Epilogue

2.6K 177 15
                                    

Usia kehamilan yang semakin tua mengkhawatirkan Kaizo saat melihat istrinya beraktivitas. Namun, lain lagi dengan (Name) yang tampak biasa-biasa saja melakukan aktivitasnya.

Seperti menyapu, memasak, ia tidak tampak kesusahan. Walau kadang mengeluh capek, tapi mari ingat kembali bagaimana sifat seorang anak pertama.

Saat ini saja, (Name) kembali merasa lelah dan memutuskan untuk duduk di sofa, sambil dikipas-kipas oleh Kaizo.

"Kamu tuh bandel. Pengen marahin, tapi sayang."

Seketika (Name) melirik suaminya. "Kalau kamu marahin aku, itu sama dengan kamu marahin anak kita."

"Iya, iya. Aku gak marah."

"Kamu haus? Atau, pengen makan sesuatu?" tanya Kaizo, mengalihkan topik.

"Dua-duanya." ucap (Name)

"Ya udah, aku ambilkan. Kamu tunggu di sini." ucapnya seraya menyerahkan kipas yang tadi digunakannya pada (Name).

"Aku mau keripik bayam. Masih ada di kulkas, 'kan?"

"Ada,"

Tak lama kemudian, pria itu kembali dengan membawakan yang (Name) mau tadi. Wanita itu langsung menerima air yang dibawakan oleh Kaizo dan meneguknya. Lalu, ia mulai ngemil.

"Perut kamu sakit, gak?"

"... Iya, sakiiitt banget. Tolong elus perut aku."

Padahal, tadinya (Name) baik-baik saja, begitu ditanya seperti itu oleh Kaizo, (Name) langsung mengatakan kesakitan. Kaizo seketika menatapnya datar.

"Jangan mengada-ngada, nanti malah beneran sakit."

(Name) seketika cemberut. "Minta dimanjain aja susah. Siapa juga yang hamilin." gerutu (Name)

Kaizo mendengar ucapan (Name) tersebut, ia hanya tersenyum tipis yang terlihat seperti menyeringai. Saat melihat ke arahnya, tau-tau wanita itu sudah duduk membelakangi dirinya.

"Lagi ngambek ceritanya?" ujar Kaizo, tapi tak ada jawaban yang ia dengar.

"Pengen dimanjain, ceritanya?"

Tepat, pada pertanyaan itu (Name) langsung berbalik badan, merentangkan tangannya pada Kaizo. Pria itu terkekeh, lalu memeluk (Name) dan dibalas dengan baik.

"Hehehe, lucuu rasanya." ucap (Name) saat perut besarnya dielus Kaizo.

"Lucu kenapa?"

"Gak apa-apa, sih, lucu aja rasanya. Perut aku gede, hehehe."

Kaizo hanya mendengar ocehan bahagia dari (Name), dengan tangannya yang sibuk memanjakan wanita itu, hingga lama-lama (Name) ketiduran di situ sebab merasa begitu nyaman.

Merasa sudah lama tak bersuara, Kaizo lantas memanggilnya. "(Name)?"

Ia menunduk, dan barulah dapat melihat wajah (Name) yang sedang tertidur. Kaizo merasa gemas. Dengan iseng ia memainkan sebelah pipi (Name).

"Lucu terus, ya, aku suka, hehe."

=====

Di jam dua pagi, saat sebagian besar orang masih tidur nyenyak, (Name) mengganggu tidur nyenyak Kaizo dengan cara menepuk-nepuk lengannya sehingga pria itu bangun.

Saat baru membuka mata, ia bisa melihat istrinya sedang kesakitan. Ia pun bergegas duduk. "Ada apa? Kenapa bisa kesakitan?" tanya Kaizo. Jelas ia bertanya, ini baru memasuki bulan kedelapan usia kandungan, mana mungkin (Name) akan melahirkan sekarang.

"Umm ... adeknya nendang lagi."

"Sakit banget?"

(Name) mengangguk.

Widower [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang