Bukan Cemara

506 27 0
                                    

"Han, sayang."

"Hmm.."

"Mama ngajakin makan malem lagi besok."

Jeonghan diam tak menanggapi. Badannya begerak pelan mencari posisi yang nyaman. Wajahnya terbenam dalam dada bidang Seungcheol yang telanjang. Lampu diapartemen sudah dimatikan, mungkin Jeonghan akan menginap malam ini. Badannya sudah terlanjur nyaman berbaring dalam dekapan sang kekasih.

"Sayang?" panggil Seungcheol sekali lagi. Tangannya bergerak mengusap surai rambut Jeonghan yang mulai panjang.

"Bang Youngjae lagi dirumah, jadi dia bakal ikut besok." suara Seungcheol memelan.

Adanya perubahan suara pada sang dominan membut Jeonghan mengulat, mensejajarkan kepalanya agar bisa melihat Seungcheol. Bisa Jeonghan lihat ada rasa berharap dikedua mata Seungcheol.

"Tapi aku ga yakin Soonyoung sama Jisoo bakal ngijinin." jawab Jeonghan.

"Han please, aku gabisa kesana sendiri. Aku butuh kamu." harap Seungcheol. Ia tau kekasih manisnya takan bisa menolak jika ia sudah mulai memohon.

Jeonghan menghembuskan napas panjang. Selalu seperti ini jika Seungcheol akan bertemu dengan kakaknya, ia akan membawa Jeonghan. Bukannya Jeonghan tak suka dengan keluarga Seungcheol, bahkan kedua orang tua Seungcheol memperlakukan Jeonghan seperti anak mereka sendiri. Ya, terlalu seperti anak sendiri.

"Kamu udah pastiin kalo kak Youngjae bakal dateng?" tanya Jeonghan lembut.

"Dia sendiri yang chat aku, katanya ga sabar buat ketemu aku besok. Bulshit, kaya yang pernah nganggep aku adek aja."

Terlihat jelas perubahan mood Seungcheol ketika mulai membicarakan sang kakak. Bang Youngjae, kakak Seungcheol sekarang sudah bekerja diperusahaan sang ayah sembari berlatih menjadi pewaris. Hubungannya dengan Seungcheol tak begitu baik. Dari kecil mereka sudah terbiasa bersaing, dan sang kakak selalu lebih unggul darinya.

"Yaudah aku ikut, udah kamu jangan kebanyakan pikiran. Badan kamu cape, istirahat aja malem ini aku temenin." jawab Jeonghan. Tangan kanannya keluar dari selimut dan mengusap wajah Seungcheol.

"Makasih Han." hampir saja Seungcheol bergerak menyatukan bibirnya dengan milik Jeonghan karena terbawa suasana. Dengan cepat tangan Jeonghan berpindah menghalangi tindakan sang kekasih.

"Cheol, ga dulu ya."

Sudah hampir satu tahun berpacaran Jeonghan masih menolak kontak fisik yang terlalu intim dengan dirinya. Namun Seungcheol tak pernah memaksa, itu adalah salah satu point yang membuat Jeonghan menyukainya.

Maka Seungcheol hanya tersenyum, memindahkan ciumannya pada dahi Joenghan. "Gapapa aku bisa nunggu sampe kamu siap, sekarang kita tidur ya."

*****

"Ugh, jam berapa sih?" Soonyoung terbangun karena notif hp yang berisik. Masih setengah sadar ia membuka mata untuk melihat pesan yang baru saja masuk.

hoonie:
Soon, sore bisa anterin ke toko? Senar gitarku ada yang putus semalem

Soonyoung:
Emang bang Daniel kemana?

hoonie:

Dia ada acara, kalo lo gamau nemenin ya gpp si. Gue ga maksa

Soonyoung:
Bukan gitu tapi kan kemaren... oke, tapi lo nunggu di basemant duluan ya

Begitulah pesan keduanya berakhir. Soonyoung memejamkan matanya lagi, masih malas untuk bangun. Ini hari libur, kakaknya yang satu sedang menginap dan Jisoo pasti akan pergi dengan Hyungwon sebentar lagi. Masih banyak waktu yang tersisa sampai sore hari.

ĘccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang