Orang tua

972 102 5
                                    

•••

Suara pintu terbuka terdengar, disusul langkah kaki yang samar, terlihat [Nama] baru pulang kerja dengan tas miliknya yang ia seret begitu saja di lantai, berjalan menuju kamar miliknya dan langsung merebahkan diri ke sofa dan menaruh tas nya disembarang tempat.

"Tidak biasanya kau pulang malam."

Mendengar suara itu membuat kepala [Nama] yang terkubur di sofa perlahan berbalik untuk mendapati Scara yang duduk di kasur sambil menatapnya.

"Um...aku hampir lembur, untungnya ada temenku yang membantu." [Nama] menguap sejenak dan mengubah posisi menjadi duduk "Kenapa belum tidur?"

"Apa makanan yang kau suka?"

[Nama] yang tadinya mengantuk jadi menatap Scara sepenuhnya saat mendengar pertanyaan anak itu. Ia menaruh tangan ke dagu dan mulai berpikir.

Sebelum kedatangan Scara, makanan yang paling sering ia makan tidak lain adalah mi instan, tapi bukan berarti itu menjadi makanan favoritnya, ia sengaja makan mi instan karena tidak bisa memasak dan tentunya tak baik untuk kesehatan.

[Nama] menurunkan tangannya dari dagu.

"Itu...apa ya namanya? Nasi dengan telur diatasnya."

"Maksudmu omelet?"

"Iya, aku lumayan suka omelet. Memangnya kenapa?" tanya [Nama] pada Scara, menatap anak itu penasaran.

"Tidak, cuma bertanya," gelengnya pelan.

[Nama] ber-hm ria sebagai balasan, ia kembali memikirkan bento yang Scara siapkan untuknya. Saat waktu istirahat, ia menggunakan waktu itu untuk memakan bekal yang Scara siapkan untuknya, [Nama] yang saat itu memang lapar jadi dibuat ngiler dan hendak menyantap bento itu.

Dan Keqing, tiba-tiba mengambil udang dibaluri tepung yang Scara buatkan untuk [Nama] dan langsung ia masukan ke mulutnya tanpa minta izin ke pemiliknya yang menatapnya dengan tatapan tak ikhlas.

"Oh iya, tentang bento itu. Terimakasih banyak ya, aku dan temanku menyukainya," senyum [Nama] tulus pada Scara yang membuang wajah bertingkah seolah informasi itu tak ada hubungannya dengannya.

Tentang Scara, mereka memang sudah tinggal selama 1 bulan tapi sampai saat ini belum ditahu tentang siapa orang tua dari anak yang diasuhnya ini.

"Ngomong-ngomong, kemana orangtua mu, Scara?"

[Nama] memperhatikan bagaimana pertanyaan nya membuat tubuh Scara tersentak samar. Ia melirik kesamping sejenak sambil menarik napas, menyadari topik ini yang mungkin saja sensitif untuk anak itu.

"Tidak perlu—"

"Dia tidak akan peduli!" sela Scara dengan nada yang meninggi.

[Nama] melebarkan matanya "...apa?"

"Dia...dia tidak akan peduli, aku tidak punya orang tua!" seru nya.

[Nama] menggigit bibirnya, ah...betapa tidak sukanya dia bila melihat Scara meneteskan air mata. Seolah ia ikut sedih jika Scara sedih.

Kalau tau begini jadinya, seharusnya [Nama] tak perlu bertanya jika memang akan menyakiti hati kecil Scara. Tapi karena perkataan Scara itu membuat [Nama] yakin bahwa Scara....ditelantarkan.

[Nama] menaruh kepalanya pada sandaran kursi dibelakang, menatap langit-langit dengan perasaan bergemuruh, ia harus menelan kenyataan pahit ini bulat-bulat.

Scaramouche and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang