✿⁠ chapter 45 ✿⁠

1 0 0
                                    

Selamat membaca ˖⁠꒰⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠⑅⁠꒱

"Najis saya ngelayani kalian."

Plak

Sebuah tamparan keras mendarat ke pipi Zia hingga membuat nya jatuh tersungkur karena tamparan dari telapak tangan preman itu begitu sangat keras

"Di ajak baik baik nggak mau. Perlu di kasari?" Ucap nya menarik rambut Zia hingga membuat gadis itu mendongak ke atas

Zia meringis sakit saat rambut nya di tarik begitu kuat seperti nya rambut ia akan lepas dari kulit kepala akibat tarikan kasar dari preman itu

"Pupung sepi cepet lakui!!" Ucap preman bertindik

Brett

Gardigan yang di kenakan oleh Zia robek begitu saja dengan satu tarikan, membuat Zia perlahan memundur, air mata jatuh dengan sendirinya sekarang Zia benar benar takut. Ia berharap ada seseorang yang menolong nya

"Putih banget!!" Guman preman berambut pirang

Zia menyilang kedua tangan nya di dada saat preman bertindik itu ingin melepas kancing baju sekolah nya, Zia menggeleng kuat dengan air mata yang terus keluar dari sudut mata gadis itu

"Jangan aku mohon!!" Ucap Zia lirih

"Pegang tangan nya!!"

Zia memberontak saat tangan nya di pegang oleh preman berambut pirang dan preman satu nya membuka perlahan kancing baju atas Zia. Zia terus memberontak tapi tenaga nya kalah dengan tenaga kedua preman ini

"Jangan lakuin ini aku mohon!!"

"TOLONG!!"

"JANGAN HIKS. AKU MOHON JANGAN LAKUIN HAL BEJAT INI HIKS."

"DIAM!!"

Plak

Plak

Dua kancing sudah terbuka, Zia benar benar kualahan memberontak, pipi nya pun mengeluarkan darah akibat cincin preman itu saat menampar ke kulit nya

"ANJING LO BERDUA!!"

BUGH

BUGH

BUGH

BUGH

Melihat kedua preman itu jatuh tersungkur Zia segera menutup bagian dada dengan tas ransel yang ia peluk, Zia menangis sejadi jadi nya di pinggir jalan dengan sesegukan

"MATI AJA LO BERDUA!!"

BUGH

BUGH

BUGH

BUGH

BUGH

BUGH

kedua pemuda tersebut menghajar kedua preman dengan membabi buta atas tindakan pelecehan yang akan di lakukan kedua preman tersebut kepada seorang gadis

Kedua preman tersebut terkapar tak berdaya atas pukulan yang di berikan bertubi-tubi, setelah mendapat kerenggangan kedua preman tersebut kabur melarikan diri

Alif segera melepas jaket nya dan menghampiri gadis nya yang duduk di pinggir jalan dengan ketakutan

Ya, kedua pemuda tersebut adalah Ade dan Alif. Setelah dari pemakaman mereka berdua pergi menuju basecamp yang berada di bukit untuk menenangkan pikiran

Setelah tenang Alif pulang dengan hari yang sudah  akan menjelang malam, sepanjang perjalanan di dalam mobil tidak ada yang berbicara satu pun baik itu Alif maupun itu Ade kedua nya sama sama diam

ZIA AURISTHELA KANENZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang