Semua Karena Cinta

26 8 1
                                    

Dilihat dari judulnya semua karena cinta. Kira-kira cinta siapa ya? Sebelum membaca, jangan lupa untuk like dan komen.

===

Jika cinta adalah perasaan yang tak bisa dibuang

Mencintai Adelia adalah sebuah perjuangan

Memahami dan mencoba menerima apa adanya

Membuatnya mengerti bahwa ada matahari untuknya

===

"Punya rencana apa, Gus?" tanya Nyai Wardah saat melihat sang putra tersenyum sambil melihat gawai di tangannya.

"Mau nemanin Adel, Mi." Gus Syam menoleh ke arah ibunya, lalu melanjutkan ucapannya, "Doakan Syam bisa menjaga Adelia terus, Mi. Dia itu gadis pertama dan seumur hidup yang Syam inginkan."

Nyai Wardah menggelengkan kepala pelan, tak habis pikir dengan apa yang diinginkan sang putra. Seandainya mau, Gus Syam bisa mendapatkan istri yang lebih cantik dan lebih pintar dari Ning Adelia. Bahkan banyak santriwati dan putri dari teman suaminya yang diam-diam suka mencuri pandang pada putra kesayangannya.

"Jadi, kapan kamu mau memboyong Ning Adelia ke sini? Umi sudah tak sabar ingin menimang cucu." Nyai mengutarakan niat yang memang sudah ada di hatinya sejak lama.

"Sabar, Umi. Nikahnya juga baru kemarin. Adelia itu gak bisa diburu-buru. Harus benar-benar bisa masuk ke dalam hidupnya. Tau sendiri dia seperti apa, kan?" ucap Gus Syam.

Lelaki itu memandang sang ibu yang berdiri, lalu meninggalkannya di ruang tengah sendiri. Kyai Hasan sedang menghadiri undangan pengajian di salah satu pesantren, di Jawa Tengah. Jadi, otomatis Gus Syam harus menemani sang ibu untuk menjaga pesantren.

Suara para santri yang mulai melafalkan nadhom jurumiyah dan imrithi secara bersahutan, membuatnya tersenyum tipis. Dia berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke arah jendela, menatap beberapa asrama yang ada di sekitar ndalem.

Asrama di pesantren ini tidak didominasi dengan satu warna saja. Ada beberapa warna yang dikombinasikan, warna-warna cerah dan membuat pesantren terasa semakin berwarna. Tidak terlihat kesuraman sama sekali di pesantren ini sejak Gus Syam pulang dari mondoknya dan ikut menjadi pengurus.

Tentu saja semua ini tak lepas dari impian Adel dulu. Masih jelas di ingatannya bagaimana Adelia tak ingin punya pesantren seperti yang diasuh oleh abahnya. Pesantren yang terlihat sangat suram dan seperti penjara baginya. Kegiatan monoton yang hanya itu-itu saja dan membuatnya stres karena tidak ada hiburan sama sekali.

"Nanti, kalo aku jadi pengasuh pesantren ini, aku mau nih kamar-kamar para santriwati berwarna seperti pelangi. Terus ada mural yang gambarnya pemandangan seperti gunung atau pantai gitu. Pokoknya kalo liat kamar tuh rasanya adem banget gitu lho," ucap Adelia berapi-api sambil menunjuk ke arah kamar-kamar itu.

"Boleh juga tuh nanti saya bikin kayak gitu juga," balas Gus Syam sambil melihat ke arah kamar tersebut.

"Abah kamu gak marah kalo dicat kayak gitu?" tanya Adel sambil berbisik.

Syam tersenyum, tapi sama sekali tak melihat ke arah Adelia, "Takut amat sih? Emang siapa yang bakal jadi penerus Abah nanti?"

"Ya kan siapa tau Abah kamu itu sama ma Abahnya Adel. Jadinya sama-sama kolot," ucap Adel lagi-lagi dengan berbisik, takut jika abah mereka yang sedang berbincang di ruang tamu mendengar pembicaraan mereka. Saat itu ada acara di Pesantren At-Taqwa, mereka pun bisa bertemu dan berbincang layaknya seorang teman.

Iya, Gus Syam selalu mengingat apa yang dikatakan oleh Adelia, berusaha mewujudkan apa pun yang diinginkan oleh ning pujaan. Walaupun nyatanya itu adalah pembicaraan beberapa tahun yang lalu, saat mereka masih sama-sama mondok di tempat yang berbeda.

"Ning Adelia mau makan siang dulu?" tanya Gus Syam saat melihat para santri mulai berjalan hilir mudik dengan membawa baskom dan nampan.

"Heh! Aku jotos kamu kalo manggil aku ning!" ucap Adelia sambil mengepalkan tangan kanannya, lalu menggerakkan seolah akan memberikan bogem mentah pada lelaki yang ada di dekatnya. Gus Syam kaget dan hampir saja jatuh dari tempat duduknya. Sampai akhirnya mereka tertawa, seolah tak ada jarak lagi di antara mereka. Tidak ada ning ataupun gus, hanya ada kebahagiaan dan mimpi-mimpi untuk masa depan.

"Adelia, aku akan menjadi mataharimu. Matahari terbaik yang pernah kamu kenal."

===

Gus Syam suka banget ya isengin Adelia dengan panggilan Ning. Jadi buat Adel ingin menjotosnya haha

Matahari Untuk AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang