Bab 9

690 32 0
                                    


Perkataan Tidak Sama Dengan Tindakkan


Kelas Rain

Rain Pov

“Aku tidak mau menerimanya..”

“Tetapi.. aku sudah menyelesaikannya tepat pada waktunya, Prof..”

Aku sekarang sedang berdiri di dalam ruangan guru di depan meja Professorku. Di tanganku memegang tugas yang sudah aku selesaikan tepat pada waktunya, tetapi karena aku ketiduran makanya aku tidak bisa datang tepat pada waktunya. 😔

Yeah karena aku tidak mungkin bisa sampai tepat waktu karena aku baru saja berangkat dari rumahku jam 8.15 dan tidak akan bisa sampai di Universitas jam 07.30. 🥺

Meskipun aku melajukan mobilku secepat yang aku bisa karena jalanan sedang tidak macet, tetapi aku tetap membutuhkan waktu untuk mencari tempat parkir. Saat aku berlari untuk menaiki gedung Fakultasku, jam sudah menunjukkan jam 09.00.

Sesampai aku di dalam ruangan Professorku, beliau sudah pergi mengajar di kelas lain. Saat aku sudah bisa mengambil napas lalu mengetuk pintu agar bisa masuk dan bertanya padanya apakah aku masih bisa menyerahkan tugasku sekarang.

Aku melihat Professorku memelototi aku dengan matanya yang galak dan mengatakan aku harus menemuinya di ruangannya setelah beliau selesai mengajar. 😣

Sekarang aku hanya bisa berdiri dan menundukkan kepalaku karena merasa sangat ketakutan. Ketika aku bersih keras bahwa aku sudah menyelesaikan tugasku dengan tepat waktu, Professorku kembali berkata..

“Ketika aku meminta kamu mengerjakannya, berapa banyak yang aku berikan padamu?”

“Satu minggu, Prof..”

Aku menjawab dengan nada suara yang rendah.

“Lalu jam berapa aku minta terakhir tugas itu dikumpulkan?”

“Jam 07.30..”

“Kamu benar. Oleh karena itu aku tidak mau menerima tugasmu..”

“Tetapi.. aku sudah menyelesaikannya tepat pada waktunya, Prof..” 😔

Aku masih berusaha untuk meyakinkan Professor itu dengan kata-kataku, meskipun harapan untuk dapat mengumpulkan tugas itu sudah memudar. Tetapi dalam hatiku, aku mengingat semua perkataan yang sudah aku pelajari selama hidupku agar Professorku mau mengasihani aku tetapi..

“Aku tidak peduli apakah kamu sudah menyelesaikannya dengan tepat waktu atau kamu sudah benar-benar melakukannya dengan baik. Kamu tetap harus mengumpulkannya sesuai dengan apa yang aku katakan dan tepat waktu..”

Professorku mengatakan hal itu dengan tegas. Beliau adalah orang yang tidak suka mahasiswanya terlambat dalam menyerahkan tugas meskipun kami sudah mengatakan bahwa sudah menyelesaikannya tepat waktu. Hal ini mungkin sudah sering terjadi setiap tahun dan aku pikir semua Professor tidak menyukai hal seperti ini juga. 😔

“Kamu jangan lupa bahwa semua teman sekelasmu juga memiliki waktu yang sama denganmu. Karena itu aku tidak akan mau menerima tugasmu itu. Kamu harus lebih belajar bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Jadi untuk apa aku memberikan nilai untuk tugasmu itu?”

Di dalam hatiku, aku berharap Professor ini tidak akan menurunkan seluruh nilaiku. Yeah jika dia ingin menurunkan nilainya setengah atau hanya memberikan nilai sedikit pada tugas ini, aku akan merasa baik-baik saja. Tetapi sekarang sudah sangat jelas.. bahwa Professorku tidak akan mau menerima tugas yang sudah aku kerjakan ini. 😣

“Prof.. Aku tahu kali ini adalah salahku. Tetapi bisakah sekali ini saja Prof menolongku…”

“Tanyakan saja kepada para seniormu apakah aku pernah memberikan mereka pengecualian? Jika aku melakukannya, berapa kali aku melakukannya?” Kata Professorku dengan nada tegas sebelum kembali melanjukan..

“Setiap orang memiliki jumlah waktu yang sama dan terserah kalian masing-masing bagaimana cara mengelolah waktu itu. Jika kalian tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik, maka kalian juga harus menerima hasil yang buruk. Ketika kalian sudah dalam dunia pekerjaan, tidak akan ada klien yang mau mendengar alasan apapun karena kamu terlambat menemuinya di sebabkan kamu terlambat bangun, jalanan yang macet, atau anjingmu mati. Kamu hanya perlu menyerahkan pekerjaanmu tepat pada waktunya..”

Professorku menang mungkin tidak menggunakan perkataan yang kasar tetapi makna yang dia katakan sangat menyentuh hatiku. 🥺

Sehingga air mataku mulai mengalir.

“Aku…”

“Bahkan jika kamu saat ini menangis sekalipun, aku tetap mengatakan kepadamu bahwa aku tidak akan mau menilai tugasmu itu..”

“Maafkan aku..”

Aku sebenarnya sama sekali tidak ingin menunjukkan kepada siapapun kelemahan diriku, tetapi aku baru pertama kalinya mengalami hal seperti ini di dalam kehidupanku. 😭

Aku saat ini hanya bisa menundukkan kepalaku dan menahan air mataku sehingga bahuku mulai bergetar. Hal itu menyebabkan Professorku berbicara dengan nada suara yang lebih lembut, tetapi beliau tetap memilih untuk berbicara langsung dengan jujur padaku.

Jika aku tidak bisa tahan dengan semua ini, bagaimana aku bisa hidup kedepannya?

“Aku akan mengatakan kepadamu hal ini sehingga kamu bisa memikirannya. Jika kamu sekarang sudah merasa sedih dan ingin menyerah, bagaimana kamu bisa terus bertahan untuk melakukan pekerjaanmu setelah kamu lulus? Atau bagaimana kamu bisa bertahan hidup pada dua, tiga, empat atau lima tahun lagi dengan gelarmu itu? Banyak seniormu yang sudah lulus dari sini dan mereka jauh harus menghadapi hal-hal yang jauh lebih sulit daripada yang kamu alami ini. Ambil tugasmu karena aku tidak akan menilainya..”

Ketika Professorku mengatakan hal seperti itu, aku hanya bisa mengangkat tangaku untuk mengambil pekerjaanku dan segera memberikan hormat padanya lalu meninggalkan ruanganya.

Aku berjalan dengan bahu yang terkulai, wajah yang terlihat pucat dan bibirku yang bergetar serta mataku yang terlihat basah karena merasa menyesal. Aku masih berusaha menahan agar air mataku tidak mengalir keluar. Aku hanya bisa menelan ludah dan meninggalkan ruangan itu dengan membawa tugas yang sangat sulit yang sudah aku selesiakan, tetapi Professorku sama sekali tidak mau melihatnya. 😖

Aku tahu bahwa semua ini adalah kesalahanku. Jadi yang satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah menyesal.

---

Depan Ruang Dosen

Sky Pov

“Rain.. Apa yang Professor itu katakan padamu?”

Aku menunggu Rain di depan ruang dosen dengan perasaan cemas, meskipun aku tahu jawabnnya saat aku melihat wajah sahabatku. Tetapi aku tetap bertanya dengan penuh harapan.

Tetapi Rain hanya menggelengkan kepalanya dengan terpaksa dan menolak untuk mengatakan sepatah katapun padaku.

“…”

“Baiklah.. Tidak apa-apa. Lain kali kamu pasti bisa melakukannya dengan lebih baik lagi..”

{✓} Love Strom - PhayuRain ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang