Abbie Arkia Samudera. Ia adalah seorang ketua geng motor terkenal di Bandung. Pria yang memiliki kulit putih bersih, tubuhnya tegap dan berotot, rambut nya yang dibiarkan berantakan mampu menenggelamkan seluruh wanita di luar sana.
Meskipun ia terlahir dari keluarga Putra Mahardika yang terkenal dengan keluarga yang sempurna ini juga memiliki masalalu yang kelam. Kepergian bunda terlalu berat untuk ia hadapi.
Arki pulang dari sekolah dengan wajah yang kusut. Pria itu kemudian menaiki tangga untuk menuju kamarnya.
"Arki!" Panggilan dari belakang menghentikan langkah kakinya. Dia berbalik dan menatap orang itu dengan tatapan tajam.
"Ayah sengaja pindahkan kamu supaya kamu bisa berubah menjadi lebih baik." ujarnya sembari melangkahkan kakinya mendekati Arki.
"Kamu jangan contoh adik kamu, contoh abangmu, Vano. Dari kecil gak pernah buat masalah seperti kamu, dia tau caranya membanggakan ayah dan bunda." sebenarnya Dika sudah lelah memberi nasihat kepada anaknya. Dika bukanlah pria penyabar seperti yang orang lain pikir. Bagaimana mau sabar? jika kenyataannya Dika sudah 3 kali memindahkan putranya ke sekolah lain karena ulahnya sendiri.
Arki memang jauh berbeda dengan Vano. Ia anak yang nakal dan pemalas. Sedangkan Vano pintar dan rajin. Tetapi meskipun seperti itu Arki itu anak yang pintar kok, hanya saja rasa malasnya lebih besar.
Ia memutar bola matanya malas. Ia sedang tidak
ingin berdebat dengan orang yang sedang berdiri di depannya ini. "Iya." Jawabnya singkat.Ia merasa bosan dengan perdebatan itu ditiap hari nya, ia pun melangkahkan kakinya keluar.
"Kemana kamu?!"
Sekilas Arki berhenti melangkah, ia memandang kearah Dika. Kemudian ia kembali melangkahkan kakinya.
"Ayah belum selesai bicara!" pekiknya.
✮ ✮
Saat sampai di pemakaman, ia melihat gadis seperti beberapa jam yang lalu ia lihat, posisinya bersandar pada salah satu batu nisan makam.
"Kok kaya gue kenal" batin nya.
Ia mulai memincingkan matanya melihat siapa yang berada di sana. "Lah si kanebo kering itu mah" kanebo kering? iya, sifatnya yang kering dan kaku itu ia pikir memang mirip dengan kanebo kering.
Ia memutuskan untuk menghampiri gadis itu, saat dirinya berada tepat di belakang gadis itu. Ia tak mengeluarkan suara sedikit pun. Tak tahu kenapa tenggorokannya terasa kering dan susah untuk mengeluarkan suara atau pun sekedar bicara.
Cukup lama ia berdiam diri dengan pikirannya. Sedangkan gadis itu masih tampak memeluk erat makam yang ada di depannya.
"Calla?" akhirnya Arki memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.
Namun tak ada jawaban dari gadis itu, dia hanya mengeluarkan isakan sambil menunduk.
"Lo sendiri di sini?" ia memberanikan diri untuk bertanya. Namun bukan jawaban yang keluar dari mulut gadis itu, melainkan langkah kaki menjauhnya.
Gadis itu hanya menoleh sekilas, Wajah cantiknya pun tampak kusut, dengan mata yang jelas terlihat sembab.
Arki terdiam, dengan jelas ia membaca tulisan di batu nisan itu. "Azetta Cathlenna?" sekitar dua menit ia menatap makam itu dengan pandangan yang kosong.
Ia tersenyum, kemudian berjalan mundur ingin berbalik pergi tetapi langkahnya terhenti karena kakinya menginjak sesuatu. "Krak!" sontak dengan perlahan ia menundukkan kepalanya.
"Sebuah diary?" tanyanya bingung.
Kemudian tangannya terulur untuk memungut buku diary yang entah siapa pemiliknya. Lalu ia ambil diary berwarna biru muda dengan sticker lucu dan di tengahnya tertulis this is Calla's book. Ya betul. Calla pemilik diary ini. Bisa-bisanya dia meninggalkannya di sini.
Setelah ia diam sejenak, ia memutuskan untuk diam-diam mengikuti mobil gadis itu menggunakan motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ascella Stars
RomanceKisah tentang si pemilik paras yang selaras indahnya dengan bintang-bintang yang bersinar di langit. Calla Cathlenna namanya, perempuan cantik yang mempunyai segala cara untuk tetap bersinar dan bertahan hidup, sekalipun kegelapan ada pada kehidupan...