Nasihat dari Nenek

37 10 0
                                    

Halooo. Selamat malam. Part kali ini ada nasihat dari sang nenek untuk Adel. Kira-kira bakal dipakai gak sih nasihat neneknya? Jangan lupa dibaca yaaa. Dikit doang. Part selanjutnya besok.

===

"Ning Adel tidak mau pulang?" tanya Bu Aisyah, nenek dari Adelia dari pihak ibu.

"Neneeek, Adel kan baru sampai, kok disuruh pulang lagi?" tanya Adel dengan bibir yang maju ke depan.

"Bukan baru sampai, tapi sudah dari tadi malam. Bagaimana kalau Abah dan Umi nyariin kamu?" Bu Aisyah meneruskan kegiatannya memasak sambil memandang cucu kesayangannya.

"Iya, iya." Adelia memandang neneknya dengan sendu, "Adel sedang tidak ingin ke pesantren, Nek. Adel boleh tinggal di sini beberapa hari?"

"Kamu itu sudah besar loh, Nduk. Kalau ada masalah sama Abah dan Umi kamu, mbok yo dibicakan baik-baik. Bukan malah main kucing-kucingan seperti ini. Pasti tidak pamit ke Abah kamu, yo? Kalau Umi kamu jantungan, bagaimana?" Bu Aisyah menggelengkan kepalanya pelan, sikap keras kepala Adel ini sama persis dengan almarhum suaminya. Tidak hanya sifat keras kepala, tapi juga kecintaannya kepada alam semesta.

"Nek, apa dulu itu Kakek juga suka menjelajah?" tanya Adel penasaran.

"Kakek dulu itu suka pergi ke mana pun. Bahkan tidak pulang sampai berhari-hari. Jangan tanya tempat apa saja yang pernah dikunjungi, banyak banget, Nduk. Tapi, waktu itu tidak ada yang namanya hape, tidak bisa dijadikan konten seperti pekerjaan kamu sekarang," jelas Bu Aisyah sambil tertawa saat mengenang almarhum suaminya.

Bu Aisyah menyelesaikan pekerjaannya, lalu duduk di samping Adelia yang tengah memangku laptop. Dilihatnya sang cucu tengah mengedit video yang akan dibagikan ke akun Instagram, seperti apa yang dilakukan Adelia selama ini.

"Pasti tempat-tempat seperti ini yang dulu dikunjungi oleh kakekmu. Bahkan lebih bagus karena masih sangat alami dan jarang dikunjungi oleh orang lain," ucap Bu Aisyah sambil tersenyum.

"Adel bisa ngrasain apa yang dirasakan oleh Kakek dulu. Pasti membahagiakan," kata Adel dengan tangan yang masih berada di atas laptop. "Mungkin nih ya darah Kakek mengalir pada Adel."

"Kamu perempuan, jadinya susah mau ke mana-mana. Beda dengan Kakek. Lagipula Abah dan Umi itu melarang karena sayang sama kamu, Nduk. Pasti sekarang mereka mencarimu. Tadi malam gak pamit tho?" tanya Bu Aisyah yang langsung dijawab dengan senyum bersalah oleh Adel.

"Nenek aja yang hubungi Umi, boleh? Biar Adel gak kena marah lagi," ucap Adel dengan pandangan memohon.

"Halah, Adelia Emma," ucap Bu Aisyah sebelum akhirnya mereka tertawa bersama.

===

Udah selesai .... Tunggu part selanjutnya besok malam yaaa. 

Matahari Untuk AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang