14.

8 0 0
                                    


pagi ini, janendra sedang sarapan, ia mengecek hpnya, yang ternyata ada notif pesan dari Erin

ia sampai di rumah Erin, rahangnya mengeras, matanya berwarna merah, mukanya juga memerah menahan kesal

dari belakang, janendra menepuk bahu pria itu

pria itu lantas berbalik badan, mukanya tidak seperti devron and friend
Dan ya, mukanya mirip Erin.

lalu pria itu bertanya kepada janendra

"kamu siapa, dan kenapa rumah ini kosong?" Ucap pria yang lebih tua dari dirinya

"orang orang di sini pada pergi, nama gw janendra, lu siapa?" Ucap janendra penuh tanda tanya

"ouh janendra, ini yang sering dibicarain Erin ya?" Ucap pria itu, janendra hanya mengangguk ngangguk tak jelas

"gw belum kenalan ya, nama gw wave maharaksa abhiseva."

"wave?, kamu siapa erin?" Ucap janendra

"ouh, gw omnya, gw adiknya pak jendra."

"ouh oke, gw izin masuk, di lantai dua kamar mandi ada Erin."

"silahkan" Ucap pria itu lalu tersenyum simpul.

dengan langkah tergesa gesa, dia pergi ke lantai dua untuk menghampiri Erin

Dibukalah pintu kamar mandi, terlihat Erin dengan mata sembab nya lalu memeluk janendra, wave yang sudah menyadari itu langsung pergi juga ke lantai 2,

"kak aku takut" ucap Erin ter isak isak

"hey, aku disini, jangan takut ya.." ucap janendra memeluk dan mengusap pucuk rambut Erin, sering kali ia mengecupnya

"udah, ayok kita ke sekolah" ucap janendra pelan dan mendapatkan anggukan dari sang wanita

"kak wave, jagain rumah ya" ucap Erin dengan bibir yang masih bergetar

"iya, kakak jaga in kok" ucap wave lalu mengacungkan jempolnya.

"nanti pulang gw ceritain, kenapa Erin kayak gini.. " ucap janendra merangkul bahu Erin, lalu pergi dari rumah erin..

------

"udahan ya nangis nya, mata kamu sembab sayang" ucap janendra melihat pantulan kaca spion motornya

"kak aku takut, aku takut kayak kejadian sama devron.. " ucap Erin dengan suara biasa, karna ia berhenti menangis.

"itu gak akan terjadi, udah ya, aku ada di samping kamu" ucap janendra lalu mengelus pergelangan tangan Erin.

sesampainya di sekolah, ternyata sudah ada malika dan aira

"Erin kok lama?, ini udah jam 06:55, 5 menit lagi rapat OSIS, ayok cepetan" ucap malika mengoceh, lalu meminta izin untuk mengambil tangan Erin,

"kak janen, Erin nya aku bawa ya, makasi" ucap malika lalu sang pria sebagai balasan nya

- Erin pov -

"Erin, mata kamu sembab banget ahahah, kenapa sheng?" ucap malika

"ngga, aku trauma aja, kirain yang dirumah aku devron, ternyata om aku, ahahah"

"si kocak wkwkkw" Ucap malika tertawa

"apalah dia, apalah" ucap Erin lalu men sinis kan matanya.

"hahaha!" ucap malika tertawa puas

"Ihh, aku bilangin ke kak janendra baru tau rasa lo!" Ucap Erin

"eee iya maap" ucap malika lalu perpose (😁🙏🏻)

tak terasa mereka sudah sampai di depan pintu ruangan yang bisa dilihat itu adalah ruang "Osis"

mereka ber 3 pun masuk ke sana.

----

janendra dan cakra sedang ada di Koridor kelas, beberapa langkah lagi sampai di kelas

brught!

benturan keras mengenai bahu janendra, kalian pasti tau mereka siapa, ya, devron and friend.

"liat aja, Erin bakalan jadi punya gw!" Bisik devron di telinga janendra, habis itu pergi meninggalkan mereka berdua

janendra lalu mengelus bahunya pelan

"MINIMAL PAKE MATA IDIOT" ucap cakra nyolot

"berisik bajingan!" ucap devron

"udah cakra, gw gpp kok!" ucap janendra.

cakra berdecih, lalu mereka pergi dari sana dan sampai di depan kela.

skip pelajaran pertama, mereka sudah di pelajaran kedua sekarang

pelajaran kedua adalah IPA, tapi karna gurunya tidak ada, mereka jamkos.

sekarang pukul 2:30, yang artinya bentar lagi mereka pulang.

karna bosan, ia mengeluarkan sketsbook nya dan alat tempur lainnya

dimulai dengan membuat pola lingkaran dan dibantu dengan beberapa garis, ia lantas membuka handphone nya, dan menyari aplikasi yang bernama 'galeri'

ia mencari foto Erin, lalu mulai menggambar muka erin, dengan santai dan teliti, ia sudah selesai membuat pola pola gambar wajah, tinggal di arsir doang.

setelah selesai, ternyata sudah bell pulang sekolah, lantas janendra dan cakra mengemasi barang barang mereka masing masing.

setelah selesai, mereka turun ke lantai paling bawah, mereka bertemu dengan malika, Erin, aira sudah pulang sedari tadi, ia di jemput oleh ayah nya.

"ayok pulang kak" ucap Erin lalu menarik tangan janendra.

"iya iya, sabar ya" ucap janendra lalu mengeluarkan kunci motor dari saku celana nya.

"lest goo!" ucap Erin girang.

"let's go!" ucap janendra

cakra dan malika hanya geleng geleng melihat kelakuan mereka berdua.

janendra mengeluarkan hoodie berwarna hitam nya dari tas, sedangkan Erin sedari tadi sudah memakai cardigan yang lumayan tebal.

janendra pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

dan akhirnya mereka sampai di rumah Erin.

mereka langsung disambut oleh om wave, om erin yang sedang membersihkan ruang tamu.

"assalamu'alaikum, om" ucap janendra sopan, dan meraih tangan wave, terus mencium punggung tangan nya, begitu pula Erin

"erin ke kamar duluan ya" ucap Erin lalu beranjak pergi dari ruang tamu menuju kamarnya

"kamu hutang cerita ke om, ya" ucap wave lalu duduk

"ouh iya, jadi gini om" ucap janendra lalu menceritakan semuanya.

wave lalu berdiri, rahang nya mengeras, matanya berwarna merah.

"ayok ke rumahnya. " ucap wave singkat lalu pergi dari rumah Erin menuju mobilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bandung Dan Kenangannya. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang