27

29.1K 1.5K 43
                                    

Ren Up! ❤


.
.
.





16 : 45

Zayn terbangun dari tidurnya, menoleh ke samping ternyata Deon telah pergi, ia merasakan dingin di samping nya, ternyata Deon telah pergi dari tadi

Pintu terbuka, Zayn menoleh ke arah pintu ternyata sang ibu lah yg masuk

Vania mendekat ia menaruh nampan berisikan bubur dan juga air putih, setelahnya ia duduk di samping Zayn

Vania mengelus puncuk kepala nya "gimana perasaan kamu? Udah baikan?" tanya Vania

Zayn hanya mengangguk, Vania tersenyum miris, mengapa anaknya ini sangat pasif berbicara bersama keluarga nya?

"ayah ga bisa dateng karna kerjaan nya masih banyak"

"mau peluk mama ngga? Udah lama banget kita ga pelukan loh, ga ada kaka sama adek.. Ayo sini peluk mama.." Vania merentangkan tangannya

Zayn sempat ragu sebab merasa aneh saja dengan perlakuan seperti ini namun ia tetap memeluk sang mama dengan rasa sayang

"jangan main hujan hujanan lain kali, terus jangan di paksain kalo mau belajar, semampu kamu sja sayang, kan yg penting Zayn udah kasih yg terbaik" Vania mengelus lembut surai Zayn sembari mengecupnya sesekali

Zayn mengangguk "ta-tapi nanti ayah marah.." cicitnya pelan

"biarin, nanti mama yg marahin ayah" Zayn terkekeh "nah gitu..kan kalo Zayn ketawa mama ikut seneng juga" ucap Vania, tangannya terulur mengambil bubur di atas nakas

"Zayn makan dulu ya, siang tadi belum makan kan? Biar mama aja yg suapin.. " Zayn membuka mulutnya dan menerima suapan dari Vania, ada rasa hangat dan tenang yg Zayn rasakan

"cowo yg pake kacamata itu siapanya Zayn ya? Mesra banget rasanya.." pertanyaan dari Vania membuat Zayn menjadi gugup tak tau harus menjawab apa, jika menjawab yg sebenarnya ia sangat takut jika keluarganya sangat marah terlebih lagi pada Deon

"Zayn sama dia cuma temen?" nada Vania sedikit berubah ke introgasi, Zayn mengangguk ragu tangan Zayn sedikit meremat selimutnya

"tapi mama lihat kalian ciuman, bener cuma temen?" Ah!! Zayn tak bisa menghindar lagi

"ma-maaf Ma—"

"kalian pacaran kan" Zayn meneguk ludahnya dan mengangguk sangat pelan

"Zayn bahagia sama dia?" Zayn mengangguk lagi dan menundukan kepalanya ia sangat gugup

"kalo Zayn bahagia, mama akan dukung hubungan kalian.." Wajah Zayn langsung bangkit ia menatap Vania yg tersenyum, ada rasa keterkejutan di wajah Zayn

"mama ga marah? Kalo Zayn salah jalan?"

"buat apa? Zayn juga suka kan sama dia, siapa namanya Di, Dean? Deon!"

"i-iya" Zayn menjawab dengan pelan, telinganya memerah

"anak mama udah gede ternyata, buburnya tinggal dikit ayok habisin" dengan senang hati Zayn menerima suapan terakhir itu


.
.






Gea yg baru saja ingin membuka pintu mobilnya terhalang oleh sebuah tangan yg menghadang pintu itu

"jangan pegang mobil gw pake tangan lu yg kotor itu!!" tegas Gea ia menepis tangan seorang perempuan yg memakai seragam yg sama dengannya hanya saja Gea setingkat lebih tinggi di banding dirinya

"kak Gea kok gitu sih.." ucap Rena  —masih ingat kan dia siapa..

"jangan manggil gw 'Kakak' bngst!! Kita ga punya hubungan apa apa! Lo hanya anak tiri yg hancurin hubungan keluarga gw!!" Gea mengepalkan tangannya hingga kukunya memutih, untung saja keadaan sekolah sekarang di bilang sepi hanya  dua sampai tiga orang anak OSIS saja yg masih ada

"ya bukan salah gw dong, salahin mak lu itu yg ngelonte sana-sini, jijik banget rasanya kalo bayangin ternyata gw lahir dari mak lu" Gea mengangkat tangannya hampir saja menampar wajah Rena dengan kesombongan nya itu, namun ia teringat dengan pesan terakhir dari Almarhum sang Papa

Ia menurunkan tangannya kembali "mau lo apasih.." Gea berucap seakan tau maksut dari Rena yg mendekatinya terlebih dahulu

"gw pengen lo hancurin hubungan sahabat lo itu sama Deon, kalo boleh lo singkirin aja tu anak Homo!"

"LO GILA?! gw ga mau dan ga akan pernah!!"

"HAHAAHA! lo yakin mama Selin ga akan gw apa-apain? Kalo lo nolak ini?"

Gea tampak sangat marah, namun ia tak bisa melakukan apapun karena bisa saja nyawa mama nya akan lenyap di tangan Rena jika ia menolak permintaan itu

Tapi disisi lain, ia tak bisa menghancurkan hubungan sahabat nya yg sangat-sangat ia percayai bahkan Gea telah menganggap Zayn sebagai saudaranya sendiri

Pilihan yg sangat sulit untuk Gea putuskan, jika ia mengatakan 'ya' mama nya akan selamat tetapi pasti Zayn akan sangat membencinya dan Gea sangat takut akan hal itu,

Dan jika dia mengatakan 'tidak' maka ia tak akan bisa bertemu dengan sang Bunda lagi untuk selamanya

"kasih gw waktu.."

"oke, gw tunggu besok dan ingat nyawa mama Selin ada di tangan gw.." setelahnya Rena pergi meninggalkan Gea dengan keputusan itu

"BANGSATT!!!" Gea memukul mobilnya sendiri dengan sangat kuat, meluapkan amarahnya

Gea terduduk lemas "hikss-- Papa, Gea harus ngapain hiks! Gea ga mau mama kenapa-napa hiks--Gea juga ga mau hancurin Zayn hiks--Papa hikss..Gea udah gakuat.."

.
.




                                   
               

Gea harus milih apa nih, susah banget pilihannya..


.
.

Pesan untuk Rena dari kalian apa?


Jangan lupa vote ❤

My Cold Ketos [End] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang