Naik Kuda

33 10 2
                                    

Masih di Bromo nih Surya dan Adel. Sepertinya mereka sudah mulai nyaman satu sama lain ya hihi.

===

Rencanakan apa yang menjadi impian

Walau itu masih menjadi khayalan

Hingga tanganmu tak mampu memegang

====

"Kak, Adel ada ide nih. Kakak kan lagi nganggur, gimana kalo buka bisnis ngetrip aja? Kakak bisa bikin banner yang mempromosikan trip di wilayah Malang. Kan lumayan, daripada nganggur," ucap Adelia saat mereka sedang sarapan pagi di warung sebelum naik ke atas kawah.

Surya yang sedang menikmati sepiring mi goreng, langsung menghentikan aktivitas makannya. Apa yang dikatakan gadis itu benar, dia bisa memanfaatkan hobinya untuk mencari uang. Selain sebagai influencer yang memang suka explore tempat wisata, dia juga bisa sekalian menjadi guide.

"Sebenernya gue udah pernah nganterin orang juga sih. Jadi guide gitu ke Bromo. Kalopun ada yang mau ke pantai, gue juga bisa nemenin." Akhirnya Surya bersuara.

"Terus? Kok Adel gak pernah tau?" tanya Adel menelisik.

"Soalnya gue gak pernah promo juga."

Adel langsung menepuk dahinya dengan pelan. Bagaimana dia bisa tahu kalau Surya saja tidak pernah mempromosikan jasanya? Minimal dengan dia membuat konten, dia pun bisa sekalian mempromosikan jasa yang ditawarkan. Pasti akan banyak yang menyambut, mengingat followers lelaki itu cukup banyak.

"Gak pernah promo, tapi maunya dapat klien? Mimpi!" ucap Adelia, kepalanya menggeleng pelan.

"Del, bikin bisnis seperti ini, modalnya gak dikit. Kalo cuma ngetrip doang, nganterin wisatawan sambil njelasin ini-itu, okelah. Toh mobil bisa nyewa setelah mereka bayar. Tapi yang dibutuhin gak cuma mobil. Perlu juga peralatan pendukung biar klien tertarik. Nih, gue udah pernah bikin bannernya." Surya mengeluarkan ponselnya, mencari di galeri hingga menunjukkan sebuah banner promosi yang tertera nomor ponselnya.

Adel memperhatikan banner itu dengan saksama, lalu mengangguk setuju dengan yang dikatakan Surya. Apalagi saat ini jika mau ke pantai pun mudah. Ada bus yang dari terminal Arjosari, melewati jalan-jalan besar yang menuju pantai. Bus itu mengantar wisatawan berangkat, sekaligus membawa pulang kembali.

"Gimana kalo gak hanya open trip? Kita bisa bikin acara ngecamp ke pantai dengan fasilitas tertentu, ditambah rangkaian acara yang membuat peserta menjadi terkesan. Ada pengalaman tak terlupakan saat ikut trip dengan kita. Pokoknya kita bikin beda. Ya, walaupun langsung ketemu on the spot di pantainya." Lagi-lagi Adel mengutarakan isi yang ada di otaknya.

"Adel-Adel! Dibilangin gak semudah itu. Lu harus punya peralatan yang bagus. Ada tenda, alat-alat pendukung yang dibuat camping, pastinya juga perlu drone agar semuanya bisa terekam dengan baik. Ngerti gak sih?" ucap Surya mulai tak sabar.

"Kak Surya itu yang gak ngerti. Kita bikin dulu open tripnya, bikin acaranya mau seperti apa. Lalu, baru mikirin peralatan dan lainnya saat sudah tau jumlah peserta. Lagian nih, Kak. Sekarang udah banyak tempat sewa peralatan camping kayak gitu. Jadi, gak perlu modal sebenernya. Kalo mau sewa drone juga ada kok!" Adel berusaha mematahkan argumen Surya.

"No! Gue gak mau ribet!" ucap Surya masih dengan egonya yang tinggi.

"Adel bakal bantuin, Kak. Kita bakal bisa jadi rekan kerja yang baik jika mau usaha!" Lagi-lagi Adel berusaha meyakinkan. Lelah sekali jika melihat status Surya yang seperti orang tidak berguna. Sering mengeluh tidak punya uang ataupun gak ada kuota.

"Oke deh! Kita bicarain nanti. Kita naik ke kawah dulu sebelum ke tempat lain!" Akhirnya Surya mengalah. Percuma sepertinya berdebat dengan Adelia, tak pernah ada habisnya.

Segera mereka menyelesaikan makannya, lalu berjalan meninggalkan warung menuju kawah Bromo. Masih pagi, jadi masih belum terlalu panas. Namun, sudah ada banyak kuda dan joki yang berseliweran menawarkan jasa mereka.

"Naik kuda gak capek, sampe atas, Mbak. Nanti ditungguin dan balik lagi. Seratus ribu sampai bawah lagi."

"Seratus ribu, seratus ribu!"

Para joki kuda mulai menawarkan kuda mereka. Ada banyak sekali kuda, dari yang terlihat kecil, sampai terlihat sangat gagah. Dari yang biasa saja, sampai yang warnanya warna-warni seperti pelangi. Seolah memanggil para wisatawan untuk menaiki dan foto bersama mereka.

"Mau naik, Del?" tanya Surya saat melihat Adelia mulai kelelahan.

"Lima puluh ribu aja, Mbak. Nanti dibayar pas di bawah! Capek lho kalau mau naik sampai atas. Tenaganya disimpan buat naik tangga!" ucap seorang joki yang mengikuti mereka dari pertama kali keluar warung.

"Gimana?" tanya Surya kembali.

"Baiklah, aku mau naik." Akhirnya Adel menyerah. Dia belum cukup tangguh untuk berjalan sampai ke atas. Lagipula apa yang dikatakan sang joki benar. Dia bisa menghemat tenaga untuk naik di tangga sampai ke atas.

Adel akhirnya naik kuda dan sampai terlebih dahulu di anak tangga pertama, dia menunggu Surya yang tengah berjalan dengan santainya sambil sesekali mengabadikan tempat yang dilewati menggunakan ponsel. Tak ingin ketinggalan, gadis itu pun mengeluarkan ponsel dan memotret tempat-tempat yang ada di sekelilingnya.

"Yuk ke atas!" Surya yang sudah ada di samping Adel pun langsung mengajak gadis itu untuk menaiki tangga.

"Yuk!"

===

Melihat Adel yang naik kuda, kalian sudah pernah naik kuda atau belum nih? Hihi

Matahari Untuk AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang