Chapter 9

18 7 2
                                    

~•~

"Sa.. lu beneran mau ngajarin Naufal?". Tanya Karin pada gue.

"Engga lah! Gila aja!". Jawab gue mentah-mentah. Kini gue dan bestie gue sedang berjalan ke halte untuk menunggu jemputan.

"Bagus-bagus.. lagian elu kan dah dijodohin". Ujar Elin mengangguk-anggukan kepalanya.

"Ngga nyambung kali, lagian cuma ngajarin gambar doang kan sa?". Ucap Karin. Nahh ini nih tumben si babi satu ini otaknya waras.

"Btw lu beneran ngga mau kasih tau orang yang dijodohin sama lu sa?". Tanya Elin.

"Nah iya, kepo banget gue sa.. lagian kita ngga kenal juga kan?". Timpal Karin.

"Ngga! Lagian dia juga punya pacar". Ucap gue sedikit judes.

"Pelit lu!". Kompak mereka.

"Bodo".

"Tessa! Angga nyariin lu tuh". Ucap seseorang dari arah belakang. Deg- Mampus.

"Bilangin ke dia klo gue udah balik". Ujar gue lalu buru-buru pergi.

Bruk! "Aduhh". Eluh gue. Gue pun menegakkan kepala gue untuk melihat siapa yang gue tabrak. Mata gue membulat begitu melihat orang yang gue tabrak.

"Ohh jadi lu udah balik?". Tanya cwo itu yang berdiri tegak didepan gue.

"Hehe.. sorry gue udah dijemput, tuhh". Ujar gue sambil menunjuk mobil yang berada didepan gerbang, begitu cwo itu mengalihkan pandangannya, gue pun langsung berlari masuk kedalam mobil ayah gue itu. Huftt untung ayah gue tepat waktu, batin gue begitu sudah duduk didalam mobil.

"Ngapain Angga nyariin Tessa?". Bisik Karin pada Elin. Elin yang sama bingungnya itu hanya menaikkan pundaknya tak tahu.

~•~

Gadis yang masih mengenakan seragam Pramuka itu kini sedang membaringkan badannya di kasurnya yang dipenuhi jajanan untuk ia jadikan teman menonton drama China. Dengan mata yang terfokus pada layar kotak dan pencahayaan kamar yang redup sehingga wajahnya bersinar terkena cahaya layar laptop itu membuat dirinya terlihat cantik meskipun kucel sehabis pulang sekolah. Pikirannya teralihkan begitu mengingat kejadian yang terjadi disekolah tadi.

Tunggu, tadi Angga liat buku sketsa gue ngga sih?. Batin gue mengingat-ingat. Arghh keknya iya dehh, semoga dia ngga tau klo itu dia. Gue menarik selimut untuk menutupi wajah gue, meratapi nasibnya nanti ketika bertemu Angga lagi.

"Tessaa.. paket kamu nih". Bunda membuka pintu kamar untuk memberikan paket tersebut. "Yaa ampun! Kamar kamu kenapa kayak kapal pecah gini!". Ucapnya begitu melihat keadaan kamar gue. "Kamu juga kenapa kayak bundelan pepes gini sih?! Mana belum ganti baju lagi". Lanjutnya yang tak ada habisnya.

"Ahh bunda.. nanti juga Tessa beresin kok". Ucap gue sambil kembali menutupi badan gue dengan selimut.

Plakk!!

"Buruan ganti baju dulu sana! Habis itu beresin kamarnya, kamu ini anak gadis juga, gimana nanti kamu ngurus suami kamu?". Omelnya setelah menampar pantat gemoy gue ini.

"Aduhh sakit tau bundaa~". Ucap gue bohong, iyalah bohong, pukulan bunda mah sama sekali ngga sakit gue bikin jantungan aja karna kaget hehe.

"Dah, paket kamu bunda taruh diatas meja belajar kamu yaa". Ucapnya sambil menaruh kotak berbalut plastik hitam itu dimeja belajar gue, bunda pun melangkah pergi setelahnya. Gue yang mendengar langkah bunda semakin menjauh pun menyingkirkan selimut yang semulanya menutupi seluruh tubuh gue itu.

"Paket apaan dah?". Ucap gue sambil mengambil paket yang bunda bawa tadi. Tanpa basa-basi gue langsung membuka paket tersebut. "Ouhhh.. earphone..". Ucap gue setelah melihat isi paketnya. "Kapan gue checkout dah?". Tanya gue pada diri sendiri. Yaa... kadang gue emang sering ngga sadar beli barang online, syukurnya gue selalu beli barang yang cukup berguna.
Gue pun langsung memakainya untuk menemani gue membersihkan kamar ini.

"Oh ya Tessa, buruan mandi, pakai baju yang ada dikamar bunda". Ucap bunda tiba-tiba yang muncul dari pintu kamar.

"Apa bunda?". Tanya gue yang tak dengar apa yang dikatakan bunda.

Bunda yang sadar gue sedang mengenakan sumpelan telinga itu pun menunjuk telinganya untuk memberi tau untuk melepaskan earphone gue terlebih dahulu. Dan gue pun segera melepaskan earphone gue itu.

"Buruan mandi, pakai baju yang ada dikamar bunda ". Ulang bunda.

"Mau ngapain?". Tanya gue.

"Udah nurut aja, nanti juga tau". Ucapnya lalu menutup pintu.

"Apasih?". Ucap gue bingung dan lanjut membereskan kamar, setelahnya gue pun menuruti apa yang bunda katakan tadi.

~•~

"Lagi nungguin siapa sih bun?". Tanya gue.

Kini gue dan keluarga gue sudah berada di salah satu restoran yang terbilang cukup mewah.

"Tungguin aja sih". Jawab bunda singkat.

"Apa sih rahasia-rahasiaan". Gue pun meletakkan kepala gue di meja.

"Eitss.. duduk yang anggun dong anak bunda yang cantik". Ujar bunda sambil mengangkat pundak gue dengan tangannya dan gue hanya bisa mengikutinya dengan wajah yang bingung.

"Lho? Kamu ngga pake make-up? Tapi udah cantik sih, kan anak bunda, tapi setidaknya pakai lip color dong sayang". Ucapnya sambil menyerahkan lip tint pada gue.

Behhh dari mana emak gue dapet nih lip tint?. Batin gue sambil mengoleskan lip tint ke bibir gue.

"Yaa ampun.. ini Tessa kan?". Ucap tante-tante yang tiba-tiba datang mengagetkan gue.

Apaan lagi nih?

»•«

By. Krvqnby_

Meet You Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang