Happy Reading ....
Agatha tampak ragu untuk menjalankan rencana yang telah disusunnya bersama Ilyana. Sorot matanya jelas menunjukkan jika saat ini, pikirannya bimbang di antara dua pilihan.
"Lo yakin sama hal ini? Kalau kita ketahuan, kita bisa kena masalah. Apalagi, ini obat terlarang." Agatha berkata sambil melihat ke arah Ilyana.
Ilyana mendengkus kesal mendengar perkataan Agatha. Dia menunjuk Agatha seraya berkata, "Lo tenang aja, nggak akan ada yang tahu. Setelah lo selesai taruh itu di tas Zelmira, gue bakal hapus rekaman CCTV. Jadi, lo aman. Lo nggak usah khawatir, lo tinggal lakuin tugas lo."
Ilyana memicingkan mata kearahnya. Melihat raut wajah Ilyana, ia masih saja dibuat tidak yakin. Namun, demi membuat Zelmira terkena masalah, ia akan melakukan apa pun. Tidak peduli jika itu adalah raga aslinya, karena saat ini dia hanya perlu menjalankan kehidupannya sebagai Agatha, bukan Zelmira.
"Oke, tapi kalau sampai lo nggak hapus rekaman CCTV itu, gue nggak akan segan-segan sebarin rahasia lo. Lo harus ingat itu, " ujar Agatha sambil melipat tangannya di depan dada.
Ilyana terkekeh geli mendengar perkataan Agatha, dia menepuk pundak Agatha beberapa kali. "Lo nggak perlu khawatir, gue nggak akan berkhianat sama lo. Kita satu tim kalau lo lupa, " ujar Ilyana dengan wajah serius.
Mendengar perkataan Ilyana, hati Agatha sedikit tenang, meski masih ada perasaan ragu. Ia bersiap meninggalkan Ilyana, tetapi sebelum ia melangkahkan kakinya, Ilyana lebih dahulu menahan lengannya.
"Kalau udah, kabari gue," ujar Ilyana.
Agatha menganggukkan kepalanya. "Nomor hp lo mana?" tanyanya.
Ilyana mengeluarkan ponselnya lalu Agatha dengan segera memindai kode untuk menyimpan nomor Ilyana. Usai menyimpan nomor milik Ilyana, Agatha segera meninggalkan Ilyana. Ia membawa kakinya melangkah menuju ruang kelas XI-IPS-1. Mencoba memeriksa kanan kiri, ketika sudah aman, barulah dia melancarkan aksinya.
Agatha mendekati tas milik Zelmira, lalu memasukkan obat terlarang itu ke dalam tas. Senyum puas terbit di wajahnya ketika ia berhasil menyelesaikan tugasnya.
"Setelah ini, semua orang yang udah suka sama dia, akan benci sama dia dan risih sama dia. Lo akan tahu akibatnya, Zelmira palsu," ujar Agatha dengan nada bahagia.
Setelah menutup resleting tas milik Zelmira, Agatha segera meninggalkan kelas lalu mengirim pesan pada Ilyana. Beberapa menit berlalu, ia belum mendapat balasan dari Ilyana. Perasaannya berubah cemas, jantungnya berdegup dengan kencang, berniat untuk masuk kembali ke dalam kelas untuk mengambil obat terlarang itu, tetapi bel masuk lebih dahulu berbunyi.
Beberapa siswa segera masuk ke dalam kelas, tidak terkecuali Zelmira, Ainsley dan Angkasa yang masuk ke dalam kelas bersamaan. Menyaksikan hal itu di depan mata membuat hati kecil Agatha merasakan iri. Namun, kemudian ia menyeringai, tidak sabar untuk menyaksikan bagaimana semua orang mencemooh Zelmira.
Meski ia masih mengkhawatirkan satu hal, tetapi ia tidak sabar menyaksikan bagaimana semua orang memandang rendah ke arah Zelmira. Lalu, beberapa saat berlalu, ia mendapat balasan dari Ilyana.
[Lo tenang aja]
Membaca balasan pesan dari Ilyana benar-benar membuat hati Agatha tenang dan senang. Dengan percaya diri, dia melipat tangannya di depan dada. Hanya menunggu beberapa saat agar anggota OSIS masuk ke dalam kelas.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, anggota OSIS masuk ke dalam kelas XI-IPS-1. Areksa dan beberapa anggota lainnya telah membawa beberapa barang yang didapat dari kelas lain. Tatapan beberapa siswa tertuju pada Areksa yang tingkat ketampanan dan jiwa tegasnya semakin terlihat jika sedang melakukan tugasnya sebagai Ketua OSIS.
Areksa tidak memedulikan mereka, justru tatapannya tertuju pada Zelmira yang tampak tidak peduli padanya. Namun, kemudian ia membuka suara, "Selamat siang semuanya. Seperti biasa, setiap minggu pasti akan ada razia rutin dan minggu ini razia jatuh di hari ini. Jadi, kami meminta waktunya sebentar pada teman-teman. Silakan semuanya maju ke depan, tinggalkan tas di kursi kalian masing-masing."
Setelah mendapat instruksi seperti itu, semuanya bergegas maju ke depan, mempersilakan tas dan laci meja diperiksa oleh anggota OSIS. Tepat ketika salah seorang anggota OSIS membuka tas milik Zelmira, matanya terbelalak terkejut. Dia tidak berani memegang apa yang dilihatnya.
"Ada apa?" tanya Areksa yang tengah memeriksa tas di barisan sebelah tempat duduk Zelmira.
"Coba lo lihat ini. Lo pasti kaget setelah tahu apa isinya, " ujar anggota OSIS itu-Kiara.
Areksa segera mendekati tas milik Zelmira. Begitu melihat isinya, reaksi yang diberikan Areksa sama dengan reaksi Kiara.
Agatha puas melihat itu semua. Sementara siswa yang lain, tidak terkecuali Zelmira, dibuat bingung dengan apa yang ditemukan Areksa dan Kiara. Zelmira memutuskan untuk melangkah mendekati tasnya.
"Apa yang kalian lihat sampai kaget kayak gitu?" tanya Zelmira.
Areksa menatap tajam Zelmira seraya berkata, "Jelaskan kenapa ada benda kayak gitu di tas lo!"
"Benda apa?" Zelmira masih tidak paham dengan makaud perkataan Areksa. Lalu, dia memilih melihat ke dalam tasnya.
Mata terbelalak begitu melihat benda asing di dalam tasnya. Dia mengangkat tasnya, lalu memicingkan matanya mencoba mencari tahu benda apa sebenarnya yang di dalam tasnya.
"Ini apaan?" tanya Zelmira.
"Harusnya kita yang tanya, itu apa? Kenapa bisa ada benda begitu di tas lo?" tanya Areksa.
"Gue nggak tahu, dari tadi gue ada di kantin. Gue juga nggak merasa itu milik gue. Jangan bilang itu pasti benda milik gue karena di dalam tas gue." Zelmira berkata dengan wajah datarnya.
Namun, ia kemudian menoleh ke arah Agatha yang tengah tersenyum puas ke arahnya. Sekarang, Zelmira tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Kita bisa cek sidik jari di benda itu, gue pastiin, nggak ada sidik jari gue. Atau lebih simple, kita bareng-bareng cek CCTV. Semuanya pasti terekam CCTV. Biar semuanya jelas, kalau ada yang sengaja lakuin ini buat jebak gue, juga bakalan terlihat jelas siapa itu. Jadi, nggak akan ada kedalah pahaman di sini." Zelmira berkata dengan wajah tenang.
Areksa memilih menganggukkan kepalanya. "Yang lain lanjutin razianya. Gue sama Zelmira pergi dulu," ujar Areksa pada beberapa anggota OSIS yang bersamanya.
Mereka semua mengangguk paham mendengar perintah Areksa. Setelah itu, melanjutkan razia yang sempat tertunda.
Sementara Areksa dan Zelmira mulai berjalan menuju pintu. Tas dan seluruh isinya dibawa oleh Areksa. Zelmira hanya berjalan dengan tenang.
Agatha terkekeh puas menyaksikan pertunjukan kali ini. Hal itu disaksikan oleh Angkasa yang berdiri tidak jauh darinya.
"Lo yang lakuin ini?" Pertanyaan Angkasa membuat Agatha tersentak.
"Maksud lo apa Angkasa? Jangan mentang-mentang kita udah putus jadi lo bisa seenaknya aja." Agatha berkata dengan nada kesal.
"Kalau ketahuan itu lo yang lakuin, jangan salahin gue kalau gue lapor ke orang tua lo," ujar Angkasa memberi ancaman.
To Be Continue
Gimana nih kelanjutan ceritanya? Ikuti terus ya supaya tahu kelanjutannya.
See you next chapter, babay ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Cewek Badas
Fiksi RemajaAgatha Eleanor terjebak di tubuh seorang gadis cupu, jelek dan korban bully. Ia yang semula memiliki paras rupawan, eksis dan berani pun merasa miris kala menerima nasib terjebak di tubuh gadis yang memiliki nama sedikit mirip dengannya tetapi nasib...