Bab 22 ●Zeland Tahu●

7.7K 306 75
                                    

Happy Reading

■■■■■

"Zelmira ke atas dulu ya, Ma .... Saya permisi dulu, Tante," ujar Zelmira sambil menunduk sopan.

Elona tersenyum ke arah Zelmira sambil mengangguk. Sementara Mara masih menatap kesal putrinya.

"Mar, kamu ini, niat anak kamu baik loh. Nggak mau bikin kamu capek dan repot." Elona berujar seraya menepuk punggung Mara.

Sebelum Zelmira benar-benar pergi ke kamarnya, ia lebih dulu pergi ke dapur untuk menyiapkan kue yang telah dibelinya untuk dihidangkan di ruang tamu.

"Katanya mau ke atas? Kok malah di sini?" Zeland bertanya seraya duduk di kursi yang ada di dapur itu. Ia memperhatikan setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh adiknya.

"Ini nih kayak gini, udah lihat masih nanya," kesal Zelmira sambil melirik sinis Zeland.

Zeland tertawa mendengar perkataan sinis adiknya. "Lo tuh bawaannya emosian banget ya. Kayak orang lain banget, jangan-jangan, lo sebenernya bukan adik gue? Tapi lo orang yang nyamar jadi adik gue?" Zeland bertanya sambil menatap curiga ke arah Zelmira.

Niat hati hanya ingin bercanda, justru respon Zelmira tidak biasa. Zelmira membeku di tempatnya. Sepersekian detik kemudian ia menoleh ke arah Zeland. Jujur saja, ia juga takut jika Zeland mengetahui rahasianya.

"Pikiran lo nyebelin!" Zelmira berhasil menyingkirkan ketakutannya dan berkata seolah tidak terjadi apa pun. Ia bersikap biasa saja sambil menatap kesal ke arah Zeland yang menampilkan deretan gigi rapinya.

"Tapi gue nggak peduli lo sebenernya siapa. Yang jelas, lo adik gue," ujar Zeland membuat Zelmira memutar bola matanya malas.

Gadis itu meletakkan piring berisi kue ke atas nampan lalu mengangkatnya. "Kalau lihat lo kayak gini, bikin ngeri." Zelmira bergidik ngeri lalu meninggalkan Zeland menuju ruang tamu.

"Permisi ...." Ia mengatakannya sebelum meletakkan sepiring kue ke atas meja.

"Silakan dinikmati ...," ujar Zelmira sambil tersenyum sopan. Setelahnya ia pergi dari ruang tamu.

Elona menatap kagum sosok Zelmira yang begitu sopan. Ia menoleh ke arah Mara. "Kamu berhasil didik dia, Ra." Elona memuji Mara dengan tulus.

Mara terkekeh geli mendengar pujian dari Elona. "Tapi kalau kamu tahu sosok dia sebelum sekarang ini, pasti kamu kaget. Dulu, dia korban bully," ujar Mara membuat Elona begitu terkejut.

Ia mendadak ingat dengan putrinya yang selama ini menjadi pelaku perundungan. Raut wajahnya mendadak sedih dan hal itu disadari oleh Mara.

"Kamu kenapa?" tanya Mara sambil menyentuh pundak Elona.

Elona menggeleng sambil tersenyum. "Cuma inget sesuatu yang bikin aku sedih. Tapi, belakangan ini, sikapnya berubah," ujar Elona.

"Kayaknya anak kita sama-sama berubah lebih baik akhir-akhir ini ya," ujar Mara dengan senang.

Elona mengangguk menanggapi perkataan Mara. Di balik tembok, Zelmira menatap rindu ke arah ibu kandungnya.

Ma ... aku kangen ... jujur, pengen balik ke tubuh asliku, tapi gimana caranya? batinnya.

"Kangen sama ibu kandung lo?" tanya Zeland tiba-tiba membuat Zelmira terkejut bukan main.

Mendapati pertanyaan seperti itu membuat Zelmira dilanda ketakutan. Ia menoleh ke arah Zeland lalu terkekeh geli.

"Lo aneh banget, Bang." Zelmira berkata dengan nada mengejek.

"Gue tahu, lo bukan adik gue yang asli. Tapi, gue mohon ... lo bisa tetep jadi adik gue?" tanya Zeland penuh harap.

Transmigrasi Cewek BadasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang