1.7

23 13 0
                                    

Arki memandangi langit sebentar lalu berkata "Udah mendung, bentar lagi hujan. Ayo naik!"

Calla pun mengangguk dan langsung naik keatas motor Arki. Namun, baru saja Arki mau menjalankan motornya tiba-tiba seseorang berteriak dari belakang.

"Calla!" pekiknya sembari berlari menghampiri Calla.

"Hati-hati ya." ujar Yesha.

"Aman." jawab Calla disertai senyuman yang membuat matanya mengecil.

Arki yang memandangi wajah Calla dari kaca spion. Ia sangat terpesona melihat Calla pertama kalinya tersenyum.

Gila, cantik banget senyumnya. batinnya.

"WOI!" Yesha melambai-lambaikan tangan nya tepat di depan wajah Arki .

"E-eh." Arki kelihatan gugup setengah mati.

Mata Yesha menyelidik. "Kenapa liatin kaca spionnya senyum-senyum gitu? Liatin sahabat gue ya lo?" tanya Yesha sambil mencari-cari kebohongan dari mata Arki.

"I-iya, Sha, abisnya cantik banget. Boleh senyum lagi gak biar diabadikan." ucapnya sembari mengeluarkan handphonenya untuk memfoto Calla.

Yesha yang mendengar itu, memasang muka jijik melihat kelakuan Arki beberapa detik yang lalu.

"Udah ah ayo! Atau gue turun?!" gerutu Calla sembari memukul pundak lebar pria itu.

"Suka banget ngancem sih?"

"Bodo!"

✮ ✮

Sepanjang jalan Calla terus memandangi langit yang mendung. Setetes demi setetes air berjatuhan dari langit.

Sesekali Arki menoleh ke arah kaca spion melihat Calla yang selalu tersenyum dengan tetesan air hujan yang membasahi wajah mungil nya "Lo suka hujan ya?" tanya Arki.

"Hm." ia berdehem singkat sebagai jawabannya.

"Gue mau main hujan sore ini, kita berhenti dulu ya?" sambungnya dengan penuh permohonan.

Arki langsung memberhantikan motornya dipinggir jalan yang sepi. "Gue temenin!"

Mereka menari dibawah hujan saling bermain air dan sesekali tertawa bersama.

Lalu, Calla tersenyum kemudian bersenandung kecil sambil menari bersama Arki.

Dan, Arki pun ikut bersenandung. Menikmati setiap lirik lagu bersama Calla.

Kita duduk di taman
Bunganya bermekaran
Saling sapa beri pujian
Kita menatap awan
Mendekat meneduhkan
Memayungi hati yang senang
Kita menunjuk bintang
Mereka pun berjatuhan
Menyambut merayakan

Dunia di kala senja teduh pelita
Bertemu dalam ruang rindunya
Langit biru jadi jingga
Bawa pesan untuk kita

Silahkan bersatu
Dunia merestu

"Kamu seneng?" Calla mengangguk dan tersenyum penuh arti.

Untuk kedua kalinya lagi mereka saling bertatap tatapan, hanya suara deruan hujan deras yang menyelimuti suasana kali ini.

Calla masih menatapnya tanpa ekspresi, membuat laki-laki itu salah tingkah hingga senyum-senyum sendiri.

Calla tidak bisa berbohong. Memang Arki terlihat semakin tampan kali ini. Dengan baju basah memperlihatkan sedikit roti sobeknya disertai dengan rambut basah nya yang berantakan.

"Udah belum liatin nya?"

Calla tersadar lalu memukul dada Arki lagi dan lagi "Apaan sih geer banget!"

Cuaca semakin dingin. Mereka memutuskan untuk pulang. Gadis itu berjalan di belakang Arki layakya anak ayam yang mengikuti induknya. Arki menghentikan langkahnya seketika lalu meraih pergelangan tangan gadis itu untuk ia genggam. Ia tak menyadari perbuatannya itu berhasil membuat gadis itu terpaku.

Mereka berjalan menghampiri motor arki yang terparkir di pinggir jalan. Arki membuka jok motornya dan mengambil jaket miliknya di sana untuk ia berikan kepada Calla.

"Nih pake! Gue gak mau lo sakit." ucapnya sambil menyodorkan jaket.

"Terus lo?"

"Gampang." Arki menaiki motor ninjanya itu lalu memakai helm fullface nya.

Calla pun memegang bahu Arki untuk membantunya menaiki motor Arki. Setelah dirasa cewek itu sudah pas di posisi nya, ia pun segera melajukan motor dengan kecepatan tinggi. Hal itu membuat Calla kaget bahkan sampai memeluk erat Arki.

"ARKI!" kata Calla kesal.

Pelukannya masih saja belum lepas. Entah tidak sadar atau nyaman. Hal itu membuat Arki tersenyum tipis dibalik kacanya saat melihat tangan Calla masih berada diperut nya.

✮ ✮

Arki mengantarnya sampai di depan rumah gadis itu tepat pukul delapan malam.

"Thanks ya!" ujarnya.

Arki tersenyum. "My pleasure, baby."

Tangan Arki terulur untuk menghelus puncak kepala Calla, "Gih, nanti masuk angin." sambungnya.

Calla mengangguk. Setelah itu, Arki langsung menancap gas dan pergi meninggalkan gadis itu.

Tanpa disadari Calla tersenyum untuk kesekian kalinya. Jatuh cinta pada hujan atau dengan kehangatan itu? batin Calla.

"Calla! Cepet sini nanti lo sakit!" pekik Yesha dari ambang pintu.

"Iyaa!" Calla berlari kecil untuk segera masuk ke dalam rumahnya.

Ascella StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang