Part 2

178 26 2
                                    

Riana terus menghubungi gue. Setelah gue blok semua nomornya beserta nomor manager dan asistennya, ia malah mengganggu sekretaris dan asisten gue. Gue sangat nyesel pacaran dengan tuh cewek! Keinginannya mendapat peran di film 'Vila Merah' yang  Andi garap sudah gue turuti. 

Walaupun awalnya ia menolak keras ga mau memerankan mayat dan bersikeras mendapat peran lain, tetapi akhirnya ia terima peran itu. Setelah gilirannya syuting, ia malah minta agar gue menyuruh orang-orang di lokasi syuting memberikan ia treatment yang spesial melebihi pemain utama! Tentu aja permintaannya gue tolak!

Bukan itu aja! Mengambil adegannya yang harusnya selesai sebentar jadi berhari-hari karena ia selalu gagal dan mengeluh! Andi bahkan memarahi gue ulah tuh cewek! Andi mengadu saat ia  berniat memecat Riana kalau terus retake dan menunda jadwal syuting, bukannya takut Riana malah mengancam akan memberitahu semua orang kalau ia diperlakukan ga adil. 

Tentu aja itu selalu menjadi senjatanya setiap ia terlibat masalah. Ia punya fans yang ganas siap membelanya dengan membabi buta tanpa peduli kalau idolanya salah. Yang paling dikhawatirkan kalau fansnya mengacau ke lokasi syuting dan semakin menghambat jadwal syuting yang harus selesai 2 bulan lagi. 

Seandainya gue bisa kembali saat gue bertemu tuh cewek, sudah pasti gue akan menghindarinya seperti wabah!

Dan hari ini karena tuh cewek bikin gue harus datang  ke lokasi syuting yang jauh di luar kota. Andi menyuruh gue datang secepatnya. Kali ini karena Marcella yang datang bikin masalah dengan Riana hingga ribut di lokasi. Andi meminta gue membawa Riana pergi karena gue yang harus bertanggung jawab sudah memasukan Riana di film yang garap dan Marcella yang berstatus pacar gue.

Gue menarik dasi gue setelah sampai di lokasi. Gue ga bisa menutupi rasa amarah gue yang memuncak! Jika mereka ingin berkelahi setidaknya jangan di tempat kerja dan bikin gue harus menunda pekerjaan gue! Gue harus datang ke sini saat sibuk-sibuknya dan meminta orang menerbangkan pesawat pribadi ke kota ini. 

Semua orang menatap gue sambil berbisik. Gue ga perlu tahu apa yang mereka ucapkan. Jelas dua cewek itu bikin gue malu!

"Dimana Andi?" Tanya gue pada salah seorang pekerja di lokasi. Ia membawa gue ke sebuah ruangan. Mengetuk pintu untuk memberi tanda.

"Masuk!" Perintah Andi dari dalam ruangan dengan nada tinggi.

Pekerja itu membuka pintu dan langsung kabur dengan sangat cepat.

Gue menoleh ke dalam. Andi berdiri seperti algojo yang siap menghukum siapa aja. 

"Urus cewek lo!" Kesal Andi langsung keluar begitu gue masuk ke dalam.

Riana dan Marcella berdiri dan memegang lengan gue. Saling mengadu dan menyalahkan. Suara mereka seperti gonggongan anjing di telinga bikin gue makin pusing.

"Lo bisa diam?" Ucap gue bikin gonggongan mereka berhenti. 

"Lo berdua ikut gue pergi dari sini!" Perintah gue ingin segera menyelesaikan masalah dengan dua cewek ini secepatnya. Gue ga mau orang-orang mendengar pembicaraan kami dan menambah bahan omongan. 

"Tapi aku harus syuting" Tolak Riana memasang tampang imut yang bikin gue muak! 

"Kenapa kamu baru ingat kamu kerja disini? Malah bikin masalah dan permintaan spesial!"

"Dan kamu? Kenapa kamu ada disini? Bukannya kamu bilang ada yang kamu kerjakan?" Tanya gue ke Marcella yang menatap balik marah ke gue. 

"Aku dengar kamu balikan dengan nih cewek!"

"Kata siapa?" 

"Riana yang bilang. Dia juga bilang kamu masih cinta sama dia makanya kamu kasih dia peran di film ini!" 

ToryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang