LUCAS || 20

953 22 0
                                    

Vote dan komennya jangan lupa yah readers Shiii.

Komen setiap paragrafnya.



Happy reading











Sesampainya Aylen di rumah, hal pertama yang dia jumpai adalah Papahnya. Berdiri di balik jendela dan gorden putih sambil menatap ke luar rumah. Kedua tangan di dalam kantong celana.

"Pah," panggil Aylen pelan dan menghampiri pria itu. Memberikan tangan hendak menyalam namun terus menganggur.

Aylen mengalah. Dia diam saja, hingga papahnya menoleh dan menatapnya cukup lama dengan keterdiaman.

"Sama siapa kamu tadi?" tanya Pria itu dengan suara dingin dan tegas. Dia menatap Aylen penuh dengan intimidasi.

Aylen menunduk. Menatap ujung kakinya, namun dia tetap menyahut, "dia ... Lucas." Aylen menjawab.

"Papah mau bilang satu hal sama kamu..."

"Mau ... bilang apa?" tanya Aylen dan mendongak menatap papahnya yang selalu nampak garang dan dingin di hadapannya. Apa seperti itu sikap seorang ayah pada seorang anak?

"Mulai hari ini, jangan pernah dekat lagi sama cowok mana pun, baik teman sekelas atau teman sekolah mu, jangan pernah dekat sama cowok, kamu dengar?!!" desaknya dengan intonasi sedikit lebih tinggi.

Aylen mendongak. Kali ini, dia benar-benar menatap Papahnya itu dengan tatapan garang dan penuh tanda tanya.

"Alasannya apa?" tanya Aylen masih dengan nada kesabaran. "Pah, jawab Aylen. Alasannya apa?"

"Kamu gak perlu tau, intinya kamu dengar kata papah, dan gak usah dekat-dekat sama cowok, paham kamu?!"

Aylen terdiam seribu bahasa dan menahan tangisnya. Dia mengepal kedua tangannya, namun tak bisa berbuat apa-apa.

Tak ingin berhadapan lebih lama dengan papahnya, Aylen langsung pergi dari sana. Meninggalkan pria itu. Dan di anak tangga, dia melihat Mamanya yang nampak menatapnya iba dan hendak berbicara dengannya.

Tetapi, Aylen terus melanjutkan langkah. Hingga tiba di kamarnya, dia mengurung diri dan merebahkan diri.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara pintu di ketuk dari luar. Lalu, Mamanya bersuara, "Ay, ini mama, nak. Boleh mama masuk?"

Aylen tidak menjawab, karena dia tahu tanpa jawaban, Mamanya pasti ...

"Mama masuk yah."

Aylen duduk di kasurnya sambil memeluk bantal. Menangis dengan pandangan mengarah ke pintu.

Dan di sana lah sekarang dia melihat Aina---Mamanya berdiri sambil memperhatikannya.

"Ay, kenapa nangis?" tanya Aina dan berjalan mendekat ke arah putri satu-satunya itu.

"Mah ..." lirih Aylen dan memeluk Mamanya saat sudah berada di hadapannya. "Papa kenapa larang aku buat dekat sama cowok, Alasannya apa?" Dia bertanya sambil menangis.

Aina terdiam namun tangannya mengelus punggung Aylen yang membiarkan rambutnya tergerai.

"Suut! Gak usah dengerin Papah, mungkin Papah cuman bercanda," sahutnya memberi pengertian.

"Papah gak pernah bercanda, Mah. Selama ini Papah gak pernah suka sama Aylen, tapi kenapa Papah tiba-tiba bilang gitu?" tanya Aylen menangis semakin kencang. Hingga dia sesenggukan.

LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang