Anak lain

746 82 17
                                    

•••

Setelah berpisah di stasiun kereta dengan Keqing, [Nama] pergi sembari berjalan dengan riang dengan sedikit melompat.

Dia senang karena percakapan nya dengan Scara saat anak itu tengah demam, yang membuatnya membeberkan apa yang ia rasakan dan itulah alasan mengapa [Nama] senang, karena ia diperbolehkan menganggap Scara sebagai anaknya!

Ia jadi memikirkan panggilan mana yang cocok untuknya karena selama ini Scara selalu memanggilnya dengan sebutan 'kau'.

"Ibu? Mama? Mami? Mom?"

Dia bingung sendiri, semua terdengar bagus.

Padahal [Nama] sendiri tahu kalau Scara tengah menghindarinya dimulai dari tadi pagi, mungkin anak itu merasa malu karena terang terangan mengeluarkan isi hatinya kala demam saat itu.

Dan juga, belum tentu Scara mau memanggilnya dengan sebutan ibu tapi [Nama] tetap senang dengan itu!

Bahkan sampai ditanya teman sekantor karena senyam senyum sendiri, teman temannya takut jika [Nama] kehabisan obatnya padahal bukan begitu karena [Nama] cuma sedang berbahagia!

Tapi tiba-tiba [Nama] terpikirkan sesuatu, ia menghentikan langkahnya.

"Gimana kalau...orang tua aslinya jadi dendam karena anaknya justru manggil saya ibu?"

Padahal belum dipanggil ibu tapi pikiran [Nama] sudah kemana mana.

Ia mengatupkan kedua tangannya didepan wajah seraya menggumamkan kata maaf berulang ulang kali karena merasa telah mencuri peran ortu dari Scara, ia takut kalau ortu kandung nya Scara marah dan mengirimkan san—

"Tapi—"

[Nama] berhenti menggumamkan kata maaf, ia kembali berjalan sambil terus berpikir.

"Harusnya salah ortu Scara juga kan? Menelantarkan anak kecil begitu saja. Jadi tak apa kalau aku jadi ortu nya Scara mulai sekarang!" ucapnya percaya diri.

[Nama] tidak sadar atau mungkin terlalu asyik dengan dunia sendiri, sebenarnya ia sejak tadi diperhatikan sepanjang perjalanan karena berbicara sendiri.

"?"

[Nama] menoleh, ini masih di stasiun dan ia melihat anak kecil yang tengah duduk sendirian dengan kaki tergantung di bangku taman. Ekspresi nya datar dengan pandangan ke bawah.

[Nama] melihat kesana kemari, mencari orang yang bersama anak kecil itu namun tidak ada satupun yang ia lihat, wajahnya memucat, ia merasa deja vu.

Dengan perlahan, ia mendekati anak itu dan duduk disamping nya.

"Halo...kamu sendirian?" [Nama] memulai percakapan meski ragu sambil menatap anak itu.

"..."

'Nggak bicara!'

Pikiran [Nama] lalu lalang, ia jadi berpikir anak ini bisu, kasihan sekali. Rasanya mau menangis.

"U-um...kalau kamu sendirian, mau ikut denganku? Kebetulan aku mau ke pasar."

Lebih baik begitu, daripada ditinggal sendirian begini, bisa saja ada orang asing berniat buruk padanya.

Scaramouche and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang