Bab 14

1.4K 45 0
                                    


Hadiah yang Manis


Rain Pov

Saat ini di dalam kamar tidurku suasana benar-benar sangat hening dan terasa sangat menakutkan. 😣

Aku bahkan bisa mendengar suara jam dinding yang berdetak dan suara gemuruh hujan di luar rumah yang terdengar sangat keras.

Aku rasanya sangat ingin mati saat mendengar perkataan P’Phayu bahwa.. waktuku sudah habis. 😥

“Phi Phayu..”

Saat ini suaraku benar-benar terdengar seperti sedang memohon padanya.

Tolong jangan katakan hal itu. Tolong jangan biarkan hubungan kita berakhir sebelum kita memulainya. 😖

P'Phayu kemudian berkata lagi dan membuat aku merasa duniaku sekarang sedang berputar.

“Rain.. Kamu sudah tidak mempunyai waktu lagi untuk menggodaku..”

Tidak! Sudah cukup! Jagan mengatakan hal itu lagi karena sangat menyakitkan hatiku. Apakah kamu tidak tahu? 😖

Aku merasa sangat terluka dan hal itu terlihat jelas dari ekspersi wajahku. Tidak! Aku bukan sakit secara fisik, tetapi hatiku terasa akan hancur karena pria yang baru aku kenal lebih dari dua bulan ini. 🥺

Orang yang pertama aku benci ketika mendengar namanya, tetapi pada saat yang sama orang itu juga yang aku kagumi sampai aku mati. Orang yang selalu mencoba menang dalam segala hal dan orang yang sudah mempengaruhi hatiku. 😣

Aku jadi ingat bahwa P'Phayu pernah mengatakan bahwa aku selalu tidak memikirkan apapun sebelum berbuat sesuatu. Yeah.. Selama ini aku memang tidak pernah merasa ragu, aku juga tidak pernah merasakan hatiku lemah dan aku adalah orang yang selalu memikirkan diriku sendiri.

Tetapi kami berdua selama ini selalu bersikap mesra satu sama lain dan saling memberi. Aku merasakan ada makna yang tidak perlu kami ucapkan. Aku selalu berpikir bahwa P'Phayu juga merasakan hal yang sama ketika dia memelukku, menciumku dan menyentuhku. 😥

Jika dia tidak memiliki perasaan apapun padaku, mengapa dia selalu memberikan harapan padaku?!

Apa aku saja yang terlalu bodoh?!

Pada akhirnya aku hanya seorang anak laki-laki yang hanya suka menganggunya saja seperti apa yang di katakan P’Phayu. 😔

Pikiran itu membuat aku hanya bisa menunduk dan menatap tanganku yang ada di atas pangkuanku. Kedua tanganku terjatuh dengan tidak berdaya di kedua sisi tubuhku, kekuatanku, sikap keras kepalaku, dan keinginanku untuk menang darinya benar-benar sudah menghilang saat ini. 😣

Aku hanya bisa merasakan air mataku kembali mengalir dan mataku terasa panas, aku siap akan terjatuh kapan saja. 😭

Aku baru sadar bahwa.. aku menyukai P'Phayu.

“Waktumu sudah habis karena aku sendiri yang akan menggodamu, Rain..”

Tiba-tiba saat aku mendengar perkataannya lagi, wajahku yang saat ini terlihat pucat segera terangkat dan menatap mata P'Phayu karena perkaatannya itu. 😦

Hanya dengan beberapa kata dari P'Phayu membuat aku seperti melihat cahayaku lagi di dalam ujung terowongan yang terasa gelap gulita yang tadi aku rasakan.

Tanganku yang berada di kedua sisi tubuku yang tadinya terasa lemas mulai bergetar, aku sangat ingin menjangkaunya lagi dan meraih lengannya lagi. Tetapi.. aku merasa takut bahwa P'Phayu akan menghancurkan hatiku lagi dan tentu aku tidak akan bisa menolaknya. 😔

“Phi Phayu…”

Aku seperti orang bodoh yang berulang-ulang kali hanya bisa menyebutkan namanya saja.

---

Phayu Pov

Saat ini aku mengangkat kedua tanganku untuk membelai pipi putih Rain dengan lembut. Aku masih menampilkan wajah yang tenang dan mataku yang tajam bersinar penuh kasih sayang serta lembut sambil tersenyum manis saat menatapnya. 😊

“Jangan bersikap seperti itu karena aku belum selesai berbicara padamu tadi..”

“Apa maksudmu? Kamu bermain-main lagi denganku? Hal ini sama sekali tidak lucu. Aku tidak akan marah jika kamu tidak menyukaiku. Tetapi aku juga tidak percaya bahwa kita berdua hanya sebatas senior dan junior. Jangan suka menyakitiku seperti ini karena aku juga punya hati!! Apakah kamu berpikir aku bisa menanggungnya kalau kamu terus menyakitiku seperti ini??”

Rain mengatakan hal itu dan kemudian dia kembali terisak-isak sementara aku meraih kedua pipinya.

Aku mendekatkan wajahku dan mengabaikan Rain yang sedang membuang mukanya dariku. Aku memiringkan wajahku sampai dahi kami berdua sangat dekat lalu membuat kontak mata dengannya.

“Baiklah.. Aku akan mengatakan sekali lagi dan Rain harus mendengarkannya baik-baik..”

“…”

“Rain sudah tidak memiliki waktu lagi untuk menggodaku. Jadi sekarang biarkan aku yang menggoda Rain. Bisakah kamu mendengar apa yang aku katakan ini dengan jelas?”

---

Rain Pov

Anehnya aku semenit yang lalu baru saja merasakan seperti sedang berjalan di tepi jurang. Tetapi.. Ketika aku mendengar suara P'Phayu yang dalam dan mengatakan hal itu dengan jelas, hatiku terasa membengkak sedemikian rupa sehingga seolah-olah aku bisa terbang ke langit. 😣

Aku seharusnya berteriak, meninju wajahnya atau menendang persendiannya. Tetapi malah sebaliknya, aku segera meletakkan tanganku di atas tangan besar yang sekarang sedang memegang wajahku dan menangis saat mendengar perkaatannya. 😭

“Aku tidak merasakan perasaan ini sendiri saja kan? Phi juga merasakannya kan?”

P'Phayu segera mencubit hidungku yang saat ini sudah memerah.

“Jika Rain merasakan perasaan suka padaku, maka kamu tidak hanya merasakan perasaan itu sendirian saja..” 😊

Aku benar-benar sudah tidak peduli jika aku di katai adalah orang yang lemah olehnya. Yang bisa aku lakukan saat ini hanya memeluk leher P'Phayu dan kami berdua hampir saja terjatuh ke atas tempat tidur. 😅

Aku menyadarkan kepalaku di atas bahunya yang lebar dan bertanya kepadanya lagi.

“Phi Phayu suka Rain kan? Kamu benar-benar menyukain Rain kan?”

P'Phayu hanya bisa tertawa terbahak-bahak saat mendengar pertanyaanku dan meremas pinggangku dengan kuat.

“Apakah kamu ingin aku mengatakannya dengan jelas?”

“Iya.. Iya..”

Aku segera menganggukkan kepalaku dengan kuat dan mataku menatapnya dengan ekspersi penuh harapan. Aku benar-benar merasa lebih senang daripada saat mendengarkan hasil tesku. Jantungku berdebar-debar dengan kencang menunggu perkataan dari mulut orang yang saat ini ada di depanku, tetapi…

“Aku tidak mau mengatakannya. Kamu terus bertanya padaku berulang-ulang kali dan aku malas berbicara banyak..”

“Phi Phayu!!”

Kali ini aku benar-benar meninju dan sangat ingin meremukkan bahunya sambil berteriak dengan keras. Aku sudah tidak peduli jika kedua orang tuaku datang dan melihat apa yang sedang kami lakukan saat ini. Aku benar-benar sangat ingin menyakiti P'Phayu yang suka memiliki kebiasaan buruk mengejekku. 😑

Meskipun aku tahu bahwa tinjuku ini tidak terlalu kuat untuk bisa menyakitinya, tetapi ketika aku mendengar P'Phayu mengerang aku sedikit merasa puas. 😊

“Jangan memukul bahuku terlalu keras atau akan kembali berdarah lagi..”

“Apakah kamu sudah gila? Jika aku memukulmu pasti kamu hanya memar saja bagaimana kamu bisa berdarah?”

“Yeah. Memang bisa berdarah lagi..”

P’Phayu mengatakan hal itu dan memegang kedua tangaku, lalu dia berlutut di depan tempat tidurku. Dia kemudian berkata lagi sambil tersenyum lebar..

“Yeah.. kemarin aku sudah berada di dalam tubuh Rain dan jika kamu memukul terlalu keras maka lukamu akan kembali terbuka lagi..”

“Phi Phayu!!!”

Aku kembali berteriak lagi karena merasa marah bukan karena malu. 😠

Aku rasanya benar-benar ingin mencekiknya sampai dia mati. 😅

Tetapi sebelum itu, aku hanya ingin mendengarkan jawaban dari pertanyaanku sebelumnya. Sebenarnya aku ingin bertanya lagi untuk memastikan bahwa bukan hanya aku yang memiliki perasaan seperti ini sendiri kepadanya. Karena aku tidak ingin menangis lagi karena aku merasakan sakit di hati dan juga kepalaku jika dia tidak memiliki perasan yang sama..😣

“Jadi sekarang Rain tidak bisa menggoda Phi karena waktuku sudah habis. Tetapi.. kamu akan menggodaku tanpa ada batasan waktu kan?”

Aku melihat P'Phayu menganggukkan kepalanya saat aku menanyakan hal itu. Jawabnnya hampir saja membuat aku tersenyum, tetapi..

“Yeah.. tetapi aku merasa aku tidak perlu menggodamu lagi..”

“Hei! Kenapa?”

Aku berjanji jika P'Phayu saat ini mengatakan lelucon lagi, maka aku akan turun ke bawah lalu mengambil pisau untuk menikamnya tepat di tengah dadanya. 🤣

Tetapi aku malah harus terkejut saat P’Phayu menarik leherku dan memberikan aku ciuman lalu tertawa.

Kiss 😘

“Yeah.. karena aku merasa aku sudah berhasil menggodamu..”

Aku hanya bisa terdiam dan menjadi merasa malu.. lalu dari malu kemudian menjadi marah..🤣

“Siapa yang sudah berhasil digoda olehmu?! Kamu berkata seolah-olah kamu menggodaku sebelumnya. Mimpi saja sampai kehidupan selanjutnya!!”

Aku saat ini sudah duduk di atas pangkuan P'Phayu. Sejak kapan aku melakukannya? 🤔

Aku kemudian ingin turun dari atas pangkuannya dan bermaksud membuat P'Phayu merasakan sakit hati sementara itu, P'Phayu hanya kembali tertawa terbahak-bahak sambil menarik lenganku untuk kembali dia peluk.

Aku memang cukup berani menolak pelukkan P’Phayu pada awalnya, tetapi ketika P'Phayu menekan tubuhku, aku membiarkan dia memelukku. 😅

Aku benar-benar menghianati perkataanku sendiri..

“Aku tidak perlu menunggu kehidupan selanjutnya, bulan depan atau tahun depan. Ayo kita lakukan sekarang. Bukankah kamu tadi bertanya apakah aku memiliki perasaan yang sama denganmu atau tidak? Rain sudah mengatakannya.. Uhmm”

“…”

P'Phayu kemudian memelukku dengan penuh kasih sayang sebelum kembali membicarakan apa yang aku katakan sebelum. Hal ini menyebabkan aku menganggukkan kepalaku.. dan tersipu dengan malu. 😊

Adakah hari dimana aku bisa mengalahkan P'Phayu?

Aku hanya bisa memamerkan gigiku sambil tersenyum saat memikirkan hal itu karena itu pasti tidak akan pernah terjadi. 😁

“Ok.. Kalau seperti itu aku akan bertanya padamu dan kamu harus mendengarkannya dengan baik-baik, ok?”

--

Phayu Pov

Aku kemudian segera mendorong tubuh Rain agar dia kembali duduk dan mengulurkan tanganku untuk memegang tangannya, memeluk tubuhnya dengan erat.

Dia pasti sudah bisa menebak apa yang ingin aku tanyakan hanya dengan menatap mataku yang sekarang sedang menatap matanya dengan pandangan serius. Tetapi.. Rain yang suka bercanda memotong moment ini lagi.. 😅

“Kamu mau menanyakan apa? Apakah kamu mau mengatakan apakah aku mau menjadi pacarmu? Aku masih marah padamu dan aku tidak mau.. 😐”

Dia mengatakan hal seperti itu, seolah-olah dia sedang memegang kartu emas. 🤣

Tetapi aku hanya tersenyum dan memainkan tangan kami berdua.

“Atau kamu mau bertanya apakah aku ingin menjadi istrimu?” 🤔

Rain mencoba untuk melepaskan tangannya, tetapi dia masih ingin tahu apa yang akan aku katakan padanya. 🤣

Aku sekarang menatapnya dengan pandangan mata yang terlihat serius tetapi tulus serta tersenyum manis kepadanya. Senyumanku mampu menggoyahkan hati siapapun yang melihatnya. 😏

Aku hanya ingin mengatakan bahwa tidak peduli pria atau wanita yang melihat senyumanku ini maka mereka akan selalu setuju untuk mengikutiku tanpa berpikir dua kali, tetapi..

“Aku ingin bertanya kepada Rain apakah kamu mau menjadi istriku atau aku menjadi suami mu. Mana yang akan kamu pilih?”

Yeah.. aku mengatakan pertanyaan ini dengan nada yang serius. Tetapi pertanyaanku.. membuat Rain terkejut. 😂

“Hmm…Itu?!”

Rain terlihat tidak percaya dengan apa yang aku tanyakan padanya. Tetapi memang itu yang ingin sebenarnya aku tanyakan padanya.

Rain harus memilih antara dia menjadi istriku atau aku yang menjadi suaminya.. Tetapi bukankah itu artinya sama saja? 🤣

---

Rain Pov

“Phi Phayu!!”

Saat ini aku tiba-tiba berteriak dan segera bangun dari tempat tidurku karena aku lupa bahwa aku sedang sakit.

P'Phayu menggodaku lagi! Apakah aku istri atau dia suamiku sama saja bukan? Kami sudah bersama-sama dan lebih dari sekedar senior juga junior sekarang. Dasar brengsek!

Mengapa dia memberikan aku pilihan sedangkan aku tidak bisa memilih?!!

“Jika kamu bisa memilih dengan cepat maka kamu akan mendapatkan hadiah..”

“Memang aku bisa memilih?”

Aku mengatakan hal itu sambil tersipu dan segera memalingkan wajahku saat P'Phayu terlihat menghela napas dan menjelaskan dengan ekspersi yang terlihat kecewa.

“Kenapa kamu malah marah padaku? Aku sedang serius karena tadi malam Rain sudah mengatakan bahwa kamu adalah milikku. Tetapi pasti akan ada orang yang mengatakan bahwa aku yang memaksa Rain. Jadi kamu pilih yang mana?”

Rasanya saat ini aku benar-benar ingin menendang P'Phayu dari lubuk hatiku yang paling dalam.

“Rain..”

Saat P'Phayu memangil namaku lagi, aku segera berdiri dan berpura-pura akan membuka pintu kamarku untuk mengusirnta keluar, tetapi P'Phayu meraih tanganku terlebih dahulu. 🙄

“Rain, aku akan mengatakan hal ini terlepas apakah kamu memilih untuk menjadi istriku atau memilih aku yang menjadi suamimu. Aku akan selalu menjagamu dengan baik. Aku tidak akan membiarkan siapapun mengganggumu karena hanya aku yang bisa melakukannya, aku juga tidak akan membuat kamu menangis tetapi jika kamu menangis karena aku membuat kamu malu itu cerita lain. Aku akan selalu menjagamu dan tidak akan membiarkan kamu merasa kesepian. Jadi apa jawabanmu?”

“….”

“Aku akan mendengarkan semua perkataanmu dengan baik, lalu yang paling penting adalah jika kamu menjadi pacarku, maka kamu akan memiliki seseorang yang mempunyai gelar kehormatan di bidang Arsitektur. Aku bisa membantumu untuk membuat model, mendesign dan juga membantu membuat tesis saat akhir semester. Aku sudah mempromosikan diriku seperti ini, apakah kamu tidak merasa tertarik?”

Apakah P'Phayu sedang berbicara tentang barang yang akan dia jual atau apa? 😅🤔

Aku yang mendengarkan perkataannya menjadi melemah. Hal ini bukan karena aku merasa tertarik dengan penawarannya itu, tetapi aku melihat ada keseriusan di dalam matanya dan juga suaranya yang terasa menyenangkan karena dia akan merawatku dengan baik.. 😊

P'Phayu pasti sudah tahu bahwa aku suka melakukan hal-hal yang bodoh dan terkadang aku juga suka membicarakan hal-hal yang tidak ingin di dengar oleh orang lain. Teman-temanku bahkan mengatakan bahwa aku adalah orang yang menyebalkan, keras kepala dan selalu memiliki pendirian yang kuat. 😔

Tetapi P'Phayu tidak merasa terganggu dengan semua sikapku itu dan dia juga tidak peduli jika aku terus mengganggunya. Dia mengatakan tidak peduli ada apapun, dia tidak akan pernah melepaskan aku. 😊

Meskipun P'Phayu suka mengangguku, tetapi dia adalah orang yang sangat peduli padaku.

Meskipun P'Phayu suka mengatakan aku bodoh dan memarahiku karena aku melakukan kesalahan, tetapi dia akan memelukku dengan erat ketika aku menangis. 🥺

“Hm.. P'Phayu, Rain tidak akan memilih..”

---

Phayu Pov

Saat mendengar Rain mengatakan hal itu, aku tahu bahwa dia belum selesai berbicara karena matanya menatap langsung ke dalam mataku.

Matanya sudah membuat aku merasa terpesona sejak aku pertama kali melihatnya.. Mata yang selalu menatapku dan tidak akan pernah menyerah dalam hal apapun.

“Karena Rain akan memilih keduanya..”

“Hahah..”

Aku hanya bisa tertawa saat mendengar perkataanya dan segera menarik tubuhnya yang kecil ke dalam pelukkanku. 😊

“Kamu benar-benar sangat jahat..”

“Aku tidak sejahat kamu. Kamu tunggu dan lihat saja, aku akan melakukan sesuatu yang lebih jahat dan akan mengalahkanmu kapan-kapan..”

Aku tidak mengatakan apa-apa lagi dan hanya menjepit hidungnya dengan lembut. Ketika Rain terlihat tidak bisa bernapas, dia akan segera membuka mulutnya.

Kiss 😘

Aku segera membungkuk untuk mencium bibirnya, sampai dia memukul bahuku dengan keras sebelum aku menarik diriku.

“Apakah kamu bisa melakukan kejahatan kepadaku?” 😏

“Ehm..”

Rain terdengar mengerang ketika aku berbisik di telinganya.

Ketika Rain yang ada di dalam pelukkanku terlihat membeku dan hanya menatapku, aku tersenyum dan kembali mencium keningnya lalu melepaskannya.

Kiss 😘

“Baiklah.. Aku akan pulang sekarang. Besok aku akan datang lagi untuk mengunjungimu. Malam ini jangan lupa minum obat sebelum tidur agar kamu cepat sembuh dan kita bisa melanjukan pembicaraan kita lagi nanti..”

Aku segera berjalan mendekati pintu kamarnya, tetapi sebelum aku benar-benar pergi, aku kembali berbalik dan mengangkat alisku menatapnya.

“Apakah kamu menyukai hadiahku?”

Setelah mengatakan hal itu, aku segera pergi dari kamar tidurnya dan meninggalkan pemilik kamar itu.. yang terjatuh dan duduk di lantai. 😂

---

Rain Pov

Aku benar-benar sangat menyukainya. 😊

Aku menyukai hadiah yang di berikan oleh P'Phayu saat dia berbisik di samping telingaku tadi.

Wajahku benar-benar sangat memerah sekarang dan.. aku bisa saja mati. 😅

Siapa bilang aku akan mengalah padanya? Di dalam kehidupanku, aku benar-benar tidak bisa merasa kalah. Tetapi sekarang.. aku benar-benar merasa sudah di kalahkan olehnya.

Tetapi.. aku rela di kalahkan olehnya. 😅

---

Bengkel P'Phayu

Rain Pov

“Swadee P'Aon..”

“Oh Rain, Swadee. Kamu sudah lama tidak datang kesini. Bagaimana kabarmu?”

Beberapa hari yang lalu setelah P'Phayu pergi, aku kembali tidur dan tetap berada di atas tempat tidurku karena demam. Entah kenapa aku kembali demam, entah karena aku sudah berusaha terlalu banyak, kebanyakan menangis atau merasa cemas. Tetapi demamku naik turun dan hal ini sangat menghawatirkan orang yang sudah berjanji padaku akan selalu menjagaku. 😊

P'Phayu selalu hampir setiap hari datang ke rumahku sepulanb kerja dan sekarang dia sudah menjadi teman dekat ayahku. 😅

Tidak hanya itu saja, tetapi aku baru menyadari bahwa ayahku ternyata juga suka dengan super bike, tetapi ayah tidak bisa mengendarinya karena ibuku melarangnya. 😂

Ketika P'Phayu datang dan bisa berbicara dengan ayah tentang mobil atau super bike, ayah menjadi sangat menyukai P'Phayu. Sampai suatu hari P'Phayu tidak bisa datang kerumah dan ayahku menanyakan apakah P'Phayu jatuh dari motornya? 😅

Jadi hari ini ketika aku benar-benar sudah sembuh dan merasa bosan karena sudah berbaring di atas tempat tidurku berhari-hari segera pergi menyetir mobilku ke bengkel untuk mencari P'Phayu.

Saat ini Sky sedang pulang ke rumahnya di Lopburi.

“Ketika aku sudah menyelesaikan ujianku dan menyerahkan tugasku, aku terkena demam Phi..”

“Yeah.. akhir-akhir ini memang banyak orang sakit karena cuaca yang selalu berubah-ubah, terkadang panas lalu tiba-tiba hujan. Hari ini di bengkel ini juga sangat sibuk karena dua orang yang bekerja di kantor terkena flu dan ada juga anaknya terkena diare..”

P'Aon mengatakan hal itu lalu menatap ke arah kantor yang terlihat lebih berantakan daripada biasanya. Aku bisa melihat P'Saifah terlihat sangat sibuk sendirian di dalam sana dan berlari ke sana dan ke sini.

“Bagaimana kalau kamu sekarang lebih baik duduk di dalam kantor saja sambil menunggu Khun Phayu datang? Kamu tidak boleh terus berdiri di luar karena sinar matahari sangat panas atau kamu akan terkena demam lagi..”

P'Aon mengatakan hal itu sambil tersenyum dan menunjukkan giginya. 😁

Setelah dia meminta izin untuk melanjukan pekerjaannya. Membiarkan aku berjalan masuk ke dalam kantor.

Aku kemudian segera menangkupkan kedua tanganku untuk memberikan rasa hormat kepada semua orang yang sudah akrab dan aku kenal.

Awalnya aku berencana akan pergi ke lantai dua dan duduk sambil bermain menunggu P’Phayu datang, tetapi setelah aku melihat kondisi kantor…

“P'Saifah.. Apakah ada yang bisa aku bantu?”

Aku bertanya kepada P'Saifah dan dia segera menoleh untuk melihatku. Saat dia melihatku, dia seperti melihat orang suci kesayangannya. 😅

“Ah Rain.. Apakah kamu bisa mengetik dengan cepat?”

“Aku rasa bisa dan aku cukup baik dalam melakukannya..”

“Benarkah? Kalau seperti itu kamu tolong bantu aku untuk mengetikkan data customer di dalam komputer. Hei Prim! Tolong kamu ajari Rain caranya..”

P'Saifah segera memberikan perintah padaku dan berbalik untuk berkata kepada anak buahnya.

“Aku akan mentraktir kamu nanti..”

“Baiklah.. Aku akan membantumu Phi..”

Aku berharap bahwa aku bisa melakukannya dengan baik karena sekarang aku adalah pacar P'Phayu saudara kembarnya. 😊

Aku ingin keluarga P'Phayu bisa menyukai dan menerimaku juga. Hal yang lain adalah karena aku sering datang kesini dan duduk di dalam kantor ini juga. Jadi jika sekarang aku duduk dan membantu mengisi dokumen itu adalah hal yang mudah.

---

Phayu Pov

Jika aku bisa memilih membiarkan pacarku menungguku di rumah atau di bengkel, maka aku pasti akan memilih di rumah karena pasti lebih terasanya nyaman. 😊

Tetapi aku tahu bahwa Rain tidak suka sendirian, jadi dia lebih suka menungguku di bengkel karena ada banyak orang yang bisa dia ajak berbicara disana daripada dia hanya duduk dan menungguku.

Tetapi benar-benar tidak menyangka ketika aku ingin menjemputnya untuk makan siang bersama, aku melihat dia sedang duduk dan bekerja dengan para pegawai yang lain serta sedang mencetak dokumen.

“Rain.. Aku sudah datang..”

“Tunggu sebentar Phi. Biarkan aku mengetik ini dulu dan aku sudah hampir selesai..”

Aku melihat Rain kembali duduk dan mengetik lagi.

Aku berpikir dia hanya bercanda denganku karena beberapa hari yang lalu dia tidak mau menatap wajahku. Aku lalu melihat ke arah layar komputer dan melihat tangan Rain yang sedang mengetik dan membalik kertas yang ada di meja.

“Hai.. Bagaimana keadaan kantor?”

Aku bertanya kepada Saifah yang merupakan kembaranku itu.

“Hari ini benar-benar sangat sibuk. Ada dua orang yang terkena flu dan ada juga anaknya yang sakit. Untung saja Rain datang untuk membantuku. Malam ini kita tidak akan bisa pergi kemana-mana..”

Saifah mengatakan hal itu, sebelum dia berjalan pergi untuk mencari mekanik di luar kantor ini.

Aku lalu segera berjalan ke belakang orang yang sedang sibuk dengan dokumen-dokumennya tanpa di sadari oleh Rain, aku sudah berdiri di belakangnya. 😊

Aku menunggu Rain sampai selesai mencetak halaman terakhir.

“Yeah.. akhirnya selesai juga.. Wow..”

Saat dia sedang menekan tombol Enter, dia sedikit terkejut saat aku menempelkan minuman dingin di dekat telinganya.

---

Rain Pov

“Phi! Kamu membuat aku terkejut..”

Aku melihat ke arah tangan P'Phayu dan melihat bahwa dia sedang memegangi kaleng orange juice yang sangat dingin sehingga aku sedikit merasa kedinginan.

“Ini adalah bayaranmu..”

P'Phayu mengatakan itu sambil tersenyum dan menyodorkan kaleng itu kepadaku.

“Apakah hanya ini saja?” 🙄

---

Phayu Pov

Rain terlihat sedikit kecewa dengan apa yang dia dapatkan. 😅

“Bukankah kamu hanya mencetak beberapa lembar dokumen saja?”

Aku bertanya untuk menggodanya sambil memperhatikannya. Rain lalu mengambil tumpukan kertas yang dia sudah selesaikan yang ada di atas meja dan kemudian mengeser kursi lalu mengambil dua tumpuk lagi sambil mengangkat kepalanya lalu menunjukkan hal itu padaku. 😄

“Siapa yang bilang aku hanya mengerjakan beberapa lembar saja? Aku sudah empat jam duduk disini dan mengerjakan ini semua..” 😑

Saat aku mendengar Rain mengatakan hal itu, aku segera mengangkat tanganku untuk menepuk lembut kepalanya.

“Phi tidak bisa mengatakan hal seperti itu padaku..”

“Kamu mau mengerjakan semua itu selama empat jam atau empat menit sama saja..”

---

Rain Pov

Aku sebenarnya tidak ingin menerima pujian atau apapun karena aku sendiri yang menawarkan diriku untuk melakukan pekerjaan itu. Tetapi aku tidak mengerti mengapa aku ingin P’Phayu memujiku. 😣

Jadi aku menatap matanya dan lalu menggelengkan kepalaku untuk melepaskan tangannya yang saat ini dia letakkan di atas rambutku.

Jika aku tidak ke bengkel hari ini, aku ingin tahu apa yang akan dia lakukan padaku karena dia sendiri sudah mengatakan akan merawatku bukan? P'Phayu bahkan tidak memberikan aku dorongan semangat sama sekali. 😞

“Yeah…karena semua itu adalah tugasmu Rain..”

Aku sama sekali tidak mengerti tentang perkataan P'Phayu itu, makanya aku segera mengerutkan keningku. 🤨

Kiss 😘

Aku segera berhenti berpikir saat P'Phayu meletakkan kedua tangannya di belakang kursiku dan mendekatkan wajahnya lalu mencium bibirku.

“Phi.. di sini ada banyak orang..”

Aku buru-buru mendorong dadanya, tetapi aku mendengar suaranya yang berat berbisik di dekat telingaku.

“Itu adalah kewajiban dari pacar pemilik bengkel untuk melakukan pekerjaan ini..”

Aku hanya bisa mengangkat wajahku, tanganku menutupi mulutku, tubuhku membeku lalu mataku menatap P'Phayu yang saat ini sedang tersenyu dan kemudia… aku tersipu. ☺️

“Benarkah Phi?”

P'Phayu tidak mencium bibirku lagi seperti yang aku pikirkan. Dia hanya berbalik dan berdiri dengan tegak membiarkan aku duduk diam dengan posisi yang sama. Kemudian P'Phayu segera memutar lehernya seolah-olah dia adalah robot dan melihat bahwa yang menonton kami hanya P'Saifah saja.

Begitu mata mereka bertemu, mereka tertawa dan melihat ke arah yang berbeda. P'Saifah hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berkata bahwa kami sangat lucu. 😅

“Yeah.. Jika kita kekurangan orang maka kita bisa meminjam pacarmu untuk bekerja disini..” Kata P'Saifah.

P'Saifah berkata dengan ramah dan hanya menggunakan kata 'pacar' sebelum menoleh padaku. 😊

“Aku benar-benar merasa kasihan padamu, Rain. Aku hanya ingin benar-benar bertanya padamu, Apakah kamu benar-benar sudah menjadi pacar Phayu? Jika kamu sudah tidak tahan dengan Phayu, maka kamu bisa datang dan meminta bantuanku..” Kata P'Saifah lagi.

Saat mendengar perkatan P’Saifah, aku sebenarnya ingin membalasnya. Tetapi P'Phayu segera meletakan tangannya di atas bahuku sambil berkata dengan perkaatan yang sederhana tetapi terkesan.. posesif. 😅

“Dalam waktu singkat, Rain sudah menjadi milikku..”

Perkataan itu membuat P'Saifah mengangkat tangannya dan menggelengkan kepalanya seolah-olah dia tidak ingin bermain-main lagi. Tetapi kata-kata terakhir yang P'Saifah ucapkan sebelum pergi..

“Apa yang membuat kamu cemburu saat aku mengatakan hal itu pada Nong-mu, Phi?”

Saat mendengar itu aku hanya berpikir bahwa mereka berdua benar-benar kembar karena.. mereka berdua sangat suka membuat aku merasa malu. ☺️

---

Rain Pov

‘Apakah kamu mau menonton film besok?’

Karena pertanyaan singkat P'Phayu kemarin, aku sekarang sedang berdiri di depan lemari pakaianku sambil mengerutu sambil melihat ke kiri dan ke kanan karena merasa tidak puas dengan pakaianku. 😅

Meskipun aku sudah sering pergi makan bersama dengan P'Phayu berkali-kali, tapi ini adalah kali pertama kami pergi setelah P'Phayu resmi menjadi pacarku. 🙂

Sehingga aku mencoba beberapa pakaianku tetapi masih merasa tidak puas. Sampai akhirnya aku memilih celana pendek dan kaos putih.

Drrr.. Drr..

“Hallo Phi Phayu..”

“Aku sudah berada di depan rumahmu sekarang..”

Saat mendengar P'Phayu mengatakan seperti itu, aku segera pergi keluar kamarku dan turun kebawah. Aku berpikir P’Phayu tidak akan mempedulikan pakaianku. 😊

“Rain.. Ganti dengan celana panjang..”

Ketika P'Phayu baru melihatku, dia tidak menyapaku tapi segera mengkritik pakaian yang aku pakai saat ini. Pakaian ini memerlukan waktu satu jam untuk bisa aku pilih sehingga aku segera membungkuk dan melihat apa ada yang salah.

Aku hanya memiliki sedikit bulu kaki di kedua kakiku dan tidak terlihat jelek saat memakai celana ini. 🙄

Gerakkanku ini membuat P'Phayu tertawa.

“Hahah.. Jangan marah padaku dan juga jangan merasa tersinggung. Bukankah aku yang ingin mengajak kamu jalan-jalan?”

Saat mendengar perkaatan P'Phayu, aku mengerti artinya. Jadi aku memutuskan untuk kembali naik ke atas ke kamarku dan mengganti celanaku lalu kembali turun ke bawah.

Saat aku kembali turun, aku mendengar ayahku berkata dengan suara kagum. Begitu aku berjalan untuk menghampiri P'Phayu, mataku sedikit terbelak karena hari ini P’Phayu tidak membawa mobil yang biasa dia gunakan, melainkan membawa super bike yang berwarna merah dan hitam. Merek Ducati yang terlihat sangat keren. 😮

Hal ini bukan karena P'Phayu terlihat seperti seorang pembalap, tetapi motor itu.. motor yang sama yang di gunakan oleh P’Phayu saat dia menawarkan diri untuk mengganti ban mobilku yang pecah.

Aku yang tadinya merasa kesal segera berubah menjadi tersenyum lebar. 😊

Aku tidak mau bertanya kepada P'Phayu apakah itu motor yang sama atau tidak. Aku juga tidak tahu apakah dia masih ingat bahwa kita berdua pernah bertemu sebelum acara reunian baris kode di Universitasku atau tidak. 😞

Yeah.. semua sudah tidak masalah bagiku lagi, yang penting adalah hubungan kami berdua sudah berkembang sampai di tahap sekarang ini. 🙂

“Aku benar-benar merasa iri padamu..”

Aku mendengar ayahku mengatakan hal itu dan memandang P'Phayu yang saat ini sedang berada di atas super bikenya dengan tatapan dingin sehingga aku hanya bisa tertawa saja.

“Hahaha.. ayah, kamu tidak perlu cemburu denganku. Lagi pula, P'Phayu hanya mengendari super bike saja..”

“Ayah hanya ingin naik super bike itu dan bukan ingin pergi denganmu..”

“Bukankah sama saja..”

Aku hanya bisa tertawa lalu berdiri dengan diam agar P'Phayu bisa memakaikan helm padaku.

Aku lalu naik ke atas super bike itu dengan kikuk dan baru menyadari bahwa super bike ini jauh lebih tinggi daripada motor yang biasa aku duduki. 😅

Super bike ini membuat aku harus mencondongkan tubuhku ke depan dan memegang pinggang P'Phayu. Aku merasa sedikit curiga dia menggunakan super bike ini sekarang 🙄

“Rain, peluk tubuhku dengan erat..”

Setelah mengatakan itu, P'Phayu segera menarik kedua tanganku yang tadinya hanya memegangi pinggangnya dan menarik ke depan tubuhnya sampai aku merasa sedikit lebih nyaman sekarang. ☺️

“Jangan menjatuhkan aku dari atas motormu ini..”

“Apakah kamu ingin aku menjatuhkanmu dari atas motorku ini?”

P'Phayu segera menjawab perkataanku dengan balik bertanya lagi dan untungnya ayahku tidak memperhatikannya. 😅

Ayahku saat ini hanya berdiri dan melambaikan tangannya padaku saat super bike yang terlihat keren ini mulai meninggalkan rumahku.

Ketika kami berdua sudah menjauh dari rumahku dan ayahku sudah tidak terlihat lagi..

“Rain.. Jangan terlalu menggerakan tanganmu. Jika kamu menggodaku, maka aku tidak akan bisa menjamin keselamatanmu malam ini..” 😏

Aku benar-benar merasa sangat marah saat mendengar perkataannya itu sehingga aku sangat ingin meremas kakinya. Tetapi.. aku merasa takut bila P'Phayu benar-benar melakukan yang dia katakan itu.

Aku sebenarnya tidak benar-benar takut padanya, tetapi saat ini aku hanya ingin menonton film dulu. Jadi aku mulai menarik tanganku untuk memeluk pinggangnya dan menyadarakan kepalaku di punggungnya yang lebar sampai aku merasakan kecepatan super bike ini bertambah cepat.

“Apa yang tidak bisa di lakukan oleh Phi Phayu?”

Yeah.. P'Phayu adalah seorang arsitek, mekanik, aktif sebagai aktivis dan juga jago balapan. ☺️

“Apakah kamu merasa cemburu padaku?”

Aku menggunakan helm di kepalaku untuk memukul punggungnya dengan keras.

Yeah.. P'Phayu memang sangat tampan dan juga memiliki pekerjaan yang baik. Meskipun aku adalah pacarnya sekarang, aku tidak bisa menahan rasa cemburuku.

“Kenapa kamu menyakitiku? Apakah itu tandanya kamu benar-benar merasa cemburu padaku?”

Aku hanya bisa mengerutkan keningku dan merasa terkejut saat tebakan P'Phayu benar dan kemudian dia tertawa dengan bahagia karena sudah berhasil mempermalukanku. 😞

“Kamu tidak perlu merasa iri karena mempunyai pacar yang sangat baik seperti aku..”

Aku benar-benar sudah tidak bisa lagi membalas perkataannya itu. 😑

Lalu sepanjang perjalanan kami, aku tidak berpikir untuk berbicara lagi dengannya. Bukan karena aku merasa malu saat menyadari pacarku sangat menarik, tetapi aku takut merasa tidak sengaja membuat dia menjadi tambah besar kepala lalu menjatuhkan kami berdua dari atas super bikenya ini.

Lebih baik saat ini aku duduk diam dan merasa iri kepada dirinya dalam hati saja.

---

Mall Bangkok

Rain Pov

Bioskop pada hari Sabtu seperti ini dipenuhi dengan orang yang membawa keluarga mereka atau bersama dengan pasangan mereka untuk menghabiskan waktu libur bersama-sama. 😊

Sama seperti aku yang saat ini sedang berjalan di samping P'Phayu yang sedang mengomentari film yang baru saja kami selesai nonton. 😊

Kami tidak peduli dengan bagaimana orang-orang memandang kami berdua.

Karena saat kami baru saja sampai di Mall ini, aku merasa diriku menjadi bahan perhatian orang-orang yang ada disekitarku. Pada awalnya aku mengira karena Ducati yang keren yang kami kendarai. Tetapi.. Saat kami berdua masuk ke dalam mall, aku menyadari banyak orang yang masih memperhatikan kami berdua. 🙄

Sampai aku menatap orang yang sedang berjalan di sebelahku saat ini dan tahu siapa yang mereka lihat. 😑

Hari ini P'Phayu tidak berpakaian seperti biasa dan juga tidak mengenakan baju bengkel. Hari ini dia mengenakan T-shirt, celana jeans berwarna gelap dan jaket kulit untuk luarannya. Rambutnya yang biasanya selalu di ikat kini dia urai sehingga terlihat sedikit berantakkan, tetapi dia semakin terlihat seperti seorang model..🙄

P'Phayu benar-benar orang yang bisa menarik perhatian mata siapapun. 😞

Awalnya aku diam-diam merasa cemburu dengannya. Tetapi P'Phayu memperlakukan aku dengan baik, dia membiarkan aku memilih film yang akan kami tonton, memilih tempat duduknya, minuman dan juga popcorn. 😊

Selain itu, P'Phayu juga selalu membawakan semuanya sehingga aku tidak merasa lelah. Ketika kami masuk ke dalam studionya untuk menonton, P'Phayu bahkan menyuruhku memilih dulu tempat duduknya dan ketika kami sedang menonton film, P'Phayu selalu mengenggam tanganku agar tetap hangat. ☺️

Aku merasa khawatir jika ada orang yang aku kenal akan melihat kami berdua berpengangan tangan di dalam bioskop ini. Tetapi.. P'Phayu adalah pasangan yang sangat baik saat menonton film. Dia selalu fokus kepada cerita film itu dan selalu mendengarkan aku yang berbisik padanya tentang film itu dengan penuh semangat.  😄

Ini pertama kalinya kami menonton film bersama-sama dan aku memiliki kesan yang sangat baik padanya.

Dengan P'Phayu yang selalu peduli dan menjagaku seperti ini, aku bisa pergi ke mall dan menonton setiap minggu karena aku masih liburan semester. 😊

“Rain.. Apakah kamu sudah merasa lapar?”

“Aku sudah lapar..”

“Apa yang ingin kamu makan?”

“Phi.. jangan terlalu memanjakan aku seperti ini atau aku akan ketagihan..”

Hari ini aku sudah memilihkan semuanya sepanjang hari ini dan P'Phayu hanya tersenyum saja.

“Baiklah.. Tetapi sebelum Rain menjadi ketagian dan merasa buruk. Aku akan membuatmu kembali ke arah yang lebih baik..”

Baiklah.. Aku merasa sangat santai saat ini saat bersama dengannya. ☺️

“Jadi sekarang kamu mau makan apa? Kamu tidak perlu memasang wajah cemberut seperti itu. Aku benar-benar sedang bertanya padamu dan aku hanya ingin kamu bersenang-senang saat bersama denganku..”

Saat aku mendengar perkataan P'Phayu, aku segera tersenyum lebar dan merasa kebersaman kami saat ini saja sudah membuat aku merasa senang. 😊

“Aku ingin makan makanan Korea..”

“Apakah wajahmu yang seperti orang Korea itu masih belum cukup?”

P'Phayu mengatakan hal itu untuk menggodaku lalu mencubit pipiku dan segera berjalan.

“Phi kamu menggodaku lagi?”

“Aku sedang tidak menggodamu. Kamu terlihat sangat lucu..”

“Kamu pikir aku akan percaya?”

Setelah mengatakan hal itu, aku segera meraih lengan P'Phayu dan menggandengnya menuju restoran yang aku inginkan. Aku diam-diam  tersenyum senang. 😊

Aku tidak menyadari bahwa aku mulai terbiasa menyentuh P'Phayu dengan lebih terang-terangan. Hal ini baik karena aku tahu bahwa P'Phayu menginginkan hal ini juga. ☺️

---

Phayu Pov

Aku hanya tidak ingin Rain merasa buruk saat bersama-sama denganku. Aku juga bisa merasakan terkadang Rain masih merasa takut karena kami berdua sama-sama pria.

Yeah.. meskipun aku suka menggodanya, tetapi aku tidak ingin melihat dia dipandang buruk oleh orang lain atau melihat dia bersedih. 😊

Aku hanya ingin Rain merasa baik-baik saja dengan hubungan yang sedang kami jalani bersama-sama ini.

Aku tidak hanya ingin bersenang-senang dengannya saja, tetapi aku ingin hubungan kami melangkah ke arah yang lebih jauh lagi. ☺️

Pemikiran ini muncul saat kami sedang memasuki restoran yang Rain ingin makan.

---

Rain Pov

“Rain! Kamu datang bersama-sama dengan P'Phayu?”

Aku segera berbalik saat mendengar ada orang yang memanggil namaku dan melihat sahabat dekatku yang seharusnya sekarang ada di rumahnya di Lopburi. 😮

“Sky!!”

Aku melihat Sky menatap wajahku lalu bergantian dengan wajah P'Phayu. Dia lalu segera melihat ke arah tangan kami berdua yang saat ini sedang bergandengan tangan. 😣



TBC

Vote and comment 😊🙏

{✓} Love Strom - PhayuRain ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang