Kesayangan
Phayu Pov
Jam 20.00
Saat ini aku sedang menuju ke arah rumahku dengan menggunakan mobil setelah aku bekerja seharian. Ketika aku sampai di depan rumahku, aku melihat lampu rumahku sudah menyala.
Aku yakin ini bukanlah karena saudara kembarku yang ada di dalam rumah ini tetapi karena Rain sudah menganggap rumahku seperti rumahnya sendiri. 😅
Aku segera mengambil barang-barangku yang ada di dalam mobil dan segera masuk ke dalam rumahku. Aku melihat kearah dapur dan hanya melihat mangkuk mie instan yang telah di makan dan di letakkan di atas meja dapur memunggu untuk di cuci. Tetapi aku tidak melihat Rain ada di lantai ini. Dimana dia? 🤔
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku secara perlahan dan segera meletakkan barang-barang yang aku bawa di atas sofa di ruang tengah.
Aku mengambil piring yang baru dan membuka bungkus nasi goreng yang aku bawa tadi lalu menghangatkannya ke dalam microwave sambil menunggu nasi itu hangat, aku segera berbalik untuk menuangkan air ke dalam gelas dan segera meminumnya.
Ketika nasi goreng itu sudah hangat lagi, baunya sangat harum. Aku segera meletakkan piring nasi goreng dan menaruh segelas air dingin di nampan. Lalu aku segera berjalan ke lantai dua rumahku dan langsung masuk ke dalam ruang kerjaku yang saat ini sudah diambil ahli oleh Rain.
Ruangan ini biasanya aku gunakan untuk tempat aku bekerja, tetapi sekarang sudah diambil ahli oleh Rain untuk menjadi 'sarang' pribadinya. 😅
Mengapa aku mengatakan ini sarang?
Di dalam ruangan ini ada buku-buku miliknya yang berjejer dengan rapih di rak dan juga Komputerku yang belum aku buka selama berbulan-bulan ini. Selain itu ruangan ini benar-benar sangat berantakkan. 😑
Meja besar yang biasanya aku gunakan untuk bekerja sekarang sudah berubah menjadi meja dengan laptop kecil di atasnya dan banyak dokumen-dokumen yang berserakan di atas meja itu.
Bahkan di lantai ini juga di penuhi dengan potongan-potongan kertas, peralatan gambar, dan semua barang-barang nya yang tersebar di mana-mana Rain benar-benar orang yang tidak rapih. 😞
Saat ini aku melihat dia sedang duduk dan berkonsentrasi dengan model yang ada di depannya tanpa menyadari bahwa aku sudah pulang dan sekarang ada di dalam ruangan ini.
“Phi sudah pulang Rain..”
“Oh! Phi sudah pulang..”
Rain saat ini sudah berada di tahun ke duanya dan sedang berkonsentrasi membuat pekerjaannya. Dia sama sekali tidak melirik ke arahku yang sudah meletakan nasi goreng dan air dingin di atas meja.
“Kamu sudah makan belum?” Tanyaku.
“Um..” Jawab Rain.
Dia seolah-olah tidak mendengarkan apa yang aku katakan dan aku hanya bisa menggelengkan kepalaku saja melihat tingkahnya itu.
“Kamu makan jam berapa tadi?” Aku bertanya lagi.
“Hmm..” Hanya itu balasannya.
Tidak peduli apa yang aku tanyakan jawabannya hanya 'hmm..’ karena matanya tetap fokus pada apa yang sedang di kerjakannya saat ini.
Aku hanya bisa menghela napas saat melihat wajahnya yang putih yang sekarang nampak lebih pucat daripada biasanya, matanya yang bulat besar terlihat lebih sipit juga dari biasanya, bawah matanya terlihat menggelap seolah-olah dia sudah lama tidak tidur.
Tetapi hal ini sungguh normal bagi anak Fakultas Arsitektur karena dulu aku juga seperti dia. Ketika dia tidak bisa menyelesaikan pekerjaanku secara tepat waktu maka aku harus lembur untuk mengerjakannya sampai selesai. Semakin tinggi tingkatan maka akan semakin banyak pekerjaan yang harus di kerjakan daripada saat berada di tahun pertama dan juga harus belajar di Universitas dari pagi sampai sore. Ini adalah Universitas dan bukan seperti di SMA lagi.
Saat sudah akhir semester seperti Rain pasti akan sangat sibuk dan aku harus bisa memaklumi serta menyesuaikan diriku. Aku tahu bahwa aku hanya bisa memiliki sedikit waktu untuk bisa memeluknya saat dia sudah liburan semester lagi. 😊
Saat aku sedang tertidur maka Rain akan terbangun dan terus terjaga untuk menyelesaikan pekerjaannya setelah selesai maka Rain baru akan pergi tidur.
Aku mengerti bahwa kehidupan anak-anak Arsitektur tidak akan sama seperti anak-anak di Fakultas yang lain. Jadi aku tidak pernah marah kepadanya karena dia tidak memiliki cukup waktu untuk bersama-sama denganku seperti sebelumnya.
Saat ini aku juga memiliki dua pekerjaan yang aku sukai. Aku bisa membangunkan rumah atau sibuk mempersiapkan mobil untuk balapan. Tetapi aku selalu berusaha untuk meluangkan waktuku untuk memperhatikan Rain. Aku tidak ingin dia merasa sendirian karena aku pernah merasakan hal itu ketika aku menjadi mahasiswa. 😊
Saat Rain memiliki waktu, maka dia akan selalu menyiapkan sarapan dan makan malam untukku. Dia bahkan juga akan mengantarkan bekal makan siang untukku. ☺️
Jika kamu bertanya mengapa Rain sekarang lebih sering tinggal di rumahku?
Alasannya sangat sederhana karena rumahku ini lebih dekat ke Universitas daripada rumahnya. Jadi dia bisa mempersingkat waktu perjalanan ke Universitas dan menggunakannya untuk mengerjakan pekerjaannya itu.
Rain sudah menyerahkan segalanya untukku. Sampai suatu hari dia datang padaku dan memohon kepadaku agar dia bisa tinggal disini dan mengerjakan pekerjaannya di rumahku ini. Jadi sekarang rumahku sudah berubah menjadi asrama bagi dia. 😅
“Rain ayo makan!” Kataku dan meletakkan tanganku di atas bahunya.
Dia terlihat mengantuk dan matanya hampir saja tertutup saat ini.
“Hah! Oh! Kapan P'Phayu pulang?” Kata Rain.
Aku melihat orang yang dari tadi fokus pada pekerjaannya itu bertanya dan mengangkat kepalanya lalu menatapku dengan tatapan bingung.
Aku biasanya akan berpura-pura marah kepadanya, tetapi aku tahu bahwa aku tidak boleh melakukan hal itu sekarang. Jadi aku hanya mengatakan dengan suara yang tegas.
“Aku sudah membelikan nasi goreng untukmu. Ayo sini dan makan dulu..” Kataku.
Aku memperlihatkan nampan yang berisikan nasi goreng dan segelas air padanya dan Rain hanya menatapnya saja. Tidak lama dia berkata kepadaku.
“Tunggu sebentar Phi nanti aku akan memakannya..” Katanya.
Dia kemudian berbalik dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda itu. Saat melihat kelakuannya, aku hanya bisa menggelengkan kepalaku saja.
“Apakah ada yang bisa aku bantu?” Tanyaku.
Aku mendekatinya dan membungkuk untuk mencium pipinya dan bertanya dengan cemas. Apakah benar dia baik-baik saja? 🤔
“Ah tidak usah Phi! Aku bisa mengerjakannya sendiri..” Balas Rain.
Dia mengangkat kepalanya dan memaksa dirinya tersenyum kepadaku.
Aku tahu bahwa dia tidak akan bisa melakukannya seperti apa yang dia katakan itu, tetapi..
“Aku benar-benar bisa menyelesaikannya sendiri Phi. Bukankah P'Phayu baru saja pulang kerumah, pasti sangat lelah bila harus membantuku. Pergilah mandi, makan dan beristrahat..” Kata Rain lagi.
Aku melihat dia memaksakan dirinya untuk bersikap ceria seperti biasanya, meskipun saat ini matanya sudah terlihat memerah. Hal ini menyebabkan aku segera memeluknya dengan erat untuk menyemangatinya dan berkata dengan lembut.
“Ayo berjuanglah priaku yang baik. Kamu pasti bisa melakukannya..”
Setelah mengatakan hal itu. Rain segera memeluk pinggangku dan menyelipkan wajahnya ke perutku untuk sementara waktu, lalu dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melepaskan aku.
“Baiklah sudah cukup..” Kata Rain sambil tersenyum padaku dan kembali melanjutkan pekerjaannya lagi.
Dia sama sekali tidak meminta bantuanku karena dia pasti tahu bahwa aku akan membantunya. Tetapi dia tetap bersih keras bahwa aku tidak perlu membantunya, maka aku hanya bisa menepuk kepalanya dan berbalik untuk keluar kamar itu karena tidak ingin menganggunya.
Aku kemudian kembali turun ke bawah untuk makan, mandi dan membuka laptopku untuk menyelesaikan sedikit pekerjaanku lagi setelah selesai, aku kembali ke ruangan dimana Rain berada.
Aku melihat bahwa anak kecil pemilik sarang ini sedang duduk dan memasang wajah yang serius di depan laptopnya. Tangannya terlihat sedang mengetik sesuatu tanpa henti. Aku sudah melihatnya seperti ini berhari-hari dan aku berbalik untuk melihat nasi goreng yang masih belum dia sentuh sedikitpun.
Aku berjalan untuk mengambil nasi goreng itu dan menghangatakannya lagi setelah itu kembali menaruh di tempat yang sama.
Terakhir kali aku melihatnya lagi sebelum aku berjalan masuk ke dalam kamar tidurku dan aku melihat dia sedang mengusap wajahnya seperti dia sedang menangis.
---
Keesokan harinya…
Aku pulang kerumah dengan membawa dua kotak nasi. Aku melakukan hal yang sama seperti kemarin dan menghangatkan nasi itu sebelum aku bawa ke tempat orang yang sedang bekerja di sarangnya. Tetapi..
Ada apa dengannya?
Saat aku masuk ke dalam sarangnya itu, aku melihat dia yang bisanya selalu terlihat bekerja dengan fokus sekarang sedang duduk dan menangis sambil membuat modelnya.
Tangannya terlihat gemetar karena menahan tangisnya, membuat aku segera meletakan nampan yang aku bawa dan segera meraih bahunya. Hal itu menyebabkan tubuh Rain berbalik menghadapku dan aku langsung menatapnya.
“Ada apa Rain? Katakan pada Phi..” Tanyaku padanya.
“Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedang bekerja..”
Rain mengatakan hal itu dengan suara yang bergetar dan tangannya menurunkan lenganku ke bawah.
“Ayo taruh dulu pekerjaanmu itu dan ceritakan padaku apa yang sebenarnya sudah terjadi..” Kataku lagi.
“Jangan mengangguku!”
Tiba-tiba Rain yang sedang menangis itu menapik tanganku dan berteriak dengan suara yang sangat keras sehingga aku segera membeku. Aku melihat wajahnya memucat dan matanya memerah.
“Rain..”
Aku memangil namanya lagi dengan nada menghibur karena aku tidak tega melihat di seperti ini.
“Ada apa denganmu Rain? Apakah kamu memiliki masalah dengan dosenmu lagi? Apakah kamu dimarahi lagi? Karena perkerjaanmu tidak bisa selesai tepat pada waktunya? Bisakah kamu menceritakannya padaku? Mungkin aku bisa membantumu..” Tanyaku dengan suara lembut.
“Pekerjaanku tidak pernah berakhir dan terus bertambah. Apakah kamu tahu itu? Kamu hanya sibuk bekerja! Apakah aku akan berhasil mengerjakan semua ini sampai selesai!”
Kali ini orang yang sudah tidak tidur selama berhari-hari berteriak keras di ruangan ini padaku dan napasnya mulai tengah-tengah. Dia menatap mataku seperti mengajak berperang. Aku yang melihatnya sedang emosi seperti ini hanya bisa menghembuskan napas pelan.
Aku hanya bisa menariknya ke dalam pelukkanku dan memeluknya dengan erat-erat. Aku tidak mempedulikan dirinya yang memberontak meminta di lepaskan.
“Aku mengerti perasanmu. Aku tidak akan mengganggumu lagi ketika kamu sedang bekerja mulai sekarang..” Kataku dengan nada tenang.
Setelah itu aku melepaskan pelukkanku dan segera berjalan keluar dari sarangnya itu dengan diam dan membiarkan Rain melakukan apa yang dia inginkan!
----
Ruang makan
“Hik.. P'Phayu.. Hik.. Maafkan aku! Hik.. Maaf..”
Saat ini aku baru saja makan dua sendok saat aku melihat Rain berlari dan memelukku dari belakang lalu meletakkan wajahnya di punggungku.
Aku mendengar dia menangis terisak-isak sehingga aku segera menghentikan makanku dan segera menarik dia untuk duduk di atas pangkuanku.
“Maafkan aku.. hik..hik..” Kata Rain.
