1.6

25 12 0
                                    

Setelah mereka tiba di kantin. Mereka memilih kursi yang berada di pojokan. Namun ketika mereka berjalan mendekat ke tempat itu tiba-tiba ada seseorang berjalan ke arah Arki.

Brughh!

Arki hampir jatuh akibat pukulan kuat di pipi nya. Tapi ia masih bertahan berdiri hanya saja terdorong beberapa langkah.

"Maksud lo?!"

"MASIH TANYA MAKSUD GUE APA?" pekik lelaki itu dengan nada yang tinggi.

Laki-laki itu menarik kerah baju Arki dan mendekat ke telinga Arki, dan membisikan sesuatu "Gue gak akan biarin cewe sesempurna Calla jatuh ke orang brengsek kaya lo." bisik lelaki itu dengan nada mengancam.

Arki mendorong laki-laki itu "Selagi bukan punya lo? Lo berhak apa?"

Arki tersenyum paksa "Gue rasa selain lo, semua orang harus tau." lanjutnya menggantung kalimatnya.

"KALO CALLA CATHLENNA ITU PACAR GUE!"

Suasana sekejap senyap. Beberapa orang menunggu adegan selanjutnya, beberapa yang lain sibuk dengan urusan masing-masing. Begitu pun lelaki itu. Ia sangat menyukai Calla, ia tidak pernah menyerah meskipun Calla selalu menolaknya.

"Aduh, udah deh Al sana." usir Adel tanpa beban, membuat lelaki itu meninggalkan kantin. Namun, diakhir sebelum ia meninggalkan kantin, tatapan lelaki itu seraya berkata, masalah belum selesai.

"Tenang ada gue." Arki berusaha menenangkan dengan mengelus pundak Calla yang sedari tadi ketakutan.

Lagi-lagi Arki mengatakan hal seperti itu, membuat gadis itu bingung harus berbuat apa. Ia ingin marah, tetapi jika tidak ada Arki ia akan terus diganggu oleh Algie. Namun, kalau tidak marah, Ah entahlah!

Calla mendorong Arki. "Modus!" ujarnya seraya meniup pelan poni tipisnya.

Arki mendengus melihat gadis di depan nya ini. "Payah banget gue dibilang modus." decaknya sembari menggeleng dengan ekspresi tak habis pikir.

Calla mulai menghadap sepenuhnya kearah Arki. tatapannya dicampuri tatapan sedikit marah. Ia mengarahkan jari telunjuknya ke sudut bibir Arki yang sudah terluka akibat pukulan tadi, "Lo luka."

"Terus?"

"Ya lo ngapain sih segala ribut sama dia. Jadi luka kan." gerutunya.

Ia memperhatikan wajah Calla yang sedang menggerutu. "Lucu banget sih kalau lagi bawel gini."

Arki memajukan wajahnya "Kok diem? Salting ya?"

Dengan sigap, lagi lagi Calla mendorongnya "Idih pede banget!" pekiknya tak terima.

"Terus? Kenapa pipi lo merah-merah gitu?" Tanya Arki dengan nada yang meledek Calla.

Tanpa aba-aba, Calla langsung menutup mukanya dengan kedua tangan nya.

"Oh, beneran ternyata. Padahal, gue bilang muka lo merah cuman bercanda. Tes doang, eh ternyata lo nutup. Berarti bener ya" ujar Arki seraya manggut-manggut.

Calla mendecak kesal melihat tingkah Arki. "TAU AH NYEBELIN LO!" pekik Calla kesal.

"Ekhem, dunia milik berdua ye, Del." celetuk Yesha.

"Iya Sha, yang lain ngontrak."

"Alay!" cibir Calla.

Setelah kejadian di kantin kini Calla dan Arki memutuskan untuk ke ruang UKS. Selain karena ingin mengobati luka Arki, Calla pun sudah badmood untuk makan di kantin.

Sesekali Arki meringis saat Calla mengoleskan alcoholnya kepada luka disudut bibir Arki, dan tak henti-hentinya sedari tadi Arki terus memandangi Calla. Bulu matanya yang indah bibir merah jambu nya yang mungil dan tanpa ia sadari ia tersenyum "Kenapa sih? Gue cantik ya" ujar Calla dengan penuh percaya diri.

"Iya, cantik banget" singkat, padat dan jelas membuat Calla lagi lagi salah tingkah dibuat nya.

Calla memberanikan diri untuk menatap kedua mata hazel Arki yang sebenarnya membuat Calla salah tingkah, tetapi Calla tidak ingin Arki meledeknya lagi dan lagi.

Calla mendekatkan wajah nya ke wajah Arki "Iya gue tau kok, thanks." jawab Calla dengan memasang ekspresi percaya diri dan dibalas senyuman oleh Arki.

Setelah beberapa menit hening, Arki memutuskan untuk bertanya sesuatu kepada Calla.

"Cal." panggilnya.

Calla pun mencoba untuk menghadap Arki lagi "Hm?" jawabnya.

"Emang cowo di kantin tadi, siapa?" tanya Arki dengan hati hati, karena Arki takut kalau pertanyaan ini malah merusak suasana.

"Oh itu. Namanya Algie, dia ketua band di sekolah ini, dia suka sama gue dari kelas 10, padahal udah sering gue tolak tapi dia gak pernah nyerah." jelas Calla seraya dibalas anggukan oleh Arki.

"Tenang aja ya, gue bakal jagain lo dari manusia kaya dia. Gue juga akan ngelakuin apapun demi buat lo tersenyum, karena lo pacar gue." jawab Arki sambil menarik dua ujung bibir Calla agar tersenyum.

"Sejak kapan gue pacaran sama lo?" ia bertanya seraya mengangkat kedua alisnya.

"Gue ditolak nih ceritanya?"

Anjir, ini cowo gila kali ya? gak bisa. Dia harus tanggung jawab netralin detakan gue yang udah spot ini. Batin Calla.

"Gak jelas lo!" Calla mendorong wajah Arki menjauh.

"Aww! Pelan pelan." Arki meringis sakit saat Calla dengan sengaja menekan kapas pada lukanya.

"Bodo!"

✮ ✮

Beberapa jam Calla tertidur di UKS dan begitupun dengan Arki. Namun ketika sudah bell pulang, mereka belum juga bangun.

Adel dan Yesha yang melihat itu. muncul ide sesat untuk menjahili mereka.

"Bangun! Kebakaran kabakaran!" pekik Yesha.

Calla langsung terduduk diranjang UKS. Calla mendelikan matanya, kemudian turun dari ranjang seperti orang kebingungan.

Adel dan Yesha pun tertawa terbahak bahak melihat tingkah Calla. "HAHAHAHAHA!!"

"Aduh cape ketawa gue." Adel puas menertawai Calla.

"Kalian, nyebelin!" cibir Calla.

Namun, berbeda dengan Arki yang masih setia menutup matanya. Padahal, suara diruangan UKS saat ini sangat bising oleh ketiga gadis ini.

"Buset, si Arki simulasi mati kali ya." celetuk Adel tanpa beban.

"Iya jir, keliatan cuman nutup mata sih tapi kayak nutup usia." timpah Yesha dengan wajah tanpa dosa.

Calla menoleh malas. "Kalian kalau bercanda jangan berlebihan. Kalau ini beneran gimana?" tegas Calla dibalas cengiran tanpa dosa oleh kedua sahabatnya.

"Ki, bangun!"

"Ki, bangun!" ulangnya.

"Eh ini bener gak sih mati?"

"Iyalah, apalagi abis ditonjok cogil." ucap Adel watados, membuat Calla semakin panik.

"DEL DIEM GAK?!"

"Ki.. kalau lo gak mau bangun. Gue tinggal!"

Hitungan beberapa detik Arki pun langsung membuka sebelah matanya mengintip, "Apa sayang?"

"NAJIS GUE MAH."

"Monyet lo, Ki!" teriak Adel yang direspon Arki dengan tawa ngakaknya.

"Tau ah!" gerutu Calla kesal.

Ascella StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang