Bab 12 ●Dijual?●

9.6K 362 86
                                    

"Tumben si bapak galak, perfeksionis dan benci Zelmira ngajakin ketemu sama temennya minggu depan? Jangan bilang gue mau dijual?"

_____Zelmira Eleanor______

_______________________________

Happy Reading

Zeland dan Zelmira pada akhirnya telah sampai di rumah. Zelmira dengan cepat turun dari motor dan menyerahkan helm yang ia kenakan pada Zeland. Zeland menerimanya tanpa mengatakan apa pun. Walau dalam hati, ia sedari tadi ingin menanyakan banyak hal pada adiknya.

"Lo kesambet apa si Zel, bisa beda banget." Zeland turun dari motornya lalu menyusul langkah kaki adiknya.

Zelmira menoleh ke arah kakaknya. "Lo jalannya kayak siput banget, sih!" cibir Zelmira membuat Zeland mendengkus kesal.

Zeland meraih paper bag yang ada di tangan Zelmira lalu berlari menjauh. Zelmira melotot lalu mengejar kakak laki-lakinya itu sambil terus berteriak.

"Itu kue gue, Bang Zeland! Rusuh banget, sih, lo. Awas aja gue pites lo," ujar Zelmira sambil terus mengejar kakaknya.

Namun, langkah kakinya dihentikan oleh suara dehaman dari belakangnya. Walau ia baru tinggal di rumah itu, ia paham betul pemilik suara dari arah belakangnya. Mau tidak mau ia memutar tubuhnya.

"Ada apa?" tanya Zelmira.

"Minggu depan kamu ikut saya bertemu teman saya." Arland berkata dengan wajah datar.

"Eh, jangan bilang Papa mau jual aku? Jangan dong, gini-gini aku anaknya Papa," ujar Zelmira.

"Emangnya siapa yang mau beli kamu? Nggak ada yang mau beli kamu." Arland berkata sambil melenggang pergi begitu saja.

"Eh, itu beneran si bapak yang galak dan perfeksionis dan benci sama Zelmira? Kok mendadak ngajakin ketemu temennya? Jangan-jangan beneran gue mau dijual? Heh, mana bisa gitu," ujar Zelmira sambil mengacak rambutnya frustasi.

Mengingat Arland yang tidak menyukai Zelmira, membuat ia berpikir bahwa bisa saja Arland menjual dirinya.

"Tapi bener juga ya, siapa yang mau beli cewek ini? Bisa aja ada yang mau. Duh, sekarang, kan, gue yang ada di tubuh cewek ini, bisa gawat kalau beneran dijual," lirih Zelmira.

Zeland menatap adiknya sambil menggelengkan kepalanya. Ia memilih menghampiri Zelmira.

"Tingkah lo sama pemikiran lo jadi absurd banget. Ya kali Papa mau jual lo. Otak lo ini perlu disentil!" ujar Zeland sambil menyentil dahi Zelmira.

"Tapi, gue suka lo yang sekarang," ujar Zeland membuat Zelmira melangkah mundur menjauhi Zeland.

"Iya gue tahu lo jomblo, Bang. Tapi ya nggak suka sama adiknya sendiri juga, kali," ujar Zelmira membuat Zeland menggelengkan kepalanya.

Ia memilih duduk di sofa yang ada di ruang tamu dan meletakkan paper bag milik Zelmira di atas meja. Ia menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan matanya. Merasa lelah dengan tingkah adiknya.

Zelmira tersenyum puas lalu berkacak pinggang. "Tenaga lo udah tenaga tua. Makanya jangan lari-larian. Kecapekan kan lo," ujar Zelmira sambil mengambil paper bag miliknya dan pergi meninggalkan Zeland. Ia memilih pergi ke dapur. Di sana ia melihat ibunya sedang mempersiapkan bahan-bahan memasak, sendirian. Asisten yang dipekerjakan sedang mengambil cuti selama dua minggu karena pulang kampung. Itulah mengapa saat ini Mara mengerjakan semuanya sendiri.

"Mama," panggil Zelmira.

Mara menoleh lalu tersenyum ke arah Zelmira. Ia mendekati Zelmira lalu memeluknya dengan erat.

Transmigrasi Cewek BadasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang