08- 'Breakfast'

156 15 3
                                        

Setelah insiden Winwin yang menangis tidak kunjung berhenti, akhirnya ia berhenti juga 2 jam kemudian, sungguh sangat sulit untuk menidurkan bayi itu.

Energi ku benar-benar terkuras setelahnya, saat aku merebahkan kepala ku di atas bantal langsung saja aku tertidur, selelah itu aku.

Kalau Ten? Ten menjawab telepon dari suaminya dahulu sebelum beranjak tidur, laki-laki bongsor yang menjadi suaminya merengek padanya dan meminta nya untuk pulang. Tapi tentu Ten tidak menggubris permintaan sang Suami.

" Bangun Tyong ini sudah pagi "

" Aishhh,.. dasar kerbau! "

" Aku ada satu cara agar kerbau ini terbangun, boleh tidak aku mencobanya? "

" Boleh, aku juga sudah lelah membangunkan Tyongie,.. "

PLAKK

Tamparan panas mendarat di belahan pantat ku, sakit sekali,.. astaga,.. siapa berani menampar pantat kenyal ku??

Aku langsung saja terbangun dan membuka mata ku perlahan.

Aku mengerjap dan mendapati Ten yang cekikikan dan Winwin yang khawatir. Si Nyonya Seo itu tertawa lepas tanpa dosa setelah menampar pantat ku.

" Tennie!! Tyong bisa saja kesakitan!! kau ini! "

PLAKK

Aku bisa melihat dengan samar Winwin kesayangan ku menampar paha mulus Ten dengan kuat. Saat pandangan ku sudah fokus benar saja Ten sedang meringis kesakitan sekarang. 

Mukanya sangat jelek. Ten yang kesakitan sangat jelek! 

Sebisa mungkin aku menahan tawa agar tidak kena pukul Winwin juga, Ten menatapku nyalang penuh dendam, sepertinya dia tidak terima mendapat pukulan dari Winwin ku tersayang.

" Winwinnie~ bagaimana tidur mu? "
" Nyenyak, bagaimana dengan mu Tyong? "
" Lumayan, sudah lama aku tidak tidur setenang ini "

Benar, entah sudah berapa lama aku tidur tanpa bermimpi, biasanya aku selalu bermimpi dan semuanya menjadi kenyataan saat aku bangun. Entah lah, aku tidak tahu apa yang terjadi pada ku.

" Kalian lapar tidak? aku mau menyiapkan sarapan sekarang " 

Aku merenggangkan tangan ku atas merelaksasikan diri setelah bangun tidur, kemudian aku bangkit dari posisi duduk ku, kaki ku hendak melangkah menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

" Aku kroket ya! " Sahut Ten.

" Samakan saja milikku dengan Tennie, mau ku bantu menyiapkan tidak? " Tanya Winwin lembut.

Ayam satu ini sangat perhatian, aku sangat terharu.

Aku berjalan mendekat ke arah Winwin lalu memeluknya erat, tapi tidak begitu erat kok, mengingat sahabat ku sedang mengandung.

" Ah ya tentu, apa kelihatannya aku bisa mengatakan tidak pada Winwin ku tersayang? "

Aku menatapnya dengan mata boba milikku yang berkilauan, seperti anak kucing yang minta diberi makan oleh majikannya.

" Kau sangat menjijikan dengan mata itu " komen Ten.

Yaa beginilah pertemanan kami, saling mengejek dan menghina adalah love language kami. Dimanapun kapan pun itu kami saling mengejek satu sama lain tanpa kenal tempat, sepertinya tidak ada saat dimana kami bertiga berkumpul tanpa mengejek. Apa ada yang sama?

Kami ber-tiga pun sampai di dapur, aku mengeluarkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kroket, dan oh ya sudah lama kami tidak masak bersama, setelah mereka ber-2 menikah, mereka semakin sibuk dengan keluarga masing-masing. 

Tidak apa-apa itu adalah hal yang maklum, tapi kapan ya aku akan menikah?

Saat sedang memotong kentang aku jadi terpikir sesuatu, aku sangat penasaran dengan yang ini.

" Kalian berdua sepertinya tidak mengalami morning sickness ya? " Tanya ku penasaran.

" Aku? Morning sickness ku diambil alih oleh Daddy, aku tidak mengalaminya,... Daddy walau terlihat biasa saja saat aku hamil, sebenarnya dia memiliki ketakutan menjadi seorang ayah, makanya aku tidak mengalaminya. kalau kau Winnie? " Ten menjawab, 

eh? sebentar memang nya bisa? aku baru tahu. Aku belajar hal baru!

" Aku tidak mengalami morning sickness, mungkin karena turunan keluarga? atau entahlah, tapi anggota keluarga ku saat sedang hamil juga tidak mengalaminya " Jelas Winwin.

Aku mengangguk paham seolah-olah mengerti lalu aku melihat kebawah kepada perut ku yang datar, lalu aku menoleh dan membandingkannya dengan milik Winwin dan Ten yang sedikit berisi karena anak yang mereka kandung, entah kenapa aku merasa sedih,,...? 

Ku harap aku bisa secepatnya menyusul mereka, aku juga ingin menikah dan memiliki anak tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Pikiran ku jadi tidak fokus namun aku tetap memotong kentang hati-hati, apakah aku bisa menikah dengan pria yang ku cintai,..? apa mungkin itu terjadi?

Lamunan ku buyar saat seseorang mengetuk pintu apartemen ku, kami ber-3 langsung menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari pintu depan.

" Biar aku saja "

Aku melangkah ke arah pintu masuk dan melihat ke kamera sebelum membukakan pintu, tiba-tiba saja kaki ku lemas dan napasku menjadi berat saat mengetahui siapa yang datang.

" Tyong!! Kau tidak apa-apa? " Winwin dengan sigap membantuku berdiri kembali, sementara Ten juga terkejut saat mengetahui siapa yang datang.

Laki-laki manis itu membukakan pintu dan menatap nyalang ke arah ornag yang ada didepan pintu masuk ku.

" Mau apa kau kesini? " Tanya Ten sinis.





--


01/09/2023

Makin lama ceritanya out of the box ya? mianhe,



Dear. You [ JaeYong ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang