Alarm kembali berdering tepat jam enam pagi, dan Junghwan menghela napas begitu menyadari bahwa Doyoung tidak lagi ada di sampingnya.
Tadi malam kekasihnya berkata bahwa kemungkinan besar, Kim Junkyu akan menjemputnya sebelum Junghwan terbangun nanti, padahal semalaman laki-laki itu melawan kantuk yang terus menyerang, namun pukul dua pagi, ia justru terlelap karena Doyoung yang tidak berhenti bersenandung sambil memeluknya dengan erat.
Ada perasaan aneh begitu Junghwan menyadari kalau ia tidak lagi bisa bertemu Doyoung setelah ini, ada banyak hal yang mereka langgar begitu memutuskan untuk menjalin hubungan, dan resiko paling besar bagi Doyoung adalah kehilangan Junghwan.
Maka Doyoung berkata bahwa ia akan menuruti perintah orang tuanya, mengambil tempat sejauh mungkin dari Junghwan walau mereka tahu kalau itu akan menyiksa keduanya.
Junghwan bukan dokter koas yang hanya bekerja sementara di rumah sakit, kontrak bertahun-tahun bahkan belum sepuluh persennya ia jalani, yang berarti kini Junghwan harus berada di kamar asrama yang biasa ia huni dengan Doyoung seorang diri.
Lagi-lagi ia menghela napas, begitu banyak hal yang terjadi dalam beberapa bulan pertama kedatangannya ke Seoul. Padahal ia sengaja pergi dari rumah karena ingin hidup bebas dan bahagia tanpa tuntutan orang tua, tapi sekarang ia seakan menyiksa diri dengan menjalani hubungan bersama makhluk yang bisa pergi kapan saja dan tidak akan kembali lagi.
Lima bulan dengan Doyoung terasa singkat, walau mereka banyak menghabiskan waktu bersama, tapi Junghwan seakan belum puas karena masih banyak hal yang belum sempat mereka lakukan.
Ia terkekeh saat mengingat beberapa minggu lalu dirinya sempat mengajak Doyoung untuk piknik bersama di taman yang tidak jauh dari asrama, dan vampire itu malah menatapnya tidak percaya sebelum berkata,
"Kamu mau bunuh aku? Gak gitu caranya."
Junghwan kadang lupa kalau Doyoung tidak dapat terkena pancaran sinar matahari.
Doyoung hanya terlalu normal untuk makhluk yang ternyata bukan manusia, ia tidak lagi bersikap bodoh hanya karena Junghwan yang ada di dekatnya, bau yang di awal selalu ia bicarakan juga tidak lagi mengganggunya.
Helaan napas berat kembali keluar dari mulutnya, setelah ini ia mungkin tidak lagi dapat melihat Doyoung di mana-mana, berkas laporan akhir yang selalu ada di asrama juga kini tidak lagi ada di sana.
Mungkin beberapa minggu lagi Junghwan harus memisahkan ranjang yang sengaja ia satukan, ini terlalu luas untuk ia tiduri sendirian.
***
"Italia? tugas akhirku bahkan belum selesai, Kak!" Protes Doyoung tepat saat Junkyu selesai bicara.
Kini ia kembali ke kediaman Kakaknya setelah Junkyu semalaman memintanya untuk menjauh dari Junghwan, dirinya bahkan belum sempat berpamitan dengan kekasihnya itu dan sekarang keluarganya hendak membawanya pergi ke negara yang jaraknya ribuan kilometer dari Korea.
Doyoung tidak menyangka bahwa ia harus pergi sejauh ini.
"Kita gak ada pilihan lain, Mama sama Papa udah tau soal hubungan kalian. Dan tadi malam di rumah sakit, mereka tau kalian ngumpet di gudang tapi mereka milih buat pulang karena mau kasih sedikit waktu buat kamu dan Junghwan."
Harusnya Doyoung tahu itu, orang tuanya tidak bodoh untuk tidak menyadari bahwa anak mereka ada di dalam sana.
"Kakak sengaja jemput kamu ke asrama karena gak mau Papa sama Mama ketemu Junghwan, kamu tau kan itu bakal bikin dia ada dalam bahaya? Kamu gak mau kan Junghwan bernasib sama kayak Jihoon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Metà [Hwanbby] ✔
Fiksi PenggemarWhen vampire!Doyoung met an ordinary human, So Junghwan. Metà (n.) - my other half.