2.0

26 8 0
                                    

Kini Calla dan Yesha berjalan menuju gerbang. Seperti biasanya mereka akan pulang di jemput mang Aceng, supirnya.

Calla sibuk berbincang dengan Yesha, perhatian mereka teralihkan begitu beberapa motor berhenti di depannya dan mengahalangi jalannya. Calla membelalak karena pria itu tidak lain adalah Arki.

Arki membuka helmnya, mengibaskan sekilas rambutnya sebelum berjalan mendekati Calla. "Hati-hati, cantik." bisiknya pelan, lalu mengelus lembut ujung kepala Calla.

Arki kembali menaiki motornya, lalu melesat pergi  dengan diikuti para anggotanya, meninggalkan Calla yang masih terdiam dengan pipinya yang memerah.

"Ekhem!" melihat Calla yang malah terdiam, Yesha pun berdeham pelan demi menyadarkan perempuan itu, dan berhasil. Calla terenyak, ia menoleh sejenak menatap Yesha, lalu berlari tanpa sepatah dua kata.

"Salting lo jelek banget. Tunggu gue gak?!" teriak Yesha masih dengan mengejar sahabatnya tersebut. Calla sendiri tak menghiraukan teriakan Yesha. Yang ia rasakan saat ini hanyalah malu.

✮ ✮

Beberapa motor sport melaju dengan kecepatan melebihi batas membelah jalanan kota. Saking cepatnya, motor keempatnya membuat dedaunan layu pada aspal seolah ikut terseret terbawa jejak angin.

Menembus langkah, melewati pengendara lain yang juga melintas di jalan yang sama. Sampai akhirnya berhenti di lampu merah.

Motor Arki berhenti di samping mobil bnw berwarna hitam. Arki terus memperhatikan mobil yang sangat familiar itu. Benar saja. Tak lama kemudian kaca hitam mobil itu terbuka menampakkan Algie di kursi kemudi.

"Balikin buku diary Calla." ujar Algie dengan wajah datar tanpa menoleh.

Arki tersenyum smirk. Kedua matanya menatap tajam pada Algie. Kemudian ia bunyikan mesin motor yang sengaja ia buat suara berisik. Deru suara motor berderung dan memenuhi jalanan tersebut.

Sampai akhirnya lampu merah telah usai dan berganti lampu hijau. Bersamaan itu pula kendaraan yang dikendarai Algie dan Arki melaju cepat membelah jalanan. Mengendarai sekuat tenaga agar bisa melaju cepat dan berada diposisi paling depan.

Algie menginjak pedal gas sekuat mungkin begitu melihat motor Arki melaju dengan cepat di belakangnya.

Kemudian ia menghentikan mobilnya tepat di depan motor Arki. Berusaha menghalangi jalan agar Arki tak melajukan motornya.

Arki berdecak, dengan kasar ia membuka helm yang ia kenakan lantas menatap tajam mobil Algie.

"Maksud lo apa bangsat!" saat ini Arki benar-benar emosi karena moodnya yang mulai berantakan.

Algie tersenyum culas ia mulai turun dari mobilnya dan melangkah mendekati Arki.

"Balikin buku diary Calla." suara Algie terdengar dingin, diikuti langkah kaki lelaki itu yang mendekat.

Jemari besar dan kokoh Arki mencengkeram kuat rahang Algie. Mendongakkan dagunya kasar. "Sampe kapan lo ganggu hidup gue?!" bentak Arki penuh emosi.

Algie hanya tersenyum simpul, lalu ia memukul pipi kanan Arki dengan cukup kuat hingga membuat Arki jatuh tersungkur di atas aspal.

Arki tidak tinggal diam, ia bangkit, lalu satu pukulan mendarat di pipi Algie hingga membuatnya menoleh ke samping.

Wajah Arki sangat dekat dan matanya menangkap tinju Algie yang akan mendarat lagi di pipinya. Namun rombongan anggota geng motornya datang dan berhenti berderetan tepat di belakangnya.

Algie menatap santai segerombolan anggota geng motor yang baru saja datang. "Kalau lo macem macem sama Calla, lo bakal habis di tangan gue." ancam Algie lalu melepasnya dan berjalan cepat meninggalkan kejadian itu dengan amarah yang masih belum juga reda.

Arki mendengus. "Pada mau ngapain ke sini?!" tanyanya kesal.

"Mau nyapu aspal! Ya bantu lo lah." jawab Revan.

"Lo kira gue cupu?!"

"Apa gue bilang, satu lawan tiga aja bos lo yang menang Van." balas Nono.

"Lawan Algie? Lo liat aja tadi luka mereka sama-sama di pipi kanan." cerca Revan membuat mereka terbahak.

Arki menempeleng kepala Revan. "Emang lo berani sama gue?" tanyanya menantang kepada Revan.

"Ampun Bos!"

Lagi-lagi Arki tertawa berserta ketiga temannya.
Memang di pertemanan mereka tidak ada kasta apapun yang membuat siapapun di sana merasa menang, karena mereka benar-benar hidup dalam dunia pertemanan yang paham apa itu saudara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ascella StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang