6 - Flashback: Before the Epic Started III

160 26 6
                                    

Happy Reading <3

>>> The Ballet Dancer –– Jonas Kolberg

–––

23 Desember, 23.24

Kamu kembali ke tempat istirahatmu dengan isi kepala yang sangat penuh. Sebenarnya, tidak terlalu banyak yang kamu lakukan. Hanya menemani Shoko mengobati rekan-rekan penyihir yang meringis kesakitan dan terluka. Tetapi entah mengapa tubuhmu terasa berat sekali. Kenjaku benar-benar menjalankan taktik permainan yang sangat licik dan sulit ditebak. Terlebih karena banyak pemain yang sekarang sudah meraih lebih dari 100 poin, timbul banyak sekali peraturan-peraturan baru yang bisa saja merugikanmu. Untung saja, kamu sempat merubah total poin dengan mengalahkan seorang penyihir beberapa hari silam, sehingga ketentuan penghapusan teknik terkutukmu batal terjadi.

Sejak awal November awal dilangsungkannya Culling Game, sudah banyak sekali kelelahan batin dan fisik yang harus kamu rasakan. Tetapi kamu lebih memprihatinkan murid-murid kekasihmu yang terbilang masih sangat muda, namun malah harus mengerjakan tugas nista seperti ini.

Namun, perlu diakui banyak dari mereka yang mengalami perkembangan sangat signifikan, meski berarti harus mengorbankan sebuah nyawa. Contoh konkretnya seperti Maki, anak "gagal" klan Zenin yang berhasil membuka batasan surgawinya setelah saudara kembarnya Mai meninggalkan dunia ini. Kamu dikabarkan rekanmu bahwa Maki berhasil membantai habis seluruh anggota keluarganya di klan Zenin dan sudah hampir setara dengan pamannya––Toji Fushiguro, ayah dari Megumi yang hampir saja membunuh kekasihmu ketika masih seorang pelajar tahun kedua.

Tepat ketika kamu tengah membersihkan diri, sekumpulan pikiran muncul di kepalamu, menghantui sepanjang kamu mandi. Kalau dipikir-pikir, kamu memang tipikal orang yang terbilang terlalu sensitif untuk menjadi penyihir jujutsu. Sama seperti Yuuji, kamu kesulitan untuk membunuh manusia-manusia yang sudah ditransfigurasi oleh Mahito. Sepanjang menjalankan tugas, tanganmu gemetaran dan air matamu membendung ketika mayat-mayat terkutuk itu tidak hilang melainkan menjadi sebuah jasad yang nampak bentuk fisiknya.

Bagaimana kalau ternyata kamu tidak sekuat itu kalau sampai harus kehilangan Satoru? Bagaimana kalau kamu tidak bisa seperti Maki... Bagaimana kalau ternyata kamu malah semakin jatuh ke bawah karena terlalu emosional? Bagaimana kalau sampai ternyata Satoru kalah dalam duelnya? Semua itu membuat dadamu tidak nyaman.

Besok adalah harinya. Hari dimana kekasihmu akan berduel dengan Raja Kutukan yang digadang-gadang sebagai yang terkuat sepanjang sejarah. Kamu tidak tahu bagaimana harus menyikapi hal ini. Kamu tahu Satoru itu kuat, tetapi tetap saja... Kamu sulit untuk menerima kenyataan bahwa setiap gerak-geriknya besok, bahkan untuk sekedar bernapas akan sangat menentukan hidup dan matinya kekasihmu.

"Ha––"

"Satoru... Maafkan aku yang tiba-tiba egois seperti ini..."

Kamu memutuskan untuk menelepon kekasihmu. Baru saja 3 hari berlalu, tetapi dirimu sudah haus akan pelukannya. Kamu menekan tombol panggilan di ponselmu dan menunggu beberapa saat. Kali pertama panggilan, Satoru tidak mengangkatnya. Kedua juga sama. Begitupun yang ketiga, tidak ada jawaban. Satoru tidak menjawab.

Kamu merasa sedih. Tapi kamu memakluminya. Satoru itu pria yang sibuk. Menjadi seorang kepala klan Gojo, tenaga pengajar di sekolah jujutsu, dielu-elukan orang menjadi yang paling kuat, dilimpahkan tanggung jawab besar... Kamu memaklumi semuanya. Kamu memutuskan untuk masuk ke kamarmu dan menyalakan sumbu lilin aromatik yang kamu beli beberapa bulan lalu.

Ketika baru ingin memejamkan mata, kamu mendapati ponselmu menyala dalam gelap dan berdering. Itu dari Satoru, membuatmu sedikit terperanjat dan antusias. Kamu mengangkat teleponnya.

𝗟𝗮𝗰𝘂𝗻𝗮 | Satoru GojoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang