Berbanding Terbalik

221 20 6
                                    

Jisoo berjalanan penuh semangat, menerobos kerumunan orang yang memenuhi jalan kecil ini. Ramai dan bising, namun Jisoo justru suka. Seokmin yang berjalan mengikuti hanya memandang tingkah laku Jisoo yang serba penasaran melihat ke kanan dan kiri.

"Seok itu yang rame banget antriannya apaan ya, gue penasaran."

"Eh liat tuh ada cilor, gue pengen deh lama ga makan."

"Tadi ada mba-mba lewat bawa kaya es teh tapi dalem banyak buahnya, penasaran deh."

Iya, Jisoo itu harusnya memang seperti ini, hangat dengan senyum ceria diwajahnya. Banyak orang salah mengira kalau Jisoo adalah sosok elegan dan susah didekati. Mereka tak tau saja menyenangkannya jika sudah tau sifat aslinya. Seokmin jamin, semua orang bakal betah didekat Jisoo.

"Kak, kita makan yang enteng dulu terus nyari tempat duduk, kalo lper bru beli yang lain. Bilang aja Kak Jisoo mau makan apa ntar gue yang traktir."

Jisoo menatap Seokmin ragu, entah kenapa. "Emang gapapa?" tanyanya ambigu.

"Apanya yang gapapa?" Seokmin tak menangkap pertanyaannya.

"Maksud gue disini kan banyak jajanan ga sehat. Kalo makan banyak gapapa? Bikin gendut juga ga si?"

Seokmin tersenyum lebar, meraih tangan Jisoo untuk membeli cilor yang tadi sudah ditunjuk olehnya. "Udah jangan dipikiran soal gituan, karena lo perginya sama gue jadi harus ngikutin rules gue juga. Hari ini puasin Kak Jisoo makan apa aja, makanan ginian kalo ga keseringan mah aman kali. Terus nih ya, Kak Jisoo udah dasarnya cantik mau bentukannya gimana juga cantiknya gabakal ilang." sambil mengomel Seokmin terus menarik Jisoo sambil berjalan.

Kalau pergi sama Hyungwon boro-boro, Jisoo hanya boleh membeli maksimal 2 macam jajanan pinggir jalan. Itupun selesai beli harus dimakan di mobil karena Hyungwon tak suka tempat berisik. Dan jika masih lapar kalimat yang akan pacarnya bilang itu "Kalo laper tu makan karbo sekalian, ga dibanyakin jajan kaya gini, ga sehat buat badan kamu juga jangan dibiasain. Udah kita pergi ke restoran aja, aku tau tempat yang enak deket sini." dan ya, berakhir mereka pergi tanpa menanyakan pendapat Jisoo lebih lanjut. Meski tujuannya baik dan perhatian tapi tetap saja, Jisoo orangnya suka mencoba banyak hal baru. Jadi, jika bisa terkadang ia ingin Hyungwon sedikit menyesuaikan dengannya.

Tak bisa Jisoo bayangkan, hanya dalam waktu satu jam kedua tangannya penuh dengan berbagai makanan dan minuman. Seokmin benar-benar membeli apa saja yang Jisoo inginkan tadi, walaupun hanya satu porsi untuk berdua. Katanya sih biar kemakan semua kalo makanannya di share.

Setelah berputar-putar semua kursi sudah penuh. Jadilah mereka memilih mengemper di bahu jalan. "Gapapa kan kak disini?" tanya Seokmin memastikan.

Jisoo mengangguk, "Gapapa lagi, malah seneng udah lama ga makan dipinggir jalan gini."

Saking asyiknya mengobrol sambil menghabiskan makanan Jisoo tak sadar Hp nya berdering dari tadi, lebih tepatnya dia abaikan. Seokmin masih sama seperti waktu mereka kecil, sangat rewel dan lucu dengan berbagai ekspresi yang diberikan saat menanggapi cerita Jisoo.

"Eh kak lo masih sanggup makan kan?" tanya Seokmin tiba-tiba.

"Masih sih, ga yang kenyang banget gue. Kenapa?"

"Bagus kalo gitu," pemuda berhidung mancung itu berdiri, membersihkan celananya yang kotor karena duduk di bawah. "Tunggu sini bentar ya, gue bawain yang lo suka." dengan secepat kilat Seokmin membaur diantara kerumunan.

Saat Seokmin pergi Jisoo menyempatkan membuka telpon genggam yang dianggurkannya dari tadi. Bibirnya tersenyum kecut melihat pemilik notif di layar. Ah lagipula kenapa dia masih berharap kalau sudah tau akan kecewa si.

ĘccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang