyet mau kemana kamu!! Setau saya ini sekolah manusia bukan sekolah kera' orang ganteng kek gini di bilang monyet!!" Ujar Abimanyu sedikit kesal, Zia tertawa hingga mata nya menyipit,
Sendari tadi Alif mengepalkan tangan saat melihat Zia yang tertawa bersama Abimanyu lewat di hadapannya membuat mata nya sumpek melihat itu
"Lah itu Zia Lo nggak cemburu lif?" Ucap viona mereka menoleh ke arah Alif, Alif hanya diam dengan wajah datar dan tatapan tajam
"Friendly banget!!" Guman viona
"Vi!!" Tegur Calvin
"Lah emang bener kan, kalau dia udah punya pacar seharusnya jangan deket-deket sama cowok lain!!" Ujar viona
"Mulut Lo nggak pernah di sekolahi " ceplos Adi
"Emang_"
"Kalau Lo nggak tau apa apa itu diem!!" Centus Gracia menatap datar viona
"Alif aja Deket sama perempuan lain. Begitu juga dengan Zia lah!!" Ucap Gracia sebelum pergi dari situ, Alif berdiri dari duduk nya dan meninggalkan teman temannya Tampa satu kata
Alif mencari Zia di taman namun nihil tidak ada gadis itu Alif juga mencari gadis itu di berbagai tempat cuma satu tempat yang belum ia cari yaitu perpustakaan, dengan wajah datar tangan yang di masukan ke dalam saku celana Alif berjalan menuju perpustakaan
Sesampainya di perpustakaan benar ternyata gadis itu berada di sana, Alif berjalan ke tempat Zia yang berada di sudut dengan membaca buku, Zia yang merasa ada yang duduk di sebelah nya menoleh ternyata Alif
Zia tersenyum kepada laki laki itu sedangkan Alif hanya menampilkan wajah datar dan dingin membuat Zia sedikit takut saat laki laki itu menatap nya dengan tajam
Mata Zia tak sengaja melihat luka lebam yang berada di sudut bibir laki laki itu, Zia menutup buku nya tangan nya telurur untuk memegang luka tersebut namun belum sampai tangan nya sudah di remas Alif, Zia meringis karena remasan laki laki itu benar benar kuat
"S-sakit!!" Ucap Zia menatap Alif agar melepaskan tangan nya, Alif melepas dengan kasar hingga tangan nya mengenai pinggiran meja,
"Sengaja manas manasi gue Hm?" Ujar Alif dengan kata penuh penekanan
"Maksud kamu!!"
"Jangan pura pura bego!!"
"Aku beneran ngg_"
"Maksud Lo apa jalan berdua dengan Abimanyu Zi? Gue udah beberapa kali liat Lo sama Abimanyu sialan itu!!" Ucap Alif
"Lif aku nggak ada apa apa sama_"
"Ini peringatan buat Lo. Jangan deket dengan dia lagi!!" Ucap Alif
"Kalau aku minta kamu buat jauh dari neryra?" Ujar Zia yang memberanikan diri untuk berbicara seperti itu
"Dia_"
"Dia sakit kan?dia nggak mau minum obat sama kontrol kalau nggak ada kamu? Lif neryra udah gede bukan anak kecil lagi kenapa kalau apa apa selalu kamu yang harus ngingetin dia!!"
"Orang tuanya meninggal Zi dan Lo tau itu. Iya gue tau keluarga Lo Cemara jadi Lo bisa ngomong kek gini" ucap Alif sedikit meninggi
"Cemara? hahaha" Zia tertawa hambar saat sang kekasih mengira keluarga nya Cemara
"Tapi dia masih punya keluarga kan lif? Kenapa harus kamu yang harus ngertiin Dia tapi kamu nggak pernah ngertiin aku"
"Lo egois Zi!! Seharusnya sesama perempuan Lo ngerti, hidup neryra jauh beda sama hidup Lo yang nggak ada masalah!!" Ucap Alif pergi dari sana dengan wajah kecewa dengan gadis nya
Air mata Zia turun dengan sendirinya membasahi pipi gadis itu, Zia mengelap dengan kasar air mata yang turun dengan deras
"Kamu nggak bakal tau lif kalau hidup aku nggak beda jauh sama neryra, neryra masih enak lif masih ada keluarga dan kamu untuk dia pulang. Sedangkan aku? Aku harus kemana lif, sedangkan kelahiran aku di dunia aja nggak di inginkan sama mereka hiks!!" Ucap Zia
Gadis itu menelukup kan wajah nya di meja dengan menangis, awalnya Zia bersyukur punya Alif untuk ia pulang namun laki laki itu malah ikut menjauhi nya juga seperti yang lain, kini Zia punya dirinya sendiri dan Gracia untuk tempat pulang
Sendari tadi seorang laki laki mendengar semua ucapan Alif dan Zia, dari sini ia tau bahwa hidup Zia memang tidak baik-baik saja, dia tersenyum kecut ternyata semua orang tertipu dengan wajah nya dan senyum Zia yang seakan dirinya baik baik saja tapi jauh dari kata itu hidup nya tak baik baik
Jangan kan orang lain pacar nya saja sudah tertipu dengan wajah cantik itu. Hampir 5 tahun berteman ia tertipu bayangkan saja 5 tahun dari kelas 1 SMP sampai sekarang kelas 11 SMA. Kaki nya bergerak untuk menghampiri gadis itu namun ia melihat Zia yang seperti nya ingin sendiri ia urungkan ia akan tetap menunggu di sini sampai Zia terlihat sudah lebih baik
Zia menatap ke luar jendela sebelah nya, pikiran nya sedang kacau, masalah lain sudah kelar masalah baru malah muncul membuat kepala Zia pusing memikirkan nya. Zia menghela nafas panjang ia tidak tau setelah ini apa yang terjadi dengan hubungan nya
Zia tak ingin kehilangan Alif namun seperti nya Alif tidak masalah kehilangan nya. Semakin kesini hidup nya semakin banyak masalah yang datang. Beberapa Minggu yang lalu saking banyak nya masalah ia hampir bunuh diri tapi ia urungkan saat mengingat keluarga, sahabat dan pacarnya yang harus ia tinggal kan. Itu tidak mungkin!!
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIA AURISTHELA KANENZA
Teen Fictionini adalah kisah tentang seorang gadis yang terpaksa harus mengikuti kemauan ayah'nya, cita citanya harus terpaksa ia kubur dalam dalam demi kemauan ayah'nya kekerasan fisik yang ia dapatkan dari kedua orang tuanya membuat nya troma dan sulit untuk...