Part 4

107 22 3
                                    

"Tory," Mami memanggil gue yang baru turun ingin sarapan. "Duduk. Mami mau bicara." Perintah mami dengan wajah serius.

"Ada apa mi?" gue duduk di samping mami.

"Kamu ada hubungan apa dengan Laura?" Tanya mami bikin gue terkejut.

"Laura? Laura siapa mi?" Cewek dengan nama Laura banyak.

"Laura yang dulu pernah celakain kamu waktu SMA!" Jelas mami dengan nada ketus. Mami ga suka dengan Laura yang bikin gue hampir celaka.

"Kenapa mami malah nanya Laura yang itu?"

Mami mengambil remote yang di letakan di sampingnya. Mengganti channel ke acara gosip. Matanya ga lepas melihat gue.

Di layar gue melihat rekaman gue memapah cewek yang ditutupi jas di parkiran sampai masuk ke dalam mobil gue. Bahkan acara itu menayangkan foto-foto Laura bersama rekan artinya yang ada di pesta tadi malam diposting di sosmed. Gaun dan sepatu yang dikenakan sama sehingga orang yakin cewek yang bersama gue itu Laura.

"Itu Laura kan?" Tanya mami dengan nada menyelidik.

"Iya."

"Mami ga mau kamu berhubungan dengannya. Lebih baik kamu menikah dengan anak teman mami." Dari ucapan mami gue curiga siapa anak temannya.

"Siapa?" Asalkan ceweknya cantik dan sesuai dengan selera gue, gue ga akan menolak. Siapapun selain cewek yang ia anggap anak itu!

"Paris" Jawab mami yang sudah gue duga.

Paris 6 tahun lebih muda dari gue teman anak mami yang dekat dengannya sejak pindah ke kota ini. Mami menganggap Paris seperti anak sendiri karena mami ga punya anak cewek. Di tambah mami kesepian di rumah karena gue mau tetap tinggal dengan kakek nenek di kota lain dari kecil dan ga mau pindah ke kota ini sampai gue lulus SMA. Paris jadi penghibur buat mami dan berharap Paris jadi menantunya.

Tapi siapa yang mau menikah dengan cewek yang memakai topeng depan mami demi mendapatkan semua yang ia inginkan? Demi bisa jadi bagian keluarga gue, ia mengejar gue tetapi berpacaran dengan banyak cowok saat kuliah di luar negeri. Bahkan tidur dengan mereka.

Gue mengetahui semua infonya dari Sean yang berkuliah di universitas yang sama dengan Paris. Bahkan Sean yang usianya lebih muda setahun dari Paris lebih dulu lulus. Paris terlalu larut hidup bebas dan mendapat fasilitas yang salah satunya dari mami.

"Lebih baik Tory sama Laura." Tolak gue tegas.

Dibandingkan menikah dengan Paris, gue lebih memilih dikira punya hubungan dengan Laura. Seenggaknya orang-orang ga pernah dengar kabar Laura menjalin hubungan dengan siapapun. Sekeras apapun Sean menggali info tentang Laura, ia ga pernah mendapatkan kabar cowok yang dekat dengan Laura. Entah Laura benar-benar ga pernah pacaran atau karena cowok itu terlalu berpengaruh hingga kabarnya ga pernah terbongkar.

"Ga, mami ga setuju!"

"Ga setuju apa?" Papi baru datang dengan pakaian olah raga.

"Tory berhubungan dengan Laura anak Pak Darwin!"

"Kamu benar-benar berhubungan dengannya?" Tanya papi yang ga langsung gue jawab.

Kalau gue mengelak dan bilang yang sebenarnya, mami pasti paksa gue menikah dengan Paris dan gue ga bisa kasih tau mami kelakuan dan sifat aslinya. Mami pasti syok berat kalau tau Paris yang kenal bukan sebaik dan sepolos kelihatannya.

"Ya," Daripada gue sama Paris lebih baik gue bilang berhubungan dengan Laura ke papi. Gue akan pura-pura sampai gue dapat pacar baru dan kenalin ke mereka.

"Kamu yakin sama dia?" Tanya papi lagi yang tetap terlihat tenang. 

Cuma gitu? Gue pikir papi bakal menentang dan melarang gue dekat dengan Laura. Sebaliknya, papi malah tenang. Apa karena papi pikir gue ga pernah serius jalani hubungan?

ToryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang