Senior

385 32 0
                                    

Kak Hyungwon :
Beb, aku udah diluar

"Nyoung, tolong bukain pintu depan!"

Jisoo masih sibuk merias diri, kamar yang beberapa menit lalu tertata rapi karena habis dibereskan kini berantakan lagi. Sebab terlalu lama mengobrol dengan Jeonghan ia sampai lupa sejenak janjinya dengan sang kekasih.

"Soonyoung?! Ah pasti molor lagi tu anak." dengan tangan sibuk membawa bedak Jisoo keluar membukakan pintu untuk Hyungwon. Penampilannya masih acakan, mengenakan kaos putih polos dan celana tidur pendek.

Baru saja keluar, rupanya sang kembaran juga sama-sama keluar dari kamarnya dengan rambut bagian bawah basah dan semerbak wangi sabtun strawberry. "Udah gue ja yang bukain. Lo cepetan sana dandannya."

"Makasih Han, bilang Kak Hyungwon tunggu gue 10 menit lagi ya." tanpa membuang waktu Jisoo buru-buru kembali menghilang kedalam kamar.

Tadinya Jeonghan berniat tidur kembali setelah mandi, jujur saja sepulang dari rumah Seungcheol ia masih sangat megantuk karena beberapa kali terbangun saat malam. Namun suara bel yang dipencet beberapa kali mengurungkan niatnya. Itu pasti Hyungwon, pacar Jisoo sekaligus seniornya di klub teater. Soalnya kalau itu si tetangga Jihoon dan Seokmin, mereka pasti akan langsung masuk jika tak ada yang membukakan pintu. 

Begitu pintu dibuka tanpa aba-aba, pria dengan sweater turtleneck cokelat berpadu serasi dengan jaket kulit hitam nampak memandang hp nya. Perlu Jeonghan akui kalau Hyungwon itu sangat tampan, karena tak banyak anak yang masuk klub teater untuk mendekatinya.

 Perlu Jeonghan akui kalau Hyungwon itu sangat tampan, karena tak banyak anak yang masuk klub teater untuk mendekatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Serius banget si kak ngeliatin apa?" goda Jeonghan pada Hyungwon yang masih belum menyadari keberadaannya.

Mendengar suara yang tak asing, Hyungwon mengalihkan perhatiannya. Hp yang tadinya terliht menarik buru-buru dimasukan kekantung. Senyumnya secara natural terbentuk melihat Jeonghan menyambutnya.

"Eh sorry Han, gue ga liat ada lo."

Melihat reaksi Hyungwon atas kejahilannya membuat Jeonghan tertawa pelan. "Lagian serius banget si, lagi nontoin foto Jisoo ya sampe segitunya?" belum puas Jeonghan menggoda.

"Kepo deh bocil." kini giliran Hyungwon membalas dengan mengacak rambut Jeonghan.

"Baru mandi ya lo."

"Duh iya, jangan diberantakin dong." protes Jeonghan menyingkirkan tangan besar Hyungwon dari kepalanya.

"Pantes masih bau bayi bukan bau asem." Hyungwon tersenyum jahil.

"Diem deh kak, sini masuk duduk dulu. Jisoo nya masih dandan tuh." jawab Jeonghan cemberut.

Dari awal pertemuan keduanya di klub teater, Hyungwon selalu berlaku sangat baik pada Jeonghan. Dulu, pria ini yang selalu menemami Joenghan kemanapun saat dibutuhkan sampai orang-orang mengira kalau mereka berpacaran dan cemburu padanya. Saat dirinya mengatakan kalau Hyungwon hanya menganggapnya adik kecil tak ada yang percaya, mereka bilang tatapan mata Hyungwon sangat berbeda untuk dikatakan seperti itu. 

Jeonghan tak paham, kenapa orang-orang memberikan arguman sok tau begitu. Padahal ia yang lebih tau mengenai hubungannya dengan Hyungwon. Sampai akhirnya Jeonghan berpacaran dengan mantannya sebelum dirinya bersama Seungcheol, baru orang-orang percaya.

Itu adalah peristiwa yang cukup menggemparkan kampusnya. Sang primadona menjalin cinta dengan lelaki yang tak pernah terlihat dekat dengannya. Dan hal mengejutkan lainnya, setelah  Jeonghan berpacaran, Hyungwon memberitahunya kalau ia sudah lama menaruh hati pada Jisoo. Dari situ Jeonghan hanya memberi tau Jisoo dan entah bagaimana beberapa bulan kemudian Jisoo bercerita kalau ia sudah berpacaran dengan Hyungwon.

Hanya bedanya hubungannya dengan sang mantan sudah berakhir sedangkan Jisoo selalu terlihat harmonis dengan Hyungwon. Jeonghan selalu bahagia melihat hubungan mereka, kedua orang yang disayanginya menjadi satu dalam jangka waktu yang lama.

"Lah lo ga nemenin gue ngobrol disini?" tanya Hyungwon, pasalnya setelah mengantarnya masuk Jeonghan berjalan berbalik kekamarnya lagi.

"Jisoo bentaran juga keluar kak. Gue ngantuk nih mau lanjut tidur." jawab Jeonghan acuh.

"Gitu ya sekarang  mentang-mentang udah ada yang lain guenya dicuekin sekarang. Padahal kita udah lama ga ketemu."

Ah sial, Hyungwon sangat paham apa kelemahan Jeonghan. Dengan langkah malas kaki kecilnya berbalik ke sofa, melemparkan tubuhnya ke bagian ujung sofa dan bersender.

"Makannya main ke teater dong, anak-anak juga nanyain terus tuh."

"Kapan-kapan deh, skripsi gue masih muyengin.Btw, lo ga main sana Cheol tumben?"

"Gue aja pagi baru balik dari apartnya, terus nanti malem juga mau makan bareng keluarganya." Jeonghan sudah biasa bercerita pada Hyungwon, walaupun entah kenapa dia merasa senior yang sudah dianggapnya kakak ini tak suka pada kekasihnya itu. Tak terlalu nampak, tapi Jeonghan bisa merasakannya tiap mulutnya mengeluarkan nama Seungcheol.

"Lo nginep lagi disana?" nada bicara Hyungwon berubah.

"Iya mau pulang udah kemaleman soalnya."

"Han jangan dibiasain ah, gue tau Cheol sayang banget sama lo dan gabakal nyakitin lo. Tapi siapa yang tau kalo dia tiba-tiba lepas kendali."

"Iya iya, lo masih bawel aja si." jawab Jeonghan mencairkan suasana.

Untungnya Jisoo selesai diwaktu yang tepat, senyum Jeonghan mengembang melihat saudaranya itu berjalan mendekat.

"Maaf ya kak lama, mau langsung aja?" tanya Jisoo. 

Sebenarnya tanpa berdandan pun wajah Jisoo sudah sempurna dengan senyuman manis khasnya. Tak jauh berbeda dengan Jeonghan, ia juga mencadi incaran banyak orang dikampus. Namun karena Jisoo lebih tegas dalam menolak, orang yang berniat mendekatinya sudah berkecil hati,

"Kamu dandannya lama banget ngapain deh orang udah cantik gitu." Hyungwon melemparkan godaan yang membuat pipi Jisoo memerah.

"Udah ah gue balik kamar ya, males jadi nyamuk disini." keluh Jeonghan.

"Lo gamau ikut aja? Belum sarapan kan?" Hyungwon menawarkan dengan raut muka tak bersalah. Bukan hanya kali ini Hyungwon sering kali mengajak dirinya untuk ikut bersama, padahal ia kan juga perlu waktu berduaan dengan pacarnya tanpa gangguan. Sebenarnya Jisoo tak pernah mempermasalahkan, untungnya Jeonghan cukup peka untuk menolak.

"Gamau, ngapain jadi nyamuk."

"Gapapa kok Han, daripada lo gabut." ucap Jisoo

"Tuh kan, lo kaya siapa aja deh."

"Engga engga, udah sana kalian main aja. Gue bisa gofood sama Nyoung nanti, bye." jawab Jeonghan buru-buru berlari kekamarnya.

Yangng ditinggal hanya memandangnya diam sampai menghilang dari balik pintu. "Sodara kamu tuh diajak main sekarang susah banget."

"Udah biarin aja kak, Han nya juga udah ada pacar sekarang jadi seringan keluar sama pacarnya. Yuk ah buruan keburu siang." Jisoo menggandeng tangan Hyungwon yang masih terpaku pada pintu kamar Jeonghan.

Tbc

ĘccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang