Sebelumnya aku mau kasih tahu kalau cerita ini bukan cerita panjang. Sepertinya tidak sampai dua puluh episode.
⚠️⚠️⚠️
Mature area, mohon bijak 🙏
****
Seperti biasa, dinginnya pagi buta selalu menusuk kulit kendati ruang tidur mereka tidak memakai mesin pendingin ruangan. Telapak kaki Jiya dingin bagai es karena tidak tertutupi selimut saat tertidur, membuatnya tersentak bangun karena menggigil merasakan hawa dingin di sekujur tubuhnya.
Daerah tempat tinggal mereka memang masih terbilang asri, dekat dengan hutan dan pegunungan. Menjadikan suasananya mudah sejuk meski bukan berada di musim penghujan sekalipun.
Bangun dalam keadaan posisi tidur membelakangi Yoongi. Akibat kejadian semalam, perasaan Jiya jadi campur aduk. Antara malu, marah, dan kesal. Yoongi menyebalkan, lagi-lagi pria itu menolak untuk menyentuh Jiya. Padahal Jiya sudah lumayan berusaha keras.
Karena terbawa emosi, Jiya yang mudah merajuk ini membawa tubuhnya tidur membelakangi sang suami satu malam penuh. Menolak untuk dipeluk, jangankan dipeluk, Yoongi berinisiatif untuk mengusap punggungnya saja ditolak mentah-mentah oleh Jiya. Tidak sampai di situ saja, tubuhnya yang diselimuti oleh Yoongi, ia lepas kembali. Benar-benar Jiya telah menguji kesabaran si pria. Untungnya, Yoongi sudah terbiasa akan sikap dan sifat Jiya dari awal mereka berteman.
'Jangan menyentuhku!'
Dua kalimat pedas itu lah yang selalu Jiya ucapkan saat Yoongi mulai menyelimutinya kembali.
Kini Jiya sudah membuka mata, tapi masih enggan menggerakkan tubuh ataupun bertegur sapa pada suami sendiri. Dia tahu, ini adalah jam dimana suaminya akan bersiap untuk pergi bekerja. Dan benar saja. Tidak perlu menunggu waktu lama Jiya sudah merasakan ranjangnya bergerak. Ia rasakan bahwa kini tubuhnya diselimuti kembali oleh Yoongi, tak lupa kecupan di pipi dan sisi rambutnya.
"Tubuhmu sampai dingin begini."
Terdengar bisikan Yoongi mencapai rungu wanitanya.
Akan tetapi, belum ada tanda-tanda Yoongi beranjak dari ranjang. Karena penasaran telah mendominasi, Jiya langsung menoleh ke belakang, dimana Yoongi masih berbaring sembari memandangi punggung sang istri. Bagai tertangkap basah, pria itu langsung menutup wajahnya dengan guling yang letaknya ada di antara mereka.
"Kau tidak bekerja?" Tanya Jiya langsung ke point-nya.
Yoongi menurunkan guling lalu menghembus napas pelan. "Tidak. Aku mengambil cuti hari ini."
Hanya anggukan kepala yang Jiya berikan sebagai respon. Kini keduanya sama-sama diam, tampaknya mereka belum mau memulai aktivitas. Jiya diam dengan segala over thinking-nya, sementara Yoongi diam dengan segala perasaan canggungnya.
"M-mau aku peluk? Tampaknya kau kedinginan." Yoongi menawarkan diri, tahu sekali dia selimut milik mereka kadang tidak bisa berfungsi dengan benar.
Mau bagaimana lagi, itu adalah selimut satu-satunya yang mereka miliki. Hanya satu dan berbahan tipis. Ingatkan Yoongi untuk membeli satu selimut lagi sewaktu gajian nanti.
Awalnya Jiya ingin menolak kalau saja ia tidak berpikir matang-matang sebelum bertindak. Ia tidak mau terus menerus merajuk pada suaminya, dan pada akhirnya ia lebih dulu masuk ke dalam rengkuhan hangat itu. Menghirup dalam aroma feromon sang pria. Semakin ia hirup, semakin pula Jiya menenggelamkan wajah di dada bidang tersebut.
Yoongi tersenyum gemas tanpa sepengetahuan Jiya. Sempat mengira bahwa Jiya tak akan mau lagi disentuh olehnya, mengingat seberapa banyak dirinya menolak wanita cantik itu. Bersyukurlah, ternyata Jiya masih mau dipeluk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Made in Heaven
FanfictionSELESAI, 13 NOVEMBER 2023 Tidak ada yang tahu bagaimana lelahnya Yoongi menutupi sesuatu agar semuanya tidak menjadi luka dan tidak ada yang terluka. Kehidupan rumah tangganya berada diambang hidup dan mati.