2.Hari biasa

18 4 0
                                    


Jangan lupa vote dan komen!!!
Happy reading gaesss..

Aku Janendra, Aku dipindahkan ke smk kakak ku, Pas masa SMP aku di sekolahkan di sekolah anak berkebutuhan khusus. Karna apa? Ayah dan ibu ku sepertinya malu mempunyai anak sepertiku.anak yang tuli

Aku masuk ke kelasku, aku memakai alat bantu dengar, sepertinya banyak yg tidak suka dengan kehadiranku.

"Itu janendra yang tuli itu yah?"

"Mengapa dia harus sekelas dengan kita?"

"Bukannya dia sekolah di anak berkebutuhan khusus? "

"Sial.! Mengapa ada anak itu?"

"Aku jijik melihatnya!"

"Aku tidak ingin melihat muka nya"

"Bagaimana dia bisa belajar? sedangkan dia itu tuli!! HAHAHA!"

Aku mendengar semua, hahaha, terdengar menyakitkan tapi aku bisa apa? Mungkin mereka tidak tau aku memakai alat bantu dengar

Aku mengenalkan diri, tapi aku terlalu gugup dan malu. Jadi?

"Per-perkenalkan nam-nama saya, janendra abillio dewantara"

Sehabis mengenalkan diri. Aku pergi ke bangku yg paling belakang dan pojok, tapi didekatnya ada jendela yang bisa melihat sungai buatan dan pohon pohon kecil.

.
.
.
.
.
.

Braghh.!

"Berani banget lo ke sekolah ini" Ucap seorang pria

Tubuhku kotor, tadinya aku membawa makanan, namun aku di dorong oleh pria itu

Aku tidak melawan sedikitpun, karna? Sia sia, dan yang membuat aku lebih malu ialah aku dipertontonkan dan di tertawakan.

Braghh!.

Aku memejamkan mata ku, namun? Aku tidak merasakan apa apa. Aku membuka mata perlahan.

Ada orang yang kurasa cukup familiar,ya! Aku melihatnya tadi dikelas! dan dia membawaku pergi dari sana.

.
.
.
.
.
.

"Jadi siapa namamu?" Ucapku

"Kenalin" Ucap dia sambil menyodorkan tanganya

"Gw cakra laksana abhiseva

"Nama yang indah! "

"Wah hebat!,sepertinya kau bisa main basket ya? " Ucapku karna melihat dia yang membawa bola basket.

"Ahh ya!, ayahku memiliki lapangan bola basket! Jika mau ingin belajar bola basket, kamu cukup ke alamat ini" Ucapanya sambil memberi kertas kecil

"Ayo kita ke kelas, sudah bel!"

.
.
.
.
.

"Sini lihat nilai matematika mu"

Tangan janendra bergetar hebat,
Ia takut jika ayahnya memukulinya lagi seperti kemarin

"Kok malah bengong?? "

"Ini... "

"APA APAAN INI? MENGAPA NILAI KAMU 34? KEMARIN 40? BODOH! APAKAH KAMU TIDAK BELAJAR SEMALAM???!! "

Tubuh janendra bergetar hebat

"S-semalam janen ketiduran yah... "

"BODOH! "

bughhh

janendra di pukul tepat di dadanya..

"MALAM INI KAMU TIDAK BOLEH MAKAN!, KAMU HARUS BELAJAR SAMPAI PAGI! TIDAK ADA TAPI TAPI!! BAGAIMANA PUN.!"

"iya...."
Baru saja berjalan satu langkah

"Ettt mau kemana? "
Ucap jarellio

"Mau ke kamar... "

"Tapi gw belum siksa lo! "

"Siksa sekarang bang..... "

Plak
Bugh
Bugh
Bugh
Bugh
BUGHH!

Tiga kali di dada. Satu kali di bibir. Satu kali di pipi. Dan terakhir di hidung

"M-makasih bang"

"Berdarah? HAHAHAH emang pada dasarnya lo itu lemah!"

Tidak mengubris ucapan kakaknya, janendra sangat lelah.. Ia ingin tidur, tapi diharuskan belajar..

"Lu gasopan banget anj*ng! "

"Maaf bang... "

___

"Hoammm"
Ucap janendra sambil menutup mulut memakai tangannya

"udah jam satu ternyata, mau gak mau gw harus tidur... "

"Tapi masih ada satu buku yang belum gw baca, mana paling tebel lagi.. "

"Mungkin selesai jam 3 hahaha"

______

"Aiss lo di bully lagi?"

Sssshh

Ucap janendra ketika lukanya di tekan

"Gw ngomong loh janen!"

"emh kenapa lo ngga sekola?"

"Gausa ganti topik janen!, luka lo banyak dan parah! "

"Emh biasa aja"
Ucap janendra sambil tersenyum,

terlihat miris.

"jadiin gw rumah buat lo pulang janen...ya? "

Janendra, menatap dalam mata cakra, baru kali ini ia mempunyai teman, hanya satu teman.

"ya...thanks ra. "

"Ur welcome... "

"Mempunyai teman memang mudah, tapi menurutku yang cacat ini tidak. " -Janendra

Bandung Dan Kenangannya. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang