Chapter 7

23 8 0
                                    

~•~

Kini gue dan Angga sudah duduk disalah satu cafe yang berada ditepi kota. Setelah berpindah kesana kemari karna selalu bertemu dengan anak sekelas, kami pun akhirnya bisa bernafas dengan lega.

Gue meneguk minuman yang sebelumnya sudah gue pesan begitu masuk dalam cafe tadi. "Uhuk-uhuk, duh gue lupa!". Batin gue begitu mengingat tujuan gue keluar rumah hari ini.

"Lu tuh jadi orang bisa hati-hati ngga sih? Ceroboh banget". Ujar Angga sambil menyodorkan tisu ke gue.

"Makasih". Gue mengambil tisu itu dan mengelap mulut gue. Malu dikit ngga ngaruh ~Author~

"Duh sorry ga, gue harus pergi nih". Ucap gue, gue langsung meneguk semua minuman gue dan buru-buru merapikan pakaian gue yang sedikit berantakan itu.

"Lu mau kemana?". Tanyanya bingung melihat gue yang ribet sendiri itu.

Mampus kenapa dia pake nanya sih? Masa gue harus ngasih tau crush gue klo gue mau ketemu orang yang dijodohin sama gue?. Batin Tessa. "Hehe.. se-sebenarnya gue mau ketemuan sa-sama o-orang.. e-eumm ya-ya pokoknya gitu deh". Ujar gue gagap sambil berjalan cepat setelahnya. Belum sampai depan pintu cafe, handphone gue berdering, gue pun segera mencari handphone gue dari dalam tas yang gue bawa itu. Terpampang nomer cwo yang akan gue temuin hari ini.

"Halo". Jawab gue.

"Lu ngapain pergi?". Tanya cwo itu dari sebrang telfon. Gue membalikkan badan gue seketika begitu mendengar suara cwo itu, sambil mengecek kembali nomer telpon yang tertera di handphone gue. Engga salah kok ini nomer telpon orang yang dijodohin sama gue. Batin gue.

Terlihat Angga yang sedang menghadap ke arah gue dengan ponsel yang menempel pada telinganya. Mata gue terbelalak begitu ia mendekat ke arah gue, sesampainya Angga menarik tangan gue untuk kembali ke meja.

"Duduk, gue udah disini". Ucapnya dengan sambungan telepon yang masih terhubung.
Angga pun duduk kembali ditempatnya, tak lupa ia mematikan sambungan teleponnya.

"Jadi elu yang dijodohin sama gue?". Tanya gue begitu menenangkan hati, meskipun belum tenang karna orang yang dijodohin sama gue itu crush gue sendiri.

"Hmm". Jawabnya. "Gue mau ngajak lu buat kesepakatan kontrak". Lanjutnya.

"Kesepakatan kontrak?".

"Kita akting aja didepan ortu kita". Ujar Angga yang membuat hati mungil gue tergores.

"Kenapa?". Tanya gue.

"Gue belum bisa ngelupain dia". Jawabnya dengan wajah sendunya. "Tapi gue bakal memperlakukan elu sebaik mungkin yang gue bisa, selama masa kontrak, gue harap lu juga bisa kerjasama sama gue dengan baik". Lanjutnya lagi.

"Klo gitu tinggal lu tolak, ngapain harus ribet-ribet buat kontrak sama gue?". Ujar gue sedikit emosi.

"Ngga bisa". Jawab Angga, lagi-lagi ia memasang wajah sendunya.

"Kenapa?".

"Pokoknya ngga bisa". Ucap Angga.

"Yaudah klo lu ngga mau ngomong, gue juga ngga mau buat kontrak sama lu, tenang aja gue yang bakal nolak perjodohan ini klo elu emang ngga mau, gue bakal usaha buat batalin perjodohan ini, lagian gue mau dateng kesini juga buat nolak kok". Ujar gue lalu pergi meninggalkan Angga sendiri dicafe.

~•~

"Lu kemarin ngapain tetiba ilang sih sa?". Tanya Elin mulai mengintrogasi gue.

"Dih kepo". Jawab gue yang sibuk dengan gambaran gue.

"Eum.. bukan kepo tapi hanya memastikan". Ujar Karin dengan mulutnya penuh Snack. Elin menganggukkan kepalanya setuju. "Trus kemarin gimana? Ganteng ngga? Tinggi atau pendek? Soft boy or bad boy". Tanya Elin yang tak ada habisnya. "Pertanyaan lu ngga penting Lin, yang penting tuh dia ngelakuin bestie kita satu ini kayak gimana.. baik atau engga". Timpal Karin, lalu ia memasukan Snack dalam mulutnya lagi.

"Biasa aja". Jawab gue males. Jujur aja gue lagi ngga mau bahas tentang perjodohan itu. "Nanti gue juga bakal cerita kok tapi ngga sekarang". Lanjut gue.

"Ahh.. Tessa mah ngga seru". Ucap Karin dan Elin kompak. "Klo kayak gini berarti dia jahat". Ucap Karin dengan sangat yakin. "Atau.. jangan-jangan bapak-bapak lagi". Timpal Elin. "Hiiiiiiiiik". Serempak Elin dan Karin, tak lupa raut wajah mereka yang tampak jijik.

"WIH APE NIHHH?!". Teriak salah satu teman dikelas.

"WOY, ANGGA DAPET SURAT DARI JASMINE ANAK CHEERLEADING!!!". Teriaknya lagi yang membuat sekelas seketika heboh.

"Oi itu punya gue". Angga berusaha merebut kembali surat tersebut.

"ISI SURATNYA WOYY!! ISI SURATNYA!!". Heboh yang lain meminta dibacakan isi surat tersebut. Orang yang memegang surat tersebut pun memberi kode kepada yang lain untuk memegangi Angga dengan matanya, dengan sigap sekitar 4 orang segera memegangi Angga dengan erat.

"WOY! WOY! WOY!". Angga mencoba melepaskan diri namun apa daya semua itu sia-sia. 4 lawan 1.

"DEAR KAK ANGGA~". Ucap orang yang memegang surat, memulai membacakan isi surat tersebut. Baru awalan surat saja membuat satu kelas semakin heboh.

"Syuttt". Orang itu menaruh jari telunjuknya didepan bibirnya untuk memberi isyarat diam dan seketika sekelas pun menjadi hening. "Hari ini tanggal 22 Oktober 2022, aku mau nyatain perasaan aku ke kak Angga". Lanjut orang tersebut, lagi-lagi satu kelas dibuat heboh oleh selembar kertas itu cuyy.

"Ahh.. gue ngerti". Batin gue, hati gue kembali sakit tapi Karna ini disekolah gue akan menutupinya dengan plester andalan gue yaitu menggambar. Gue menatap Angga dengan mata yang sendu, gue penasaran dengan ekspresi wajahnya ketika mendapat pernyataan cinta dari seseorang, pasti seneng kan?. Emang sukanya nyari penyakit nih anak ~author~.

Deg kenapa Angga ngeliatin gue kayak gitu. Batin gue bingung dengan ekspresi wajah Angga. Ngapain dia ngeliatin gue dengan wajah yang ngga bisa dideskripsikan itu?.

»•«

By. Krvqnby_

Meet You Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang