Gempa sedikit tersentak, ini pertama kalinya dirinya mendengar Ice berbicara. Suara yang lembut namun sedikit rendah.
Tadinya Halilintar yang ingin membalas pertanyaan Gempa, siapa yang sangka Ice akan memberanikan dirinya untuk berbicara.
Gempa menatap Ice dingin. Bocah gemuk itu berani sekali menjawab ku, batin Gempa.
Tak ingin situasi ini semakin panas, Taufan segera memanggil pekerja di rumahnya.
“Paman, bawakan tiga kursi dan letakkan satu di samping kursi ku dan dua di samping kursi Blaze,” titah Taufan pada pekerja itu yang di balasi anggukan.
“Oh! Thorn belum ada di sini, akan aku panggilkan dia,” ujar Taufan yang ingin pergi. Sebelum Taufan pergi, Halilintar sudah memegang tangan Taufan.
“Biar aku,” ucap Halilintar.
Taufan terdiam, jika Halilintar bertemu Thorn pasti akan ada masalah. Taufan ingat sebelum dirinya pergi menyusul Gempa, Thorn menangis.
Taufan melirik Gempa, Halilintar saat melihat adiknya menangis karena orang lain tak akan terima dan ayahnya yang baru saja mengadopsi mereka pasti akan marah dan Gempa akan dapat masalah.
Setelah melirik Gempa, Taufan menatap Halilintar. Sudah pasti Gempa akan disalahkan.
Taufan bingung bagaimana membuat Halilintar mengalah untuk mencari Thorn agar Gempa tak terkena masalah.
Taufan tersenyum. “Rumah ini besar, Kak Halilintar. Aku akan dengan cepat menemukan Thorn. Percaya padaku,” ucap Taufan yang tanpa sadar mengusap rambut Halilintar.
Taufan tersentak akan tindakannya, “Maafkan aku! Aku terbiasa melakukan itu pada adikku,” sesal Taufan.
Halilintar terdiam sebelum berbicara, “Tidak apa-apa,” jawab Halilintar sembari menunduk.
Taufan tersenyum hangat, “Kalau begitu kak Halilintar dan Ice duduk saja. Lihat kursinya sudah sampai. Aku akan mencari Thorn.” Taufan meninggalkan Halilintar dan Ice yang terdiam.
“Jangan senang hanya karena kak Taufan memperlakukan kalian baik! Kak Taufan memang ramah!!” ujar Solar.
Halilintar menatap tiga saudara itu, dirinya ingat bagaimana raut Thorn yang bahagia untuk menunjukkan bunga buatannya. Halilintar awalnya kira itu akan berjalan baik seperti sikap Taufan.
Sayangnya, melihat mereka yang terkesan dingin, Halilintar yakin ada yang salah. Dirinya menghawatirkan Thorn. Dirinya harus tau apa yang terjadi dari cerita Thorn.
Tapi Taufan bilang dirinya akan mencari Thorn. Apa Halilintar bisa percaya pada Taufan?
Halilintar ingin percaya. Namun, bagaimana jika Taufan sama dengan saudaranya. Kedatangan Halilintar dan adiknya di mansion ini pasti akan jadi sumber masalah mereka.
Taufan.
Halilintar bisa percaya pada Taufan. Setelah Paman Amato hanya Taufan yang bisa dipercaya.
Taufan berjalan ke arah taman, kemungkinan Thorn ada di taman yang letaknya dekat dengan dapur. Tapi taman di rumahnya sangat besar, tidak mungkin Taufan cari dalam waktu singkat.
Taufan melihat sekelilingnya, bunga-bunga yang ditanam Gempa tumbuh subur dengan baik. Taufan tersenyum melihatnya.
Sejenak Taufan lupa akan tujuan nya mencari Thorn. Apa perlu Taufan tanya pada pelayan untuk mencari Thorn.
Taufan menghela nafas, belum genap mereka sehari disini sudah membuat Taufan kesulitan. Manik safir Taufan menatap air mancur besar yang ada di taman. Tidak ada salah nya mencari disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar dibelakang Mansion
FanficHidup digelimahi harta dan sudah diatur sebagai penerus perusahaan besar. Hidup Taufan sudah keras sedari kecil, terdoktrin dalam dirinya yang pasti akan menjadi penerus dari ayahnya membuatnya sungguh-sungguh menjadi sempurna. Namun, dalam semalam...