Chapter 12

23 7 0
                                    

~•~

Malam semakin gelap, angin pun berhembus semakin dingin. Terlihat lampu-lampu kota layaknya bintang diatas daratan membuat pemandangan semakin indah.

"Jangan banyak-banyak minum es nya Saa". Ujar Angga yang duduk diseberang Tessa.

"Suka-suka gue lahh". Sewot gadis ber-dress biru muda dengan mengenakan jaket jeans milik laki-laki yang duduk didepannya itu.

Kini Tessa dan Angga sedang duduk dengan santai didalam sangkar burung sambil melihat pemandangan malam kota Yogyakarta setelah terjadinya tragedi Tessa menangis histeris karena wahana yang bernama kora-kora itu. Sebelumnya, mereka berdua sempat membeli minuman dan Snack yang dapat mereka nikmati saat berada dalam wahana yang berbentuk seperti sangkar burung ini.

"Nih buat lu". Angga menyerahkan bonekanya yang dibawanya pada Tessa.

"Buat lu aja". Tolak Tessa. Gadis itu mengambil bonekanya yang sebelumnya didapatkan oleh Angga. "Hehe.. sekarang nama kamu Teo yaa..". Ucap gadis itu dengan tawa polosnya, gadis itu mengelus kepala boneka laki-laki yang mengenakan headphone, berbaju biru dan yang baru saja mendapatkan nama dari pemiliknya itu. "Klo dia?". Tanya Tessa pada Angga.

"Dia?". Angga menatap Tessa bingung, entah kenapa ia merasa Tessa saat ini cukup kekanak-kanakan.

"Iya, siapa namanya". Tessa menunjuk boneka yang digenggam Angga.

"Emang harus dikasih nama?".

"Harus dong!!". Tessa menyatukan alisnya.

"Eumm.. kalo gitu namanya... Tia". Ucap Angga tersenyum manis sambil menatap boneka gadis berbaju ungu muda yang sedang memegang buku.

Deg!!

Tia? Pasti cuma kebetulan, kan?.

"Sa? Kenapa? Jelek yaa namanya?". Tanya Angga begitu melihat Tessa melamun.

"Ha? Engga kok, bagus namanya". Tessa menaikan ujung bibirnya. "Oh ya ga.. gue udah buat kontraknya tadi waktu lu beli plester tadi..". Tessa membuka catatan di handphone untuk memberitahu kontrak yang telah dibuatnya.

"Kontrak?". Bingung Angga lagi. "Lu setuju?!". Lanjutnya dengan mata yang membulat.

"Hmm, lu mau berapa tahun? 2 tahun, 1,5 tahun?". Tanya Tessa sambil menyerahkan handphone nya pada Angga.

"Setahun cukup". Jawab Angga. Tessa kembali menyatukan alisnya. Setahun? Segitu ngga suka nya dia sama gue ya?. Batin Tessa.

"Satu setengah tahun gimana?". Tawar Tessa. "Ngga, setahun". Ucap Angga lagi dengan yakin. "Ohh..okey..". Setuju Tessa.

"Gue setuju sama isi kontrak sama lu, kecuali nomer 2, kenapa kita ngga boleh kontak fisik?". Ujar laki-laki itu.

"Y-ya kan cuma kontrak, ngapain pake segala kontak fisik?". Tanya balik Tessa.

"Mama gue bisa curiga klo kita ngga ngelakuin kontak fisik". Ujar Angga.

"Kan namanya juga dijodohin, pasti awal-awal juga wajar kali". Tolak Tessa.

"Setidaknya gandeng, peluk lahh biar ngga ketahuan, Kitakan juga bakal jadi suami istri masa ngga kontak fisik?". Bujuk Angga pada Tessa.

"Yaudah, tapi cuma itu doangkan?". Tanya Tessa memastikan.

"Hmm".

"Klo lu gimana?". Tanya Tessa menanyakan apa yang diinginkan Angga dalam kontrak.

"Simpel aja, ngga boleh berduaan atau deket sama cwo lain, harus sama gue klo mau ketemuan temen cwo lu". Ucap Angga dengan mengembalikan handphone milik Tessa.

"Punya temen cwo aja engga, gimana mau ketemu?". Lirih Tessa.

"Ya?"

"Ahh engga, eumm btw udah itu doang?". Tanya memastikan. Angga menganggukkan kepalanya yakin.

Setelah puas menaiki bianglala kini mereka berdua memutuskan untuk pulang.

"Makasih buat hari ini". Ucap Tessa sambil menuruni mobil.

"Ngapain masih berdiri? Masuk sana!". Ucap Angga menurunkan kaca mobil yang mengarahkan ke Tessa.

"Lu sendiri kenapa ngga langsung pulang?". Tanya Tessa pada Angga dengan menundukkan badannya menyesuaikan jendela mobil.

"Masuk dulu sana, baru gue pulang". Jawabnya sambil menyuruh Tessa masuk dengan tangannya.

"Owhhh... Oh ya, ini gue kembaliin besok disekolah ya.. mau gue cuci dulu". Ucap Tessa sambil menunjuk jaket Angga yang ia kenakan.

"Jangan, bukannya lu ngga mau anak kelas tau?". Tolaknya.

"Lho Tessa Angga? Baru pulang? Kenapa Angga nya ngga disuruh masuk? Ayo masuk dulu ga". Terlihat Bunda dan ayah Tessa keluar dari rumah.

"Oh.. halo om, tante.., ngga usah repot-repot, Angga mau langsung pamit aja, permisi om tante..". Tolak Angga dengan sopan. "Sa.. gue balik dulu". Lanjutnya lalu ia melajukan mobilnya pergi.

Lho..lhoo, ini jaketnya gimana oi angga?. Batin Tessa begitu melihat mobil Angga yang sudah melaju pergi.

"Saa.. masuk, dingin diluar". Ujar ayahnya.

"Iya yahh..". Tessa pun melangkah masuk sambil memandang mobil Angga yang semakin jauh itu.

»•«

By. Krvqnby_

Meet You Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang