Bentuk Kasih Sayang

720 31 0
                                    

Ting!!!

Sebuah notifikasi pesan yang ditunggunya akhirnya muncul. Jeonghan baru saja naik kedalam mobil Doyoung untuk kembali ke apartemen.

Ddadu♡:
Han, pulang ke apart aku ya. Capek banget, aku butuh kamu.

"Doy, anterin gue ke apart Cheol ya." pinta Jeonghan setelah selesai mengetik balasan, suaranya terdengar berat. Jika Seungcheol bisa mengetik kata 'pulang', itu berarti pacarnya juga sudah tau kejadian tadi pagi.

Doyoung dari kursi pengemudi menoleh sebentar, padahal ia tau mood Jeonghan juga sedang tak bagus karena pertengkarannya tadi. Tapi temannya ini terlalu bandel untuk sesekali mementingkan dirinya sendiri. Entah berapa ratus kali Chanhee dan dirinya menegus, tapi hasilnya tetap saja. Jeonghan itu selalu beranggapan kebahagiannya ada jika ia masih dibutuhkan dan bisa membantu yang lain.

"Udah ijin sama Jisoo Soonyoung?"

"Udah biasa juga kan, paling Cheol udah ngabarin." jawab Jeonghan singkat.

"Han." Doyoung yang biasa berisik kini memelankan suaranya. "Kalo lo emang cape pulang aja, istirahat. Coba ngomong ke Seungcheol gue yakin dia juga ngerti." lanjutnya.

Dalam hitungan detik garis bibir Jeonghan berubah menjadi lengkungan indah. Selalu saja seperti ini jika sang sahabat memberinya nasehat. "Gue gapapa, lagian cuma satu mata kuliah bikin cape apanya sih."

Yang bisa Doyoung lakukan hanyalah mendenguskan nafasnya. Jawaban yang sama selalu keluar dari bibir mungil itu, apalagi yang diharapkannya.

Jarak dari kampus ke apartemen Seungcheol tak begitu lama, mungkin hanya sekitar sepuluh menit. Lelaki yang menjabat sebagai ketua BEM itu sengaja memillih lokasi yang berdekatan dengan kampus agar dirinya tak kerepotan saat ada rapat dadakan. Maka hanya menghabiskan kurang lebih lima buah lagu mobil Doyoung sudah terparkir didepan apart. Tangan Jeonghan membuk pintu mobil dan melangkahkan kakinya keluar.

"Makasih udah dianterin Doy." ucap Jeonghan dikaca jendela mobil yang terbuka.

"Aelah santuy kali, inget ya Han kalo ada apa-apa lo bisa hubungin gue atau Chanhee."

Jeonghan terkekeh kecil. Perlahan bayangan mobil hitam Doyoung sudah menghilang dijalanan. Dengan jantung yang berdebar cukup kencang kakinya yang ramping masuk kedalam gedung dan menaiki lift ke lantai 3. 

Tubuhnya sudah berdiri didepan unit milik Seungcheol. Sebenarnya ia bisa langsung masuk karena Jeonghan sudah hafal kata sandinya. Tapi ia memilih diam beberapa menit untuk mempersiapkan dirinya.

Tit.. tit.. tit..

Apartemen ini berukuran cukup besar dan mewah untuk dimiliki seorang mahasiswa, wajar saja karena ini memang apartemen elit. Namun jika yang memilikinya seorang Choi Seungcheol tak akan ada yang kaget. Menjabat sebagai ketua BEM, Seungcheol juga putra bungsu dari salah satu pemilik perusahaan konstruksi terbesar di negri ini, Coups E&C.

Kondisi apartemen cukup berantakan, beberapa helai baju dan bungkus makanan berserakan di lantai. Sudah beberapa hari ia tak datang kemari karena Seungcheol disibukan urusan organisasi. Jangankan kemari, Seungcheol mengabarinya pun sudah syukur.

"Cheol." panggil Jeonghan pada sosok lelaki yang sedang berbaring di sofa dengan tangan yang menutupi wajah. Ia masih memakai hodie hitam berpadu celana jeans robek, mungkin terlalu lelah untuk berganti pakaian.

 Ia masih memakai hodie hitam berpadu celana jeans robek, mungkin terlalu lelah untuk berganti pakaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ĘccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang