1.5

20 10 0
                                    

Pagi telah tiba, kini Calla terbangun dari tidurnya. Ia mengucek matanya dan langsung meraih jam bekernya.

"Males banget." gumamnya yang masih setengah sadar dari tidurnya.

"Ada yang nunggu lo di depan." Calla langsung mendelikkan matanya, kemudian berlari ke jendela kamarnya untuk melihat siapa yang ada di depan sana.

Calla menganga tak percaya melihat Arki yang tengah asik ngobrol dengan Mang Aceng di halaman. "SUMPAH DIA KOK TAU RUMAH GUE?!" pekik Calla.

"Yakan pacar lo?" Calla memutar matanya malas dan langsung bergegas siap-siap ke sekolah.

Setelah beberapa menit, kemudian Calla keluar dengan seragam yang telah rapi.

"Morning!" sambut Arki kepada Calla.

"Lo tau rumah gue dari mana?!" tanya Calla dengan nada tinggi.

Mang Aceng yang mendengar itu ikut menimbrung "Sama pacar jangan galak-galak neng." ujar Mang Aceng disertai cengiran nya.

"Aku gak pacaran."

"Gue duluan ya." pamit Yesha yang tengah masuk ke dalam mobil, "Oh iya, jagain Calla ya." sambungnya kepada Arki. Sebagai jawaban, Arki hanya mengacungkan jempolnya.

Kemudian Arki menyalakan motornya, "Ayo naik!"

Calla tak menjawab melainkan langsung menaiki motor milik Arki dan mereka pun berangkat.

Setelah sampai di sekolah, Arki memarkirkan motornya tepat di parkiran sekolahnya.

Calla turun dari motor dan hendak meninggalkan Arki, namun tiba-tiba saja Arki menggenggam erat tangan Calla.

"Oh mau ninggalin mas pacar ya?" Calla menatap Arki aneh. "Lo stress? Sakit jiwa apa gimana? Sejak kapan gue mau pacaran sama lo?!"

Arki mulai mendekat ke telinga Calla, dan membisikan sesuatu disana. "Sejak hari ini."

Calla yang merasa tak terima pun kembali menatap Arki. "Fiks sakit jiwa!"

"Gak terima penolakan." Arki turun dari motor dan langsung menarik tangan Calla.

Calla menahannya. "Dari mana lo tau alamat rumah gue?" Arki menoleh ke arah Calla disertai senyum manisnya.

"Apa sih yang gak gue tau tentang lo?" Calla mendelik jijik, ia berpikir cowo paling gila memang hanya Arki.

Mereka berjalan beriringan menelusuri koridor. Entahlah, lelaki ini sangat menyebalkan baginya, tetapi anehnya ia tetap menurut. Sebenernya ia penasaran sih dengan cowok kepedean ini.

"Mau lo apa sih?" tanya Calla kepada Arki.

"Mau lo." setelah berucap Arki tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya membuat Calla lagi lagi mendelik jijik.

Jika wanita lain akan merasa senang jika dekat dengan Arki namun berbeda dengan Calla. Kini ia merasa tidak nyaman dijadikan bahan tontonan seperti ini. Tentu saja, karena tatapannya bukan hanya kepada Arki ataupun kepada dirinya. Melainkan ke arah tangan mereka yang bersatu.

Saat mereka mulai melangkahkan lebih maju masuk ke kelasnya, tiba-tiba ada dua gadis cantik bermulut toa menghampirinya.

"Berdua mulu kaya kentut sama tai." celetuk Adel sembari menunjuk ke arah tangan yang saling bersatu menggunakan dagunya.

Calla menghela nafas panjang, ia pun ingin melepas tangannya dari genggaman pria itu. Tapi ia merasakan Arki menahan genggaman tangannya.

"Akhirnya kebo gue buka hati." timpal Yesha merusak mood Calla.

"Dia bukan kebo" jawab Arki dengan kalimat terdengar menggantung membuat Calla menatapnya tajam, "Tapi, kanebo kering" lanjut Arki.

"HAHAHAHA!!!" tawa mereka bertiga pecah. sedangkan Calla, justru cemberut karena melihat tingkah mereka yang menyebalkan.

"Gak lucu." ujarnya frustasi.

Jam pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran matematika yang menurut para murid sangat
susah dan tidak menyenangkan.

"Rumus persegi panjang apaan sih?" Adel bertanya kepada Yesha.

"Mana gue tau jing." jawab Yesha nyolot, lalu kembali fokus dengan kegiatanya mencoret-coret buku catatan miliknya.

"Ya gue kira lo beneran lagi ngerjain." ujar Adel sembari melirik buku catatan Yesha.

"Lo tanya si Calla noh, malah nanya gue."

Tak lama bel istirahat berbunyi semua murid bernafas lega.

"Anak-anak soal yang Ibu berikan tadi dikumpulkan ke meja Ibu, waktunya sampai pulang sekolah." Ucap Bu Rahma guru matematika.

"lya Bu." Serentak murid-murid.

"Yuk ke kantin." ajak Arki kepada Calla.

"Gak."

"Yang jadian, bisa dong teraktir kita?" celetuk Adel yang didukung oleh Yesha.

Arki tertawa saat melihat Calla yang sudah seperti ingin memakan kedua sahabatnya hidup-hidup.

Ascella StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang