Kedatangan Kaizo ke tempat tinggal (Name) bukanlah hal yang tabu bagi orang-orang rumah. Bukan hanya saat rumah sepi, saat Amato di rumah pun Kaizo pernah datang, dan tanpa ragu mereka berkenalan yang pastinya membuat mereka sudah saling kenal hingga kini.
Bukan pertama kali Amato melihat anak perempuannya dibawa jalan-jalan oleh pria itu. Hal itu cukup membuatnya negatif thinking jika anak perempuannya sudah memiliki kekasih, tapi selalu disangkal oleh (Name) dan mengatakan bahwa Kaizo hanya temannya, TEMAN!
Amato dibuat geleng-geleng kepala. "Jangan ngegas begitu, dong, ngasih taunya."
"Habisnya ayah selalu gitu, aku kesal, tau." ucapnya dengan wajah sebal.
"Ayah 'kan gak tau, dia juga sering ke sini 'kan? Orang tua mana yang bisa berpikir positif kalau anaknya diajak jalan sama lawan jenisnya."
"Iya ... tapi ayah udah selalu ngeklaim begitu. Udah dibilang engga, ya engga."
"Masa engga, sih? Belum, kali?"
"Ayaah."
Seketika saja ayahnya yang kadang suka jahil itu tertawa, sebab sudah berhasil membuat putrinya merasa sebal.
=====
"Kaizo, mending kita ke toko yang lain aja, deh ... maksudnya, jangan ke supermarket itu lagi. Kan toko kelengkapan bayi ada banyak."
"?? Ada apa? Pikirannya udah bakal diomongin lagi?"
Kedua orang dewasa itu, ditambah anak masing-masing, hendak pergi untuk membelikan kelengkapan bayi. Ini bukan perjanjian diantara mereka, katanya ✨kebetulan✨ akan melakukan hal yang sama, jadinya mereka pergi bersama saja.
"Iya ..."
"Biarin aja." ucapnya dengan santai seraya memasuki mobil.
(Name) pun menatapnya heran dengan posisinya sedang berdiri di ambang pintu mobil. Namun, tak berlama-lama ia sudah diteriaki kedua anaknya untuk segera masuk.
"Emang kenapa kalau diomongin?" celetuk Kaizo
"Ga baik, tau. Secara ga sengaja kita bohongin orang-orang, bikin orang-orang salah kira. Padahal mah kita bukan lagi pacaran, apalagi pasutri."
Kaizo hanya mendengarnya, dan mulai berpikir jika itu bukan alasan bagus. Sebab menurutnya, pengunjung supermarket itu selalu berbeda-beda, dan siapa tau kalau mereka pergi ke tempat perbelanjaan yang lain akan ada saja yang membicarakan mereka juga.
Jadi, tak ada gunanya menghindari tempat perbelanjaan jika hanya untuk menghindari dibicarakan.
"Maunya kemana?"
(Name) pun mulai berpikir, lalu ia mendapat ide dan menunjukkan arah jalan menuju toko perlengkapan bayi yang ingin ia tuju. Pria itu hanya menurutinya, hingga mereka tiba di tempat yang dimaksud.
Mereka berempat segera memasuki tempat itu. Tampaknya mereka berdua kini sedang bertukar anak. Lihat saja, Pang digandeng oleh (Name), dan Oboi digendong oleh Kaizo. Lucu, 'kan?
(Jangan salah paham, ya, ini dibilang anak karena anggapannya Oboi anaknya (Name). Tapi nyatanya mereka adek kakak- cuma kan di samping itu nem juga jadi sosok ibu buat oboi. Ngerti, kan?).
"Adek ga takut lagi, ya, sama dia. Bukannya dulu nangis digendong Kak Kaizo?" ucap (Name), dan secara tak sengaja berkesan menggoda adiknya di hadapan temannya.
"Jangan begitu, entar dia malu." Kaizo menyahut, sebab anak orang yang sedang ia gendong seketika menyembunyikan wajah di lehernya. Sedangkan, (Name) hanya cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Widower [✓]
Romansa୨⎯ Kaizo w/ Female!Readers ⎯୧ Menikah dengan duda? Memangnya bisa? Jangankan menikah. Saat pendekatan saja, sangat sulit. Ia sudah memiliki seorang putra yang masih kecil. Putranya tersebut cukup dekat denganku dari awal, bahkan meng-klaim diriku se...