Terlambat bagi Doyoung untuk kabur karena Junghwan kini berdiri tepat di hadapannya, permukaan sepatu laki-laki itu bahkan terkena cipratan darah yang sekarang berceceran di lantai.
Kepala Doyoung mendadak kosong, alasan apa yang harus dia ucap sekarang?
"Lo ngapain?" Tanya Junghwan.
Jangankan menjawab, mengalihkan pandang dari mata Junghwan saja ia tidak sanggup.
"Doyoung?"
Yang lebih kecil menelan ludah, berusaha membasahi tenggorokannya sebelum bicara. Namun belum sempat suaranya keluar, pintu yang ada di samping kirinya terbuka.
"Kim Doyoung! Mana darahnya?"
Itu Kim Junkyu. Lagi-lagi kakaknya yang sangat ia sayangi itu menjadi malaikat penyelamat di hidupnya.
"Jatuh." Jawab Doyoung singkat sambil menunjuk lantai.
Junkyu berdecak kesal sebelum berjalan mendekat, menarik pergelangan tangan adiknya untuk menjauh dari sana.
"Junghwan? Tolong panggilin petugas kebersihan ya." Ujarnya lagi sebelum berlalu, Junghwan melihat dengan jelas bagaimana mereka melangkah dengan sangat terburu-buru.
Kedua kakak beradik itu menjauh dari tempat kejadian yang masih dipenuhi darah segar di mana-mana, meninggalkan Junghwan sendirian yang kini makin kebingungan.
"Kamu tuh! Udah kakak bilang buat gak minum di rumah sakit! Untung kakak masih di sini, kebayang gak kalo misalnya bukan Junghwan yang nemuin kamu barusan, mau jawab apa? Kamu bahkan gak bisa ngomong apa-apa di depan dia kan?"
Kepala Doyoung makin menunduk, malam ini Junkyu kembali mengunjunginya di rumah sakit setelah ia berkata bahwa beberapa hari ke belakang, dirinya sangat mudah kehausan dan menyebabkan Doyoung makin ingin menghisap darah Junghwan.
Selain karena kedua orang tuanya masih ada di luar negeri, Junkyu juga tidak sejahat itu untuk membiarkan adiknya kesusahan.
"Mulai hari ini, kamu pulang ke rumah kakak."
Dan Doyoung hanya dapat mengangguk pasrah, mungkin ia memang harus menjauh dari Junghwan untuk sementara waktu. Berada di dekat manusia itu hanya membuatnya tersiksa.
Perhatian yang tidak berhenti Junghwan berikan juga membuat hatinya berdebar tidak karuan.
Tentu tidak dalam artian sebenarnya karena beberapa organ Doyoung telah berhenti berfungsi sejak ia dijadikan vampire oleh makhluk yang kini menjadi orang tuanya.
Jelas Doyoung dilarang keras untuk jatuh hati dengan manusia, berada terlalu dekat dengan mereka saja butuh usaha besar, apa jadinya jika ia berkencan dengan Junghwan?
Pasti Junghwan akan memberikan perhatian lebih, menyentuh tubuhnya lebih banyak lagi, atau membiarkan Doyoung kembali mencium bibirnya semalaman.
Kepala Doyoung menggeleng kuat, berusaha menghalau pikiran kotor yang mendadak terlintas di otaknya.
"Berapa bulan lagi sampai koas kamu selesai?" Tanya Junkyu, dengan suara yang lebih rendah dan tenang karena tidak tega melihat wajah Doyoung yang dipenuhi penyesalan.
"Enam."
Junkyu mengangguk paham, "Kakak gak mungkin bisa ngawasin kamu terus di sini, setelah itu kamu harus ikut kakak atau orang tua kita. Yang jelas, kamu harus jauh dari Junghwan. Semua masalah datang sejak kamu ketemu dia."
Dan adiknya menjawab dengan anggukan pelan, "Aku mau ikut kakak aja." Ucapnya sambil menarik ujung kemeja yang Junkyu gunakan.
Jawaban Doyoung membuat Junkyu tertawa pelan. "Maaf ya, aku juga gak tau kenapa bisa bersikap aneh gitu kalo di depan Junghwan." Lanjut Doyoung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metà [Hwanbby] ✔
FanficWhen vampire!Doyoung met an ordinary human, So Junghwan. Metà (n.) - my other half.