Dia segera menjatuhkan dirinya di atas pangkuanku dengan santai dan menaruh wajahnya ke atas bahuku yang lebar dan aku mengusap punggungnya pelan.
“Jangan marah padaku..” Katanya lagi.
Pria yang tadi sedang emosi sudah menyadari kesalahannya dan suaranya masih terdengar bergetar, air matanya masih menetes dari matanya lalu jauh ke pipinya. Bibirnya yang tipis bergetar dan tangannya saat ini melingkari leherku seolah-olah sedang memohon.
“Aku tidak marah padamu, Rain..” Balasku.
“Aku benar-benar minta maaf.. Seharusnya aku tidak.. marah kepada P'Phayu. Aku tahu bahwa Phi hanya merasa khawatir padaku, tetapi aku.. benar-benar merasa sangat tertekan..”
Semakin Rain banyak berkata, maka dia semakin menangis terisak-isak.
Aku hanya tersenyum tipis melihatnya dan memeluk bocah keras kepala ini erat-erat. Aku tahu bahwa dia sedang mengalami hari-hari yang berat. Seburuk apapun dia bersikap padaku, aku tetap tidak bisa membencinya atau marah padanya.
Aku melihat Rain benar-benar menyesali perbuatannya itu. Semakin aku tidak merasa marah maka dia semakin menyesal dan terus menangis sampai terisak-isak dan badannya terasa bergetar semua.
Aku tahu bahwa sikap sabarnya benar-benar dalam tahap yang sedang rendah saat ini dan aku sudah tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu. Rain hanya terus menangis dan menangis seperti hal ini sudah dia tahan selama berminggu-minggu ini. Tidak lama dia mulai membuka mulutnya untuk bercerita padaku.
“Aku selalu tidak pernah dianggap cukup baik saat melakukan pekerjaan oleh Dosenku. Dosenku mencoba untuk membunuhku dengan memberikan begitu banyak pekerjaan padaku. Aku bahkan sempat bertanya pada diriku sendiri setiap harinya saat melihat dosenku di dalam kelas. Mengapa aku harus duduk dan terus bekerja sepanjang hari dan waktuku sementara orang lain dapat pergi bersama-sama dengan keluarga dan juga pacarnya? Mengapa aku harus tetap duduk dan mengerjakan semua tugas-tugas yang tiada habisnya dan membuatku hampir gila serta tidak pernah di hargai oleh dosenku itu! “ Kata Rain.
Dia mulai menceritakan semuanya sambil memeluk tubuhku dengan erat.
“Aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersama-sama dengan P'Phayu. Jadi aku berusaha untuk menyelesaikannya dengan cepat. Tetapi pekerjaanku itu tidak pernah selesai!” 😭
Rain mengatakan itu dengan nada kesal dan kemudian membenamkan wajahnya ke atas pundakku lagi. Dia benar-benar menginginkan menghabiskan waktunya bersama-sama denganku sampai dia hampir gila.
Kami berdua saat ini memang tinggal di dalam rumah yang sama, tetapi Rain merasa bahwa dia tidak bisa menghabiskan waktunya denganku atau berbicara denganku untuk waktu yang lama.
Dia hanya mencoba untuk cepat menyelesaikan semua pekerjaannya itu agar bisa memelukku dengan erat seperti ini. Tetapi dia malah melakukan sebaliknya dan menumpahkan rasa frustasinya kepadaku.
Saat aku mendengarkan dengan seksama dan melihat bawah matanya yang menghitam itu lalu matanya yang memerah itu, aku segera mengangkat tubuh Rain.
“Phi Phayu!” Teriak Rain karena dia merasa terkejut.
Saat ini aku menggendong tubuhnya dan segera naik ke lantai dua lagi. Dia terlihat panik dan mungkin berpikir bahwa aku menginginkan lebih dari sekedar pelukkan darinya. Bukan karena aku tidak ingin memakan dirinya karena aku sudah tidak memakannya selama tiga minggu belakangan ini.
Hanya tubuh kami saling menyentuh seperti ini saja sudah membuat tubuhku panas dan aku sangat ingin berbuat lebih padanya. Tetapi aku tidak bisa melakukannya karena aku tahu bahwa besok dia harus mengumpulkan pekerjaannya ini dan bila aku melakukannya maka dia tidak akan bisa melakukan apapun besok! 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
{✓} Love Strom - PhayuRain ( End )
FantasíaCerita ini bukan milikku.. Author: Khun Mame Orawan Title book: Love Strom Translator Indonesia Original by: Risicy ❤️ Tolong support pengarangnya ya..