Pagi ini lagi-lagi Junghwan dibangunkan oleh suara alarm yang berdering, dan ia tersenyum ketika menyadari bahwa Doyoung masih ada di pelukannya.
"Good morning." Ucap Doyoung yang memang masih terjaga sejak semalam.
Senyum Junghwan makin lebar, ia menunduk untuk mengecup bibir kekasihnya. "Good morning." Balasnya kemudian.
"Bangun. Aku shift malam hari ini." Ujar Doyoung lagi sembari mengusap pelan pipi Junghwan.
Mata Junghwan kembali terpejam begitu merasakan sensasi dingin dari kulit Doyoung, rasanya ia hanya ingin bermalas-malasan pagi ini, membuat alasan pada Yujin dengan berkata bahwa tubuhnya masih belum baik-baik saja.
"Jangan mikir buat ambil libur lagi."
"Kamu bisa baca pikiranku?" Tanya Junghwan nada terkejut, seolah ini adalah fakta yang harusnya ia ketahui sejak jauh-jauh hari.
Doyoung terkekeh kemudian menggeleng, "Gak bisa, tapi itu kebaca banget di ekspresi kamu." Jawabnya, ia menepuk pelan pipi kekasihnya berulang kali, berusaha membuat kesadaran Junghwan terkumpul karena alarm sebenarnya sudah berdering sejak tadi.
"Wake up, Aurora." Lanjut Doyoung saat melihat Junghwan kembali memejamkan mata.
"You should give me a kiss to wake me up." Racau Junghwan, masih dengan mata terpejam.
Dan Junghwan tidak menyangka bahwa Doyoung akan langsung menurut, ia merasakan tubuh yang lebih kecil beringsut naik, sensasi dingin menjalar di wajahnya begitu Doyoung menangkupnya, diikuti oleh bibir yang mengecup lembut miliknya.
If it wasn't the best thing to wake him up, then what?
Rasanya Junghwan ingin menghentikan waktu agar ia tidak repot bekerja, lalu menghabiskan lebih banyak masa dengan Doyoung hari ini.
"Bangun." Bisik Doyoung sebelum akhirnya beranjak dari ranjang. "Kasian partnermu kalo harus back up kerjaan kamu terus." Lanjutnya, ia meraih handuk Junghwan yang tergantung di depan pintu kamar mandi dan menyerahkan benda itu ke pemiliknya.
"Kenapa shift kita gak bareng hari ini?"
"Ya aku gak tau? Coba tanya kepala perawatmu."
Junghwan meraih handuk yang Doyoung sodorkan dan terus menggerutu sambil berjalan menuju kamar mandi di ujung ruangan, meninggalkan Doyoung yang tertawa melihat tingkah konyolnya.
Tubuh Doyoung rasanya jauh lebih segar pagi ini, terima kasih atas darah yang Junghwan korbankan. Hausnya sudah hilang, digantikan dengan energi yang sepertinya tidak akan habis dalam beberapa hari.
Ia merapikan ranjang kekasihnya yang berantakan, salahkan hormon berlebihnya tadi malam, Doyoung beruntung karena tidak membuat Junghwan benar-benar kehabisan napas karena nafsunya yang seakan terus memuncak kala mereka bersama.
Kalian ingat Doyoung pernah berkata bahwa ia dan Junghwan memiliki kulit yang hampir sama putihnya?
Pagi ini, kulit itu terlihat jauh lebih bersinar karena dibalut oleh pakaian dengan warna senada. Ini adalah kali pertama bagi Doyoung menyaksikan Junghwan menggunakan seragam yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Tanpa sadar bibir Doyoung merengut, ia memang tidak bergaul dengan para karyawan rumah sakit, tapi dirinya tahu bahwa banyak pegawai di sana yang selalu memuja sosok perawat baru yang sering berada di meja jaga lantai satu yaitu Junghwan, kekasihnya.
Doyoung berjalan menuju lemari pakaian, meraih topi yang kerap ia gunakan karena tidak ingin kepanasan lalu meletakannya di atas kepala Junghwan.
"Jangan dilepas sebelum kamu beneran kerja, jangan kebanyakan senyum ke perawat lain, jangan sering tebar pesona. " Ucapnya sambil menekan bagian depan topi agar wajah Junghwan samar terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metà [Hwanbby] ✔
FanfictionWhen vampire!Doyoung met an ordinary human, So Junghwan. Metà (n.) - my other half.