GADIS MISTERIUS DAN KEKACAUAN

7 1 0
                                    


dari kejauhan ku lihat seorang gadis mengenakan pita biru dan ber seragam persis seragam sekolahku berjalan di depanku,  yang mencuri perhatian ku dia menuju ke sekolah dengan membawa sebuah violin .

"loh memang ada siswa yang berangkat berjalan kaki selain aku , lalu mengapa ia membawa violin ke sekolah.?"
gumamku dalam hati,

mengingat sekolahku merupakan sekolah yang di penuhi anak-anak dari para pejabat dan orang-orang kaya , dan mungkin hanya aku lah orang beruntung yang bisa masuk sekolah itu berkat tante yasmin dan om dirga yang membiayai ku.
aku yang penasaran pun terus mengamatinya sepanjang jalan menuju sekolah dan terus bertanya-tanya dalam hati siapa  sih cewek itu ,
sampai suara klakson motor mengejutkanku ,,

"TINNN. TINN. TINN..."

"oi rio ,kenapa ga bilang kalo kamu ga ada yang nganterin, kan kita bisa berangkat bareng jadi kamu ga perlu capek-capek  jalan kaki yo"

ucap friska yang tiba-tiba berada di belakangku dengan mengendarai motornya,

"ahhh ngak fris, aku jalan kaki karna memang kemauan ku bukan nga ada yang nganter,"
ujarku.

"ohh .. gitu , yaudah deh aku duluan "
ucap friska yang mendahului ku,

karna friska aku pun kehilangan jejak cewek pembawa violin tadi, padahal aku sangat penasaran dengan nya, 

"ahh sudah lah, lagian masih satu sekolah ini , nanti juga ketemu "

gumamku yang kini memasuki area sekolah.

*****

dari kejauhan kulihat banyak siswa yang berkerumun di depan kelasku ,
aku yang penasaran pun segera berlari ke kelas  menyingkirkan orang orang yang berkerumun untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi ,

"kau lihat baik-baik ...! lihat wajah nya dan hafalkan , jangan pernah lagi kau menggodanya apa lagi sampai menyentuh nya .!"

bentak  risky yang mengacungkan telunjuknya ke arah friska sembari menggenggam kerah baju siswa laki-laki  yang sepertinya murid tahun kedua ,

" APA KALIAN DENGAR ..?"
imbuh doni penuh amarah, yang juga mencengkram leher satu murid tahun kedua lainya,

kulihat raut wajah friska yang tertegun melihat risky dan doni yang sekuat tenaga melindungi nya , seolah tak percaya apa yang terjadi di depan matanya ,

" apa yang kalian lakukan , kenapa...?."
tanya friska terheran

"kau diam saja fris, kalau bukan karna rio , aku ga bakalan sudi melakukan ini"
ujar risky
yang terus memegang kerah anak kelas 2 yang terlihat sudah ketakutan ,
friska pun kembali tertegun mendengar pernyataan risky , segera ia mengarahkan pandangannya pada ku ,

"apa yang sebenarnya sudah kau lakukan rio"
ucap friska lirih,

seketika pandangan risky dan doni pun tertuju padaku setelah mendengarkan ucapan friska ,

"ohh rio , kebetulan sekali kamu sudah datang , kira-kira apa yang harus kami lakukan pada dua kakak kelas kita yang brengsek ini .?
tanya  risky yang baru menyadari kehadiran ku,

"mereka berdua berani sekali menggoda friska , di dalam kelas kita loh."
timpal doni tersenyum padaku,

"risky , ini masih pagi , sebaiknya jangan terlalu membuat keributan , hal ini akan memancing guru untuk datang kesini "
ujarku ,

"kalian dengar .? kalian sangat beruntung hari ini aku akan  lepaskan kalian , jangan pernah menampakan wajah kalian yang menjijikan di depan ku lagi , karna aku tak akan pernah melepaskan orang yang sama untuk kedua kalinya "
ucap rio mengancam dua orang kakak kelas kami dan mendorongnya keluar dari kelas,

"huhhh, masih pagi  sudah bikin jengkel saja dua orang idiot itu"
celetuk doni membuang nafas panjang ,
sedangkan friska yang terus berdiri memandangku membuatku tak berani menatapnya dan hanya menundukkan kepala,

"hei ,.. mau sampai kapan kalian berdua berdiri di situ ,.?"
ucap risky pada kami ,

aku pun segera menuju tempat duduk ku di susul friska yang duduk di sampingku ,

"rio , jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi , sampai mereka berdua rela menolongku demi kamu.?"
mendengar pertanyaan friska aku tak tahu harus menjawab apa , sedangkan ku lihat risky dan doni , mereka membuang muka dan pura-pura tidak mendengar pembicaraan kami,
aku sendiri juga bingung mengapa risky mau membela friska yang merupakan musuh besarnya ,
aku hanya diam tertunduk  kebingungan dan terus menerus di tatap oleh friska , sedangkan doni dan risky  asyik bergurau di bangku sebelah.

"sial , mereka seperti menari-nari.di atas penderitaan ku"
ucap ku dalam hati

cinta dua nadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang