4 | Danger

54 53 11
                                    

~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

Keesokan harinya, Muriela kembali dengan rutinitasnya—menikmati teh hijau sembari memandang keadaan sekitar istana melalui jendela.

Dari ekpresi wajahnya, bisa dilihat kelegaan diwajah Muriela  sebab hari ini tidak ada batang hidung satu manusia pun yang berunjuk rasa didepan gerbang seperti enam hari yang lalu.

Bagaimana tidak, dengan kejinya Muriela menangkap mereka semua lalu mengancam para warga. Jika esok hari mereka tetap berunjuk rasa kembali, maka sudah dipastikan keluarga mereka yang lain akan berakhir hidupnya—sebab mereka sedang dikurung diruang bawah tanah.

Tak hanya itu, mereka juga akan diberikan hadiah 10 keping emas jika mereka semua tutup mulut dan memperbaiki citra sang ratu.

10 keping emas bukanlah jumlah yang kecil, sehingga mereka semua seketika bungkam seribu bahasa.

"Menyedihkan, hanya dengan sedikit gertakan saja nyali mereka langsung ciut" Seloroh Muriela yang masih setia dengan teh hijau digengamannya.

"Tugas sudah selesai ratu, lalu bagaimana dengan sang putri? Apa yang harus saya lakukan?" Tanya Peter—tangan kanan Muriela.

"Tidak usah kau lakukan apapun, biarkan saja. Aku akan menunggu putriku hingga dia sendiri yang datang kepadaku nanti—" Sanggah Muriela lalu kembali melanjutkan kalimatnya.

"—Untuk sekarang bawa mangsa baru untukku" Muriela melanjutkan perkataannya.

"Baik ratu, akan saya siapkan. Saya pamit undur diri" Balas Peter diikuti dengan bungkukan badannya beberapa saat, lalu berlalu dari situ.

•••••

Semilir angin dengan nakalnya memainkan anak rambut seorang gadis cantik, yang tengah menikmati pemandangan hutan sembari duduk diatas seekor kuda hitam yang tengah berjalan.

Gadis cantik itu adalah Lea, lebih lengkapnya Leana. Ah tidak, lebih tepatnya sang putri.

Kini dirinya dan Logan sedang berjalan melewati hutan belantara yang entah akan membawanya kemana.

Leana tidak tahu dan hanya mengikuti apa kata Logan saja.

Leana senang sebab Logan menerima dirinya sebagai partner seperjalanannya, apalagi dirinya bisa berpetualang—masa bodoh dengan masa lalunya yang sama sekali tidak diingatnya, kini ia akan melanjutkan hidup.

Leana juga bersyukur karena dengan kondisinya sekarang, dirinya bertemu dengan orang baik seperti Logan.

Jika tidak Leana pun tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya.

Leana sama sekali tidak menaruh curiga kepada Logan, sebab dilihatnya pemuda itu memang baik.

Bahkan Leana sudah berusaha mencari kebohongan dari manik mata pemuda itu—saat mereka berbincang sembari sarapan pagi tadi, namun nihil tidak ada satupun kebohongan yang ia temukan dari manik hitam legam pemuda tampan itu.

Wanderer [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang