✿⁠ chapter 49 ✿⁠

2 0 0
                                    

Selamat membaca (⁠ᗒ⁠ᗩ⁠ᗕ⁠)

Bayu benar benar hancur saat mendengar sang putri nya harus mengalami kejadian naas seperti ini. Biasanya ia tidak seperti ini saat ia memukuli Zia hingga tak berdaya tapi hari ini ia akui ia lemah saat melihat putri nya yang begitu mengenaskan saat terlentang dengan lumuran darah

Kini Zia sendang berjuang antara hidup dan mati hampir belasan dokter angkat tangan dalam menangani Zia sisip dikit kesalahan maka nyawa Zia yang akan jadi taruhan nya Karna benar benar sekritis itu

Tak cuma Bayu yang hancur Zio pun juga hancur sama dengan laki laki itu, kini kedua nya sedang berada di depan ruangan ICU, Bayu tak memperdulikan baju nya yang berlumur darah anak nya yang panting ia sangat ingin berada di sini menemani sang putri

"Maaf nak maafin ayah!!"

"Ayah mau kemana?" Tanya Zio saat melihat ayah nya yang akan hendak pergi

"Mau sholat. Pulang dulu Gih sana. Bersih bersih terus sholat doai yang tebaik buat adik kamu" ucap Bayu yang di angukin oleh Zio. Kini anak dan ayah itu berpencar masing masing.

✿⁠ ✿⁠ ✿⁠ 

Kini Zio sedang berada di rumah orang yang pertama ia cari adalah ibu nya, Zio menghampiri sang bunda yang sedang duduk di ruang tamu dengan beberapa cemilan

"Kak, udah pulang!!" Ucap Gentari menyuruh Zio duduk di sebelah nya

"Bun!!" Ucap Zio lirih tak lupa dengan air mata yang terus mengalir

"Kakak kenapa nangis?" Ucap Gentari khawatir tidak biasa anak laki laki nya itu menangis

"Kakak boleh minta sesuatu sama bunda?" Tanya Zio

"Apa aja pasti bakal bunda turutin!!"

"Akui Zia sebagai anak bunda."

Deg

Jantung Gentari berdetak dengan kencang saat kata tersebut keluar dari anak laki laki nya. Gentari tidak mau mendengar nama yang membuat nya hancur

"Dia bukan anak bunda. Yang anak bunda itu kamu di itu cuma pembawa sial." Ucap Gentari dengan mata yang berkaca-kaca

"Bun dengerin Zio..."

"Kak. Kalau kakak bahas soal ini jangan sama bunda." Ucap Gentari yang akan berdiri dari duduk nya namun di cengkal oleh Zio

"Bunda nggak kasihan sama Zia? Bun, belasan tahun Zia hidup Tampa belas kasih sayang dari orang tua terlebih bunda. Bunda tau Zia hidup dengan ayah benar benar menderita. Wajah Zia itu adalah cerminan dari bunda Gentari."

"Bunda tau tidak kalau Zia selalu membanggakan kedua orang tuanya terlebih itu juga bunda kepada teman teman nya, ia menceritakan tentang kebaikan bunda bagaimana bunda menjaga dan merawat nya Zia rela berbohong karna dia nggak mau orang tua nya di cap sebagai orang tua tidak bertanggung jawab atas lahir nya di dunia." Tutur Zio membuat Gentari diam dengan pikiran kemana mana, cairan bening dari kelopak mata indah nya sudah turun dari tadi Tampa permisi

"Zia Kritis Bun."

Deg

Gentari yang awal nya menunduk kini memberanikan diri untuk menatap putra nya yang sudah menangis sendari tadi

ZIA AURISTHELA KANENZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang