Bab 21

31 3 0
                                    

Hari ketiga dirinya berada di Kuala Lumpur. Tidak seperti sebelumnya, hari ini Rami memiliki waktu santai cukup panjang. Biasanya ketika terjaga di pagi hari, ia akan segera bergegas melakukan rutinitas kerjanya tanpa sempat melakukan sarapan atau bahkan olahraga pagi. Tapi kali ini, ia berkesempatan melakukan itu semua karena kegiatannya hari ini akan dimulai setelah jam makan siang.

Sambil menikmati suasana pagi. Pria itu memilih untuk melakukan joging sambil mengelilingi daerah sekitar apartemen.

Dengan sepasang earbuds yang memutar lagu favoritnya. Rami berlari-lari kecil, sambil sesekali membetulkan posisi topi yang ia kenakan. Tak jarang ia juga berhenti berlari dan memilih untuk berjalan kaki sembari memainkan ponsel yang ia genggam sejak tadi.

Setelah puas berkeliling, pria itu tidak langsung kembali ke apartemen melainkan rehat sejenak. Duduk dan menikmati pemandangan di sebuah taman tak jauh dari apartemen yang ia huni.

Sebuah danau menghampar di hadapannya. Dengan bunga teratai yang menghiasi. Tenang dan damai. Ia menghirup kuat-kuat udara pagi itu. Mengisi ruang paru-parunya.

Entah mengapa tiba-tiba saja rasa rindu itu menyergapnya. Ia merindukan kekasihnya. Sungguh. Bahkan setiap detik yang ia lewati begitu hambar tanpa ada Diola di sampingnya.

Meskipun baru semalam keduanya menghabiskan waktu dengan melakukan video call. Namun, ketika mereka tidak saling berdekatan rasanya seperti ada yang kurang. Well, bagaimanapun juga perempuan itu sudah terlanjur menjadi bagian dari dirinya.

Terakhir kali ia kembali ke Kuala Lumpur beberapa bulan lalu—membawa serta Diola bersamanya untuk menjalankan sebuah skenario. Meminta perempuan itu untuk berpura-pura menjadi Noura di depan kedua orang tuanya.

Namun, satu hal yang tidak pernah Diola tahu hingga kini. Jika semua itu adalah tipuan!

Sebelumnya, pria itu memang pernah berjanji untuk mengenalkan Noura pada kedua orang tuanya. Namun, setelah isu perselingkuhan Noura dengannya dan kabar tentang gagalnya pernikahan perempuan itu merebak. Respons yang ditunjukkan oleh ibu dan ayahnya tak lagi sama seperti dulu.

Sadar bahwa anaknya melakukan sebuah kesalahan. Mereka berdua bahkan meminta Rami untuk menyudahi hubungannya dengan Noura. Hingga ketika dirinya secara tidak sengaja menemukan naskah milik Diola terpampang di layar Macbook milik Eleanis. Di saat itu pula lah otaknya merangkai sebuah ide.

Sedari awal, pria itu memang berniat untuk mengenalkan Diola pada kedua orang tuanya. Mereka bahkan sudah sejak pertama mengetahui bahwa perempuan yang Rami bawa adalah Diola. Bukan yang lain.

Sambil memandang teduh ke dalam layar ponselnya—memperhatikan gambar diri Diola yang ia jadikan sebagai wallpaper—Rami tersenyum penuh kemenangan. Bahwa dirinya telah berhasil menjalankan misinya untuk menjadikan Diola miliknya.

Meskipun dalam praktiknya ada beberapa hal yang terjadi di luar dugaannya. Namun, dengan hasil akhir yang sesuai dengan keinginannya. Rami merasa amat sangat puas.

Meski harus melewati berbagai macam drama. Namun, pada akhirnya Diola menjadi miliknya seorang. Dan sebentar lagi keduanya akan dipersatukan dalam sebuah ikatan suci. Pernikahan.

Siapa yang sangka, mencapai tujuannya bisa semudah ini.

Rami terkekeh seraya menggelengkan kepala dan menekan tombol kunci pada ponselnya.

Setelah selesai me-recharge tenaganya. Ia pun memutuskan untuk segera angkat kaki dari tempat itu. Rami bangkit dari duduknya dan berjalan pada jogging track yang melingkari danau buatan tersebut.

Namun, baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba saja kakinya terasa berat. Ia praktis terhenti dan terpasak di tempat. Dirinya terpekur seketika.

Apa yang kedua matanya tangkap sungguh tidak dapat dipercaya. Seperti sebuah mimpi. Tidak mungkin terjadi. Di luar nalar!

CLOSURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang