Chapter 3

29 11 2
                                        

~•~

"Jodohin apaan sih ma?!.. aku tuh bukan anak kecil!!". Ucap seorang laki-laki berumur 17 tahun.

"Angga ini tuh permintaan almarhum kakek kamu". Ucap seorang wanita yang kerap dipanggilnya mama itu.

Yup, laki-laki itu adalah Matteo Angga Darmawa seorang laki-laki yang akan dijodohkan dengan gadis bernama Chyntia Tessa Lonika.

"Angga ngga mau maa...". Tolaknya lagi yang tetap kekeuh tak ingin dijodohkan.

"Tolong bilangin ke nenek Angga ngga mau". Lanjutnya dengan melangkah pergi menuju kamarnya.

"ANGGA!!".

"Anak siapa sih dia?!". Ucap pria berumur 40 tahunan itu dengan penuh emosi.

"Udah pa.. biar mama yang ngomong sama Angga ya..". Wanita tersebut mencoba menenangkan suaminya dengan mengelus halus pipi suaminya itu.

Tok tok

"Angga..". Panggil wanita itu dari depan pintu kamar Angga. Wanita itu lalu membuka pintu dengan perlahan.

"Mama masuk ya..".

Terlihat lelaki itu sedang memainkan ponsel dengan raut wajah yang kesal.

"Angga sini nak". Dengan lembut wanita itu menepuk-nepuk paha nya, angga yang melihatnya itu pun berdiri dari duduknya untuk menghampiri mamanya yang terduduk manis di kasurnya, perlahan ia membaringkan dirinya dengan menjadikan paha mamanya sebagai bantal.

Terasa belaian lembut dari tangan kecil yang hangat dari kepala Angga.

"Eumm.. ngga kerasa yaa Angga udah besar.. sekarang Angga udah bisa marah marah, udah bisa nolak, kalau dulu waktu kecil Angga selalu nurut apa kata papa sama mama, kalau Angga ngga suka Angga selalu nangis tapi lucunya Angga tetep nurut". Kemudian wanita itu terkekeh ketika mengingat wajah menggemaskan anaknya itu. Senyuman Angga mengembang begitu melihat mamanya tersenyum ketika menceritakan masa kecilnya itu, tak peduli seberapa malunya dia karna masa kecilnya yang cukup cengeng itu.

"Sekarang Angga udah besar ya.. sampai-sampai mama papa udah ngomongin pernikahannya Angga".

Senyuman Angga luntur begitu mendengar kata pernikahan dari mulut wanita yang ia sayangi itu. Wanita itu mencubit hidung anak laki-laki nya begitu melihat reaksi kecil dari anak laki-laki nya itu.

"Eum.. coba Angga ngomong ke mama alasan kenapa Angga ngga mau dijodohin itu kenapa?".

"Angga ngga mau". Ucap lelaki itu dengan wajahnya yang sendu. "Angga mau nikah sama cwe baik-baik yang sayang mama jadi klo dia ngga sayang mama, baik ke mama.. meskipun mama yang jodohin tapi buat apa dia klo ngga sayang ke mama?.. intinya Angga ngga mau". Lanjutnya yang membuat wanita itu tertawa dengan alasan konyol anak laki-lakinya.

Bagaimanapun Angga tetep lah anak kecilnya yang menggemaskan dimatanya.

"Angga.. gimana Angga bisa tau dia cwe baik atau enggaknya klo blom ketemu, Belum kenal dia?..". Wanita itu mencoba untuk membujuk anak kecilnya yang menggemaskan itu.

"Maa.. Angga udah besar..". Tolak Angga

"Trus kalau kamu udah besar kenapa? Lagian anak kecil juga ngga mungkin nikah waktu itu juga kan?..".

"Setidaknya Angga harus ketemu dulu sama orangnya, baru nanti Angga pertimbangkan lagi ya.. gimana?". Lanjut wanita itu.

Angga terdiam tak tau harus menolak perjodohan nya bagaimana lagi, bagaimana pun apa yang dikatakan mamanya benar, bagaimana bisa dia menilai nya sebelum bertemu dahulu. Namun saat ini dihatinya sudah terisi dengan seorang gadis yang sangat ia sukai, gadis itu sudah menetap dihati nya sangat lama.

Bagaimana pun ia harus membatalkan perjodohan nya jika ingin hidup bersama orang yang disukainya.

~•~

"Ga, lu kagak balik kerumah dulu?". Tanya Arka teman se-gang gamenya.

"Gak". Jawabnya singkat dengan matanya yang fokus pada gamenya.

"Ganti baju dulu lah setidaknya". Ucap Arka lagi yang melihat Angga tak seperti biasanya yang slalu pulang dahulu mengganti seragam sekolah nya sebelum ke base untuk bermain.

"Males".

"Lu lagi ada problem dirumah ya?". Tebak Vian temannya yang lain.

Tingg

'BRAKK!'

"Ck, gue duluan". Pamit Angga, dengan kesal Angga mengambil tasnya dan keluar dari base.

"Kenapa cuy?". Kaget Vian bertanya dengan yang lain, namun seluruh orang yang ada di base pun sama terkejutnya dengan Vian. Bingung tak mengerti mengapa Angga begitu terlihat emosi hari ini.

"Kalah match mungkin". Ucap Arka diikuti anggukan setuju yang lain.

~•~

Angin sore yang sejuk, langit jingga yang indah membuat hati tenang.

Tak seperti suasana yang menenangkan ini, Angga mengendarai motor dengan sangat laju, entah apa yang membuatnya begitu emosi hari ini sehingga tak dapat menikmati suasana sore yang indah ini.

"Kenapa harus dia sih". Batinnya yang mengingat isi pesan dari mamanya tadi.

"Gue harus jalanin sisa hidup gue sama dia?!". Batinnya lagi yang membuat dirinya menambahkan kecepatan laju motornya.

Yup, isi pesan tersebut merupakan foto dan nomer telpon milik gadis bernama Chyntia Tessa Lonika, seorang gadis yang sedang menjadi pasangan perjodohan Angga sekaligus teman sekelas Angga. Yaa.. bagaimana bisa dia melakukan perjodohan dengan teman sekelasnya? Bisa-bisa diledek satu kelas dia.

»·«
Matteo Angga Darmawa
12 March 2004, Yogyakarta.

Hobi nge-game dan basket. Cuek sama orang tapi anak mama.
Emosian tapi penurut, cuma game dan mamanya yang ada di dunianya.

By. Krvqnby_

Meet You Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang