16 | Mission ል ~ Dark Forest

37 23 6
                                    

~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

"Dulu, saat raja belum tiada dan masih memimpin, aku termasuk salah satu dari kelima Elder tangan kanannya. Kerajaan Rowen bisa menjadi sebuah Negeri Kejujuran tidak lain dari sihir penghalang yang kami berlima buat.

Namun, masa-masa kedamaian dan kemakmuran itu berakhir disaat salah satu dari kelima Elder mulai membelot, sehingga penghalang kebohongan lama-kelamaan mulai melemah dan hal itu nyatanya masih mampu kami berempat atasi.

Yang menyebabkan hancurnya penghalang kebohongan itu adalah insiden terbunuhnya raja yang tak lain dilakukan oleh putrinya sendiri, yaitu Yenala"

"Sebentar, jadi Ratu Yenala menghabisi ayahnya sendiri?" Potong Axel.

"Ya begitulah, sangat miris bukan"

"Pantas saja, siang tadi kami dibohongi oleh seorang penjual roti yang ternyata menjual roti sisa kemarin" Gerundel Lea.

"Aku bingung mengapa kau bisa terjebak dalam hutan kegelapan ini, padahal kau adalah seorang Elder suci yang sakti" Sindir Axel.

"Perkataanmu benar, aku yang begitu bodoh sehingga terlalu setia pada kerajaan dan pada akhirnya diusir pergi dengan alasan menjalankan misi dihutan laknat ini lalu berakhir tidak bisa keluar dari sini" Sesal Alhena mengingat segala yang terjadi padanya.

"Lalu, bagaimana caranya kau bisa membuat portal di lorong?" Tanya Lea.

"Mengenai portal itu, aku sudah membuatnya sebelum pergi ke hutan ini. Portal itu kubuat untuk berjaga-jaga, sehingga jika aku dalam bahaya akan ada orang yang bisa membantuku" Papar Alhena.

"Dan ternyata orang yang datang dari portal itu adalah kami yang sama sekali tidak bisa apa-apa ini" Celetuk Axel-miris dengan lika-liku yang terjadi.

"Aku ingin bertanya satu hal lagi padamu-" Ucap Lea yang dengan segera dipotong oleh Alhena.

"Sesi tanya jawab sudah selesai, sekarang aku ingin istirahat. Besok, kalian harus membantuku mencari jalan keluar dari hutan terkutuk ini sebab jika tidak, perlahan-lahan kita akan mati membusuk di dalam sini" Putus Alhena.

"Oh ya, walau sedang beristirahat tetaplah waspada. Sebab, akan ada banyak hal aneh yang terjadi. Jangan sampai kalian kehilangan kesadaran" Peringat Alhena yang kini sudah berada dalam posisi nyamannya dengan bersandar pada sebuah cabang pohon.

•••••

Kedua netra yang semula terpejam kini perlahan membuka tanpa diijinkan, sembari melihat kondisi sekitar yang sedikit membuat Leana terkejut.

"Dimana ini?" Gumam Lea gusar.

"Mana Axel dan Alhena?" Mencari keberadaan dua orang yang bersamanya tadi.

"Kenapa semuanya menjadi putih dan kosong?"

"Sebentar, apa aku terlelap?" Lea mulai mengingat-ingat, "Lea bodoh! Kan Alhena sudah bilang untuk tidak terlelap" Marah Lea pada diri sendiri sembari menepuk keras jidatnya dengan harapan agar segera sadar sekaligus melampiaskan kemarahannya.

Wanderer [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang