Mami duduk di seberang menatap gue ragu. Seakan ada yang ingin mami bicarakan tetapi menutup mulut rapat.
"Mami mau bicara apa?" Tanya gue melihat tingkah mami malah buat gue makin penasaran tujuannya datang ke perusahaan menemui gue.
"Ini soal Paris dan Laura." Jawab mami yang langsung bikin mood gue jelek begitu dengar nama Paris.
"Ada apa dengan mereka?"
"Apa Laura ga cerita sama kamu?
"Ga, mi"
Setelah gue bertengkar dengan Laura dua minggu yang lalu, gue ga pernah bertemu Laura ataupun menghubunginya langsung. Terakhir saat gue meminta Thesa, salah seorang sekretaris gue mengirimkan buket bunga ke Laura yang keluar dari rumah sakit 2 minggu yang lalu.
Walaupun gue kecewa dengan Laura dan sempat berniat untuk mengakhiri kerja sama kami, akan tetapi gue mengurungkan niat gue. Itu karena setelah mendengar laporan dari Hans kalau Laura yang ga mau mengambil kesempatan untuk menaikan popularitasnya. Ia menghindari wartawan dan menolak tawaran masuk ke acara TV untuk membahas kejadian waktu itu.
Entah ia benar-benar ga ingin mengambil kesempatan atau untuk meredakan amarah gue, tetapi tindakannya berhasil. Kami masih meneruskan hubungan kami, Hanya saja pikiran gue fokus pada pekerjaan.
Seminggu ini gue harus mengurus perusahaan yang terus ditargetkan oleh perusahaan lain yang mengambil kesempatan saat gue dirawat di rumah sakit. Ga ada waktu memikirkan hubungan gue dengan Laura apalagi kesehatan gue yang hingga sekarang masih menggunakan kursi roda karena luka di kaki gue masih belum sembuh.
"Mami sudah lihat rekaman kejadian sebelum kalian terluka."
Rekaman? Apa asisten Laura mengirimkannya ke mami?
"Rekaman apa, mi?" Tanya gue pura-pura ga tahu.
"Rekaman Paris mendorong Laura." Mami meminta asistennya memberikan tablet ke gue. Gue memutar video yang ada di layar.
Video itu merekam ke arah sisi lain pantai. Terdengar suara wanita memberitahu kalau angin sangat kencang dan air mulai naik. Wanita itu berteriak memberitahu kesekelilingnya untuk cepat naik ke atas. Lalu kamera mengarah ke Laura yang berjalan menuju ke arah kamera video dengan Paris di belakangnya. Kamera itu menangkap Paris yang mendorong Laura hingga terjatuh dan tak lama sosok gue tertangkap kamera berlari menuju Laura.
Gue menjeda video karena gue tahu apa yang terjadi setelahnya. Meletakan tablet mami di atas meja.
"Dari mana mami dapat rekaman ini?"
"Paris memberikan video ini ke oma."
Mendengar jawaban mami bikin gue semakin badmood. Paris tahu kalau oma sangat menyayanginya lebih dari siapapun di keluarga kami karena oma dekat dengan Paris dari Paris kecil. Menganggapnya cucu perempuan yang ga oma miliki. Bahkan oma sangat bersikeras gue harus menikahi Paris.
Oleh karena itu, gue selalu mencari alasan menolak ajakan oma untuk makan malam bersama dengan Laura. Ajakannya sangat mencurigakan ingin bertemu dengan Laura. Yang gue khawatirkan oma akan membuat Laura ga nyaman saat bertemu dengannya. Menargetkan Laura apabila oma ga suka dengannya.
"Paris memberitahu kami kalau karena ia kalian celaka. Ia meminta maaf dengan oma dan mami."
"Terus?"
"Orang yang memiliki video mengancam akan menyebarkannya ke media sosialnya."
"Bukannya orang tua Paris bisa membereskannya sendiri?"
"Bukan hanya Paris yang memiliki video itu. Tetapi orang itu sudah menyebarkannya ke teman-temannya dan salah satunya media di televisi."
"Oma bantu Paris membungkam mereka semua?" Tebak gue yang pasti akan Paris lakuin sampai ia mengaku lebih dahulu ke keluarga gue sebelum video itu dilihat dari orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tory
RomanceKali ini gue ga bisa mengelak akan bertemu dengan Laura. Apalagi sebagai investor, pasti gue akan bertemu dengannya. Setelah 14 tahun entah ia masih sama seperti dulu atau tidak, gue ga peduli. Yang pasti gue berharap ia ga menempel ke gue sama sepe